1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. METRO

Buku "Pancasalah" karya Laksamana Sukardi

Penulis : Ronin Alkaf

30 Agustus 2022 22:17

Kemampuan meningkatkan produktivitas manusia tersebut pada umumnya terbelenggu oleh ‘Lima Kesalahan".

Planet Merdeka - Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam luar biasa. Kaya akan sumber daya alam, tanahnya subur, potensi ekonomi lautnya besar dan cuaca sangat menunjang! Sebagai negara, Indonesia sudah merdeka selama 77 tahun.

Apa yang terjadi?, Ternyata Indonesia jauh tertinggal dibanding beberapa negara yang tidak memiliki sumberdaya alam, seperti Korea, Jepang, bahkan dengan Taiwan, Singapura, Thailand dan Vietnam!

"Dulu kita lebih maju dari Tiongkok. Sekarang jarak kemajuannya antara langit dan sumur," kata Menteri BUMN di era Presiden Megawati, Ir. Laksamana Sukardi.

Lebih lanjut Ia mengatakan, saat ini kita masih disejajarkan dengan Korea Selatan dan Taiwan. Sebagai sama-sama macan kecil. Kini kita disejajarkan dengan Vietnam, Kamboja, Bangladesh.

Sampai saat ini Indonesia belum mampu (atau tidak mampu) meningkatkan status ekonomi (kesejahteraan rakyat) menjadi negara berpenghasilan tinggi (sejahtera)? Perekonomiannya terjebak dalam pendapatan kelas menengah (Middle Income Trap).

Ternyata salah satu sebab yang mendasar adalah, Indonesia memiliki produktivitas sumber manusia yang jauh lebih rendah dari negara-negara tetangga tersebut.

Kemampuan meningkatkan produktivitas manusia tersebut pada umumnya terbelenggu oleh ‘Lima Kesalahan" atau "Pancasalah". Yaitu salah kaprah, salah lihat, salah asuh, salah tafsir, dan salah tata kelola.

Lima kesalahan itu dijabarkan oleh Laksamana Sukardi dalam bukunya yang berjudul "Pancasalah".

Ia mencontohkan salah kesalahan dalam negara ini, yakni Tata Kelola.

2 dari 3 halaman

Pentingnya membaca kembali preambule (pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.

Tata kelola sebuah negara harus baik. Sehingga kalau ada penyelewengan dalam pengelolaannya bisa dikembalikan ke tata kelola yang baik.

Kalau negara ini belum bisa maju harus dilihat tata kelolanya. Misalnya dalam hal demokrasi. Bagaimana bisa peraturan yang menyangkut partai, diputuskan sendiri oleh DPR yang dikendalikan oleh partai.

Politisi senior pendiri Partai Nasional Banteng Kemerdekaan, Eros Djarot mengingatkan pentingnya membaca kembali preambule (pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.

Hal itu diungkapkan oleh budayawan bernama asli Soegeng Rahardjo Djarot saat menjawab pertanyaan floor, terkait solusi sederhana dari sisi kebudayaan untuk memperbaiki kondisi negara yang sedang tidak baik-baik.

Diskusi menghadirkan para pembicara mantan Menteri BUMN, Laksamana Sukardi (penulis buku "Pancasalah"), Dahlan Iskan, akademisi Yudi Latif, dan Eros Djarot yang merangkap moderator.

Dalam kesempatan itu Dahlan Iskan menyoroti kenaikan harga BBM di dalam negeri yang berulangkali naik.

Melihat fenomena kenaikan harga BBM yang selalu berulang, Dahlan Iskan mengatakan sebaiknya negara mulai menggunakan enerji non BBM.

"Kita sudah harus manfaatkan enerji untuk mengganti pemakaian BBM. Salahsatunya mulai memakai kendaraan listrik," kata Dahlan yang juga menjadi Menteri BUMN di era pemerintahan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono.
3 dari 3 halaman

Sosok Laksamana Sukardi.

Buku "Pancasalah" diterbitkan oleh Oetoesan Indonesia relatif tipis dan mudah dibaca.

"Buku ini merupakan hasil pemikiran saya yang dirangkum dari studi literatur dan berbagai diskusi formal serta diskusi tidak formal (diskusi kelompok whatsapp). Pengalaman saya menekuni bidang ekonomi sebagai bankir profesional dan keterlibatan saya dalam gerakan reformasi 1998 di Indonesia serta tugas sebagai Menteri Kabinet Gotong Royong Republik Indonesia (1999-2004) yang bertanggung jawab dalam restrukturisasi ekonomi dan dunia usaha di Indonesia sangat memberikan kontribusi pemikiran yang saya tuangkan dalam buku ini," papar Laksamana.

Ir. Laksamana Sukardi (lahir 1 Oktober 1956) Ia meraih gelar sarjana pada tahun 1979 dari Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung. Sebelum menjadi politisi, ia adalah salah satu ekonom dan bankir milik Bank Lippo dan LippoGroup. [*Ron]
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : ronin-alkaf

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya