1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. METRO

Diintip dan Direkam saat Mandi, Mahasiswi Cantik ini Laporkan Pacar Teman Asramanya

Penulis : Moana

22 April 2019 10:32

Seorang mahasiswi cantik mengalami pelecehan seksual

Planet Merdeka - Pelecehan seksual kembali dialami oleh kaum hawa. Kali ini hal tersebut dialami oleh seorang wanita cantik yang berstatus sebagai seorang mahasiswi.

Mahasiswi itupun melaporkan kejadian tersebut ke pihak kampus serta kepolisian. Namun, ia justru dibuat kecewa.

2 dari 9 halaman

Direkam saat sedang mandi

Seorang mahasiswi Universitas Nasional Singapura (NUS) menjadi korban kejahatan seksual setelah seseorang merekamnya ketika tengah mandi di kamar mandi di salah satu asrama Universitas.

Saat itu, korban sadar dirinya sedang direkam oleh seseorang ketika telah selesai mandi dan ingin mengambil handuknya.
3 dari 9 halaman

Identitas korban

Korban diketahui bernama Monica Baey (23). Monica mengatakan bahwa pada bulan November 2018 lalu, dirinya mandi saat larut malam di kamar mandi asramanya.

Namun, ketika hendak mengambil handuk, ia melihat ada sebuah ponsel yang mengintip dari bawah pintu.
4 dari 9 halaman

Pelaku melarikan diri

Sebelum akhirnya ia bereaksi setelah mengetahui hal tersebut, ponsel itu tiba-tiba sudah menghilang. Namun, Monica mendengar pelaku yang merekamnya itu berlari keluar dari kamar mandi tersebut.

Dan Monica pun kemudian bergegas dan berhasil memergoki pelaku yang ternyata adalah pacar salah satu temannya.
5 dari 9 halaman

Pelaku diminta menulis permintaan maaf

Mahasiswa tingkat 3 itupun mengaku bahwa dirinya merasa begitu frustasi karena pihak kampusnya tak memberikan sanksi lebih terhadap pelaku.

Mahasiswi Teknik Kimia itupun kemudian mengungkapkan rasa kecewa dan frustasinya melalui akun Instagramnya. Menurut Monica, pihak kampus telah meminta pelaku untuk menulis surat permintaan maaf kepadanya dan menjalani konseling wajib. Pelaku juga dilarang untuk memasuki Eusoff Hall dan diskors dari sekolah selama satu semester.
6 dari 9 halaman

Monica merasa kecewa

Monica juga telah melaporkan kejadian tersebut pada pihak kepolisian setempat. Namun, Monica merasa kasus ini harus ditindaklanjuti langsung melaporkannya ke polisi di hari itu juga. Monica juga memberi bukti berupa rekaman CCTV saat pelaku memasuki toilet untuk menemukan korban serta video dirinya yang direkam oleh pelaku.

Namun tindaklanjut polisi mengenai laporannya tentang kasus pelecehan itu membuat Monica kecewa. Meski telah memberi bukti kuat, pihak kepolisian ternyata hanya memberi peringatan bersyarat 12 bulan pada pelaku. Pihak kepolisian kemudian mengatakan bahwa Monica ingin memberi pelaku sebuah konsekuensi yang nyata, korban disarankan untuk melaporkan tindakan itu kepada pihak kampus.

7 dari 9 halaman

Surat permintaan maaf pelaku

Terkait hal itu, pihak kampus juga sudah mengirimkan sebuah email yang berisi surat permintaan maaf pelaku kepada Monica. Dalam surat tersebut, pelaku mengatakan bahwa dirinya sangat menyesal dan mengatakan melakukan hal itu karena dibawah pengaruh alkohol.

Monica pun kemudian menyoroti hal yang menurutnya 'menggelikan' dari surat pemintaan maaf itu. Monica menulis sebuah sindiran pada pelaku.

"Aku senang bahwa dengan merekamku saat mandi membuatmu mendapatkan pelajaran tak ternilai dan menjadikanmu orang yang lebih baik," tulisnya.

8 dari 9 halaman

Terjadi berulang kali

Monica pun kemudian mengatakan bahwa seorang staf NUS menjelaskan kepadanya bahwa penangguhan selama satu semester untuk mengintip sudah merupakan sebuah tindakan yang serius. Namun menurut Monica, itu hanya seperti sekadar 'memukul pergelangan tangan' lalu membiarkan pelaku bebas. Monica pun berujar bahwa tindakan tersebut sudah terjadi berulang kali.

"Polisi dan sekolah perlu berbuat lebih baik. Tindakan perlu diambil karena perekaman secara ilegal di toilet asrama telah terjadi berulang kali," tulisnya.
9 dari 9 halaman

Mengajak para korban lain untuk berbicara

Monica pun merasa kebingungan dengan sanksi yang diterima oleh pelaku yang dinilai sangat ringan. Monica juga ingin korban-korban lain untuk berbicara agar tindakan menyimpang seperti itu tak terjadi kembali.

Monica juga mengklaim bahwa kasus yang ia alami bukan pertama kalinya terjadi. Monica juga mengatakan bahwa sekarang saatnya untuk perubahan nyata sehingga tidak ada kejadian serupa.

"Banyak korban yang diam. Mereka membiarkannya tetap bergulir dan tidak menyelesaikan masalah ini. Pada titik ini, aku tahu jika aku tidak berbicara, aku merasa tidak ada keadilan datang kepadaku atau semua gadis lain yang pernah mengalami trauma serupa," ujarnya.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya