1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. METRO

Fenomena Gaya Busana Cantik Tapi Tewaskan 3.000 Wanita

Penulis : Yuli Astutik

15 Juni 2021 00:31

Di dalam berbelanja, pakaian seperti apa yang akan Anda pilih? Anda PBBmungkin akan menjawab "pakaian yang bermerek" atau "pakaian yang nyaman dipakai."

Namun, bukan begitu konsep busana pada abad ke-19, geng. Mereka yang hidup di tahun 1800-an tidak mengenal pakaian yang mudah dipakai dan nyaman. Dilansir dari Jalan Tikus.

2 dari 8 halaman

Pasalnya, bagi orang-orang yang hidup di zaman itu, gaya busana berkaitan erat dengan harkat dan martabat. Dilansir dari Jalan tikus.

Oleh karena itu, tak heran jika peraturan yang ditetapkan pun amat ketat, bahkan sampai membatasi gerak pemakainya, termasuk para perempuan.

Padahal bagi beberapa perempuan, pakaian yang bertumpuk-tumpuk itu dapat mematikan.

3 dari 8 halaman

Rincian Busana
Bagian pertama dari busana perempuan pada masa itu ialah pakaian dalam yang berbentuk mirip celana panjang, terdiri dari 2 bagian terpisah yang disatukan dengan tali dan kancing.

Sementara itu, bagian tengahnya dibiarkan terbuka agar si pemakai bisa buang air.

Setelah memakai pakaian lengkap dan memakai korset yang ketat, maka tak mungkin bagi seorang perempuan untuk melepas dalamannya itu.

Pakaian dalam punya kalangan bangsawan umumnya terbuat dari kain sutra atau linen halus.

Untuk rakyat kelas menengah ke bawah, pakaian dalam itu berasal dari kain katun atau linen dengan kualitas yang lebih rendah.

Bagian kedua ialah stocking berbahan kain sutra yang diikatkan ke kaki sampai sedikit di atas atau di bawah lutut.

Untuk menghangatkan diri selama musim dingin, kain sutra biasanya diganti dengan stoking berbahan kain wol yang tentunya lebih hangat.

Tak ketinggalan pula chemise atau atasan dalam wanita (dress lingerie) yang berasal dari sutra atau katun halus yang dihiasi renda atau pita manis.

Selanjutnya, di bagian luarnya, dipakaikan korset dari bagian pinggang sampai ke bagian bawah payudara.

4 dari 8 halaman

Pakaian pagi dikenal sebagai pakaian rumahan dan lazimnya berbentuk lebih sederhana.

Lengannya panjang, garis leher tinggi dengan sedikit atau tanpa hiasan (trimming), dan ujungnya menyentuh lantai.

Selanjutnya busana jalan-jalan dibuat menggunakan lebih banyak bahan, tetapi sedikit lebih pendek untuk memudahkan pergerakan.

Sedangkan itu, gaun sore biasanya dirancang lebih mewah dengan garis leher yang lebih rendah.

Pelengkap busana paling populer saat itu ialah selendang yang dipakai baik pada siang maupun malam hari.

Kemewahan pakaian yang digunakan disesuaikan dengan status sosial tuan rumah yang mengundang.

5 dari 8 halaman

Gaun malam tentu saja lebih mewah, karena dibuat menggunakan bahan terbaik, seperti kain satin atau sutra dan cenderung memiliki siluet yang ramping.

Garis lehernya tinggi dan lengannya panjang, tetapi tidak dihias dengan berlebihan, untuk mencegah insiden yang tidak diinginkan di meja makan.

Berbicara tentang kemewahan, tidak ada yang mungkin mengalahkan gaun pesta.

Desainnya sangat khusus: garis leher jatuh, hampir tanpa lengan, dan kain mahal yang menjadikannya penampilan pemakainya menuai banyak pujian. Gaun ini sering dihiasi dengan batu permata.
6 dari 8 halaman

Crinoline

mode yang paling ekstrim di masa itu adalah pemakain crinoline yang merupakan rok besar dari anyaman yang menggantung dari pinggang dan ditutupi rok super besar.

Walaupun dapat membuat rok mengembang dengan sempurna, tetapi crinoline ternyata merupakan benda berbahaya. Pemakainya pun akan kesulitan untuk bergerak.

Crinoline yang berbentuk mirip kurung ayam bahkan ternyata bisat mengundang maut, lho. Setidaknya sudah ada 3.000 perempuan yang tewas karenanya.

Pada tahun 1858, seorang wanita di Boston berdiri terlalu dekat dengan perapian, menjadikan roknya terbakar. Cuma diperlukan beberapa menit untuk api itu membakar seluruh tubuhnya.

7 dari 8 halaman

Sedangkan itu, pada Februari 1863, Margaret Davey, seorang pelayan dapur berusia 14 tahun mengalami hal serupa. Ia meninggal akibat luka bakar yang dideritanya.

Selama 2 bulan saja, di Inggris, sudah ada 19 kematian yang dikaitkan dengan crinoline yang terbakar. Dilansir dari Jalan Tikus.

Di sisi lain, para perempuan yang menyaksikan peristiwa tragis itu juga tak dapat berbuat apa-apa, karena mereka pun takut rok mereka sendiri terbakar ketika menolong si korban.

Sementara itu, di Philadelphia, 9 balerina juga pernah terbunuh sebab busana yang dikenakan oleh salah satu dari mereka tersambar api lilin di Continental Theater.

8 dari 8 halaman

Perubahan


Usai melewati pertengahan abad ke-19, rentetan peristiwa mengenaskan yang terjadi hampir bersamaan itu menjadi momentum perubahan busana wanita ke arah yang lebih modern.

Perubahan itu dimulai dengan penemuan mesin jahit yang meningkatkan kecepatan dan kualitas jahitan.

Kemudian, dilanjutkan dengan penemuan pewarna sintetis yang membuat warna kain semakin beragam dan cantik.

Saat itu, crinoline tidak lagi populer. Bagian depan gaun di masa itu bahkan cenderung rata. Sementara, bagian belakang gaun tetap menggembung dengan pemasangan kerangka atau bustle.

tahun 1883, bustle merupakan perlengkapan mode yang harus dimiliki para perempuan. Kerangka itu membuat bokong mereka terlihat menonjol, sehingga tampak lebih menarik.

Gaya busana itu juga tak nyaman, karena para pemainnya jadi kesulitan untuk duduk di kursi.

Pada 1893, tren gembung di bagian belakang tubuh menyusut, sampai pada tahun 1890-an, bustle digantikan lipatan yang jatuh di bagian belakang rok.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : yuli-astutik

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya