Digitalisasi Diharapkan Bisa Menekan 17 Persen Biaya Logistik di 2024
Penulis : OctaWilly
11 Desember 2022 04:25
Proses digitalisasi ini nantinya akan diterapkan di pelabuhan dan logistik lainnya.
Planet Merdeka - Pemerintah terus mendorong pemanfaatan teknologi dan inovasi pada banyak sektor penopang perekonomian, termasuk fasilitas penunjang transportasi.
Teknologi dan inovasi ini diharapkan dapat membentuk ekosistem digital di berbagai sektor.
Satu diantara banyaknya inovasi yang dihadirkan untuk mendukung akselerasi ekosistem digital di sektor logistik adalah dengan hadirnya Logee Port di pelabuhan.
Proses digitalisasi ini nantinya akan diterapkan di pelabuhan dan logistik lainnya, sehingga mampu beradaptasi terhadap transformasi di era disrupsi digital ini.
Direktur Digital Bisnis PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom), Muhammad Fajrin Rasyid mengatakan layanan ini merupakan upaya pihaknya dalam mengakselerasi ekosistem digital logistik.
Semua proses konvensional dipindahkan secara paperless, simplicity, and transparency, dengan tujuan mengurangi cost operational logistics PPJK.
"Saat ini, Logee Port telah terintegrasi dengan Terminal Peti kemas NPCT1 (New Priok Container Terminal One), TPK KOJA, National Logistic Ecosystem (NLE), dan yang terbaru yaitu JICT (PT Jakarta International Container Terminal)," kata Fajrin, dalam keterangannya, Jumat (09/12/2022).
Sebagai platform Bussiness to Bussiness (B2B), Logee Port menyediakan layanan pengurusan gate pass kontainer ekspor dan impor hingga pencarian armada secara digital ditambah fitur lengkap visibility dashboard hingga digital gate pass yang bisa didapatkan oleh driver.
Ekosistem digital ini, kata dia, sejalan dengan harapan pemerintah untuk menurunkan biaya logistik nasional yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 18 tahun 2020 Tentang Rencana Aksi Penataan Ekonomi Logistik Nasional.
Penggunaan Terminal Operating System (TOS).
Sementara biaya logistik di Indonesia mencapai 26 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), sedangkan rata-rata biaya logistik di negara-negara tetangga hanya 13 persen.Melalui perusahaan BUMN ini, pemerintah berharap dapat menekan biaya logistik hingga 17 persen dua tahun mendatang.
"Lewat digitalisasi, pemerintah berharap biaya logistik bisa ditekan hingga 17 persen pada 2024," jelas Fajrin.
Perlu diketahui, pengurusan gate pass di pelabuhan telah menjadi kegiatan operasional sehari-hari yang dilakukan Pemilik Barang atau Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK).
Pemanfaatan teknologi ini telah ditujukkan melalui penggunaan Terminal Operating System (TOS).
Kendati demikian, pemesanan truk untuk pengiriman kontainer saat ini masih cenderung sulit dan terkesan lama.
Hal itu karena pemilik barang harus menelepon satu per satu pemilik truk yang tersedia.
Terlebih, saat kontainer telah diangkut di dalam truk, pemilik barang tidak dapat memantau lokasi terkini truk tersebut.
Penggunaan Logee Port.
Direktur PT Adhika Maju Mandiri, Yosua Suryadhika mengakui bahwa industri logistik dan pelabuhan di Indonesia merupakan sektor bisnis yang memiliki banyak potensi, namun pada saat yang sama tampak 'begitu kompleks'.Kerumitan yang ia rasakan itu beberapa diantaranya adalah terkait proses pengiriman barang yang cenderung sulit, lama dan tidak transparan.
"Saya sebagai pelaku logistik khususnya ekspor dan impor barang, merasakan betul proses yang rumit dalam pengiriman kontainer. Pengurusan gate pass juga memerlukan effort, di mana masih harus membuka beberapa sistem billing Terminal Peti Kemas (TPK) yang berbeda, dan kalau ada masalah dokumen, masih harus datang ke TPK," kata Yosua.
Namun melalui Logee Port, kendala yang selama ini dihadapi pun dapat diatasi.
"Setelah menggunakan Logee Port sejak Agustus 2021, permasalahan ini bisa teratasi dan pengurusan gate pass serta pengiriman barang jadi lebih mudah dan cepat," jelas Yosua.
Head of Digital Vertical Ecosystem Logistic, Natal Iman Ginting, mengakui bahwa terintegrasinya Logee Port dengan terminal besar di Tanjung Priok dan JICT menjadi akselerasi terciptanya ekosistem digital di sektor pelabuhan dan logistik.
"Integrasi ekosistem logistik sangat penting untuk mencapai efisiensi di rantai pasok logistik itu sendiri," kata Natal. [*octa]
- Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
- Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : octawilly
KOMENTAR ANDA
Artikel Lainnya
-
Ibu Norma Risma Sumpahi Anaknya Susah Melahirkan karena Tak Ingin Pisah Rumah dengan Menantu
30 Desember 2022 10:15 -
Staff RS Syok Lihat Rekaman CCTV, Terima Pasien Sudah Meninggal
23 Desember 2022 08:43 -
Hanya Luka Tembak!, Ahli Forensik Pastikan Tidak Ada Penyiksaan
20 Desember 2022 13:58 -
Menguak Fakta Baru Rekaman CCTV, Kronologi Jelang Penembakan Brigadir J
1 Agustus 2022 09:51
Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.