1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. METRO

Cerita Ibu Bayi Penderita HIV di Manado, Dikucilkan Hingga Tak Dianggap Suami

Penulis : Queen

6 Desember 2018 10:46

Tak dipedulikan suami

Planet Merdeka - Ibu bayi penderita HIV/AIDS yang dirawat di RSUP Prof dr RD Kandou Malalayang, Manado, Sulawesi Utara, Rabu (05/12/2018), mengaku sang suami tak mau lagi memerhatikan buah hati mereka. Ia tak mau lagi bertanggung jawab atas penyakit yang diderita anaknya.

2 dari 6 halaman

Bayi pengidap AIDS hanya ditemani ibu dan keluarga ibunya

Bayi berinisial MB itu sedang dijaga oleh ibundanya yang berinisial AD (32). Tampak tiga orang lainnya yang merupakan keluarga pihak AD.

"Mereka keluarga saya," ujar AD.
3 dari 6 halaman

Makan bayi ditanggung pihak rumah sakit

Makan untuk bayi diketahui ditanggung pihak rumah sakit. Sedangkan makan sang ibu, biasanya dibawakan pihak keluarganya dari Sangihe.
4 dari 6 halaman

Tanggapan sang ibu saat ditanya soal suaminya

Soal ketidakpedulian lagi suaminya, menurut AD menganggap itu tidak penting.
"Depe papa memang so nda mo datang. Tapi itu untuk apa, itu belakangan. Yang penting kesembuan anak dulu," ujar AD yang hanya mengenakan kaos merah dan celana pendek putih.
5 dari 6 halaman

Bantuan datang dari pihak keluarga dan para aktivis

AD mengaku, sang suami inisial AB (31), saat ini berada di Siau Timur Kabupaten Kepualauan Sitaro, Sulut. Sejauh ini, ia mendapat bantuan dari keluarganya dan Aktivis KPA Sulut, Jull Takaliuang.
6 dari 6 halaman

Unggahan salah satu aktivis KPA soal bayi pengidap HIV AIDS

Sebelumnya Jull turut memperjuangkan bayi ini untuk mendapatkan perawatan intensif. Hal itu diketahui dari akunnya di media sosial Facebook miliknya:

"MEMPERINGATI HARI AIDS SEDUNIA 1 DESEMBER 2018"

Perlindungan dan pemenuhan hak anak mutlak menjadi tanggung jawab semua pihak : Negara (pemerintah), semua stakeholder, masyarakat dan orang tua.. hal itu sudah tertuang dlm pasal pembuka pd UU No. 35 thn 2014 ttg Perlindungan Anak di Indonesia.
Sayangnya, amanat UU ini belum sepenuhnya mendapatkan perhatian dan serius dari pihak2 yg berkompeten yg paling bertanggungjawab utk menjalankannya.
Sejak bbrp waktu lalu, Lembaga Perlindungan Anak Sulut, kembali menemukan seorang bayi 8 bln (MB) yg terinfeksi HIV di sebuah desa di kabupaten Sangihe. Meskipun sudah sempat menjadi sorotan berita baik TV, online maupun media cetak di Sulut dan Nasional..tampaknya tak ada pihak yg tergerak hatinya utk menolong bayi ini. Sungguh sangat menyedihkan. Kehidupan kita dijaman ini nampaknya makin jauh dari rasa saling mempedulikan dan mengasihi satu dgn yg lain.
Hidup bersama Ibunya (AD) yg positif sbg ODHA (orang dengan HIV-AIDS), bayi MB seperti diisolasi oleh masyarakat di sekitarnya. Kehidupan mereka sgt memprihatinkan.
Ayah bayi MB, sesuai penuturan isterinya juga adalah ODHA tidak bersama mereka, dia berada di pulau yg lain menjadi penangkap ikan 'mangael' utk menafkahi isteri anaknya.
Dengan penghasilan secukupnya, dia mengirimkan biaya dgn wkt yg tdk menentu. Ia juga harus mencari uang utk membayar cicilan tagihan di RSUP Kandouw Malalayang sejak Mei 2018, dgn total tagihan Rp 6 jt karena pernah melarikan bayi MB utk dirawat, dan belum sempat mengurus BPJS. Sampai kini, masih ada tunggakan 2x cicilan (sekitar Rp 2 jt).
Mudah2an ada 'kebijakan' dari RSUP Kandou utk mringankan beban keluarga ini dan tdk menjadi ganjalan ketika bayi MB akan dirawat lagi..
Sekitar sebulan lalu, bayi MB pernah dirawat di RS Liun Kendage Tahuna dengan diagnosa infeksi paru2 dan juga berak darah.. jarang sekali keluarga mengunjungi mereka utk memberikan perhatian. Karena hanya seorang diri, ibunya memilih utk membawa pulang anaknya meski dalan kondisi yg sangat memprihatinkan. Di usia yg ke 8 bln kini berat bayi MB hanya 5 kg..
Tekanan bathin dan penderitaan yg dihadapi dihadapi AD, sangat menyedihkan.
Ketidakpahaman masyarakat ttg HIV/AIDS merupakan pangkal/hulu pengucilan terhadap para ODHA yg ada di kab. Kepl. Sangihe. Ketakutan berlebihan akan terjadi penularan penyakit ini menjadi momok yg menakutkan bagi masyarakat.
MB, bayi berusia 8 bulan asal Kabupaten Sangihe yang terinfeksi virus HIV menjalani perawatan intensif di ruang isolasi Irine E RSUP Kandou.
Bahkan utk ibadah2 di rumah, jemaat yg dtg tidak mau makan/minum kue yg disediakan.
'Hukuman Publik' ini tentu saja menjadi sayatan perih yg makin memperberat beban seseorang perempuan yg tidak bersalah (karena biasanya mereka terjangkit dari suaminya yg datang dari luar daerah)..sehingga berakibat pada tekanan psikis yg mempengaruhi makin menurunnya stamina kesehatannya.
Hal ini sangat nampak dari kesehatan Ibu AD.
Terkait penanganan secara holistik ttg penyakit HIV/AIDS oleh pemerintah khususnya Dinas Kesehatan, sy belum pernah mengetahuinya. Selain beberan data yg terekspose melalui media yakni sejak 2014 ada sekitar 73 orang penderita HIV/AIDS dan 23 sudah meninggal dunia. Miris..
Bayi usia 8 bulan berinisial MB di ruang Isolasi RSUP Prof dr RD Kandou Malalayang, Manado, Sulawesi Utara, Rabu (05/12/2018).
Memperingati Hari AIDS sedunia tanggal 1 Desember 2018, LPA Sulawesi Utara menggugah rasa kemanusiaan kita semua utk mempedulikan ODHA, yg hidup tertekan dan dikucilkan, yg juga melahirkan anak2 berpotensi besar tertular penyakit mematikan ini..
Hal ini tentu saja menjadi tamparan keras bagi Sulawesi Utara, di tengah banyak prestasi yg diraih, Kab. Kepl Sangihe membutuhkan dukungan sangat serius baik dari APBD Propinsi maupun APBN utk bidang-bidang vital seperti Kesehatan, Pendidikan dan Perlindungan
Perempuan dan Perlindungan Anak..
MB, bayi berusia 8 bulan asal Kabupaten Sangihe yang terinfeksi virus HIV menjalani perawatan intensif di ruang isolasi Irine E RSUP Kandou.
Bayi MB, yg akan tiba di RSUP Kandouw atas rujukan RS Liun Kendage Tahuna, hendaknya mampu membangunkan kita dari ketidaksadaran bahwa yg utama adalah pembangunan fisik (infrastruktur), sementara mutu manusianya hancur..!!
Semoga Peringatan Hari AIDS se-dunia besok, Sabtu, 1 Desember 2018, publik Sulut mau memberikan perhatian kepada Bayi MB dan Ibunya... semoga...
#berbuatbukanberjanji#"
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : queen

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya