Forum Nasional Jurnalis Indonesia (FNJI) gelar Diskusi Hadirkan Kasatgas Nusantara Polri, Berikut Pesannya!
Penulis : Official News
28 Desember 2018 10:31
Media sebagai Pilar Ke 4 demokrasi, memiliki tanggung jawab yang sama bersama TNI/Polri
Forum Nasional Jurnalis Indonesia (FNJI) menggelar diskusi publik akhir tahun dengan mengangkat tema 'evaluasi akhir tahun, Pemilu di tengah menguatnya politik identitas, rakyat untung apa buntung? di Cordela Hotel Senen Jakarta pusat, Kamis (27/12/2018).
Hadir dalam acara ini sebagai pembicara kunci (keynote speaker) Kepala Satuan tugas (Kasatgas) Nusantara Irjen Pol DR. Gatot Eddy Pramono, MSi. Selain itu tampak hadir DR. Agus Hari Hadi, ST MT (Akademisi) dan Alikin MSi (Pengamat Media/Praktisi digital)
Kasatgas Nusantara Irjen Pol DR. Gatot Eddy Pramono, MSi mengatakan, isu-isu yang sensitif seperti SARA (suku, agama, ras dan golongan) adalah isu yang paling harus di waspadai dalam perkembangan informasi sekarang ini sebagai salah satu inflementasi dari pemilu yang akan kita hadapi di tahun 2019 nanti.
Dimana masyarakat dihadapkan kepada situasi yang baru dengan ketika masuk kedalam tempat pemungutan suara (TPS) dengan memilih surat suara yang ada sebanyak 5 surat suara yakni DPRD II, DPRD I, DPR RI, DPD RI dan Presiden/Wakil Presiden.
Menurut Asrena Kapolri itu, Pemilu kita sekarang ini memiliki potensi kerawanan. Karena ada persaingan dalam internal partai antara caleg dalam parpol dan antar parpol. Para caleg akan mencari pendukung suaranya sebanyak mungkin boleh saja asal jangan menggunakan berita hoax, politik identitas, money politik, dan cara-cara yang keluar dari koridor, sebut Gatot.
Dia menambahkan, analisa kerawanan pemilu 2019 dimana pileg dan pilpres diselenggarakan serentak dengan parlementary threshold 4 persen maka parpol akan bersaing keras merebut suara dalam pileg dan Pilpres.
"Politik identitas, politisasi SARA, berita hoax, ujaran kebencian dengan pemanfaatan isu-isu yang dapat memecah belah, black campaign di gunakan dengan sangat masif di tahun politik ini maka untuk menangani semua itu di bentuklah Satgas Nusantara Polri sebagai 'cooling system' (pendingin) di tengah masyarakat", tegas Gatot.
Selain itu ujar Gatot, Indonesia memiliki 715 suku bangsa dimana 117 juta penduduk Indonesia memakai alat HP digital dan menggunakan internet maka potensi penyebaran berita- berita hoax sangat besar terjadi tanpa filter terutama di media sosial.
"Kita harus bersinergi dengan seluruh elemen semisal dengan organisasi-organisasi masyarakat, kepemudaan dan juga dengan media konvesional, media sosial yang ada agar terjalin kondisi yang kondusif dalam pemilu mendatang tanpa SARA, politik identitas, berita hoax dan ujaran kebencian," tutur Gatot.(ril/ad)
- Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
- Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : heritambora
KOMENTAR ANDA
Artikel Lainnya
-
Ibu Norma Risma Sumpahi Anaknya Susah Melahirkan karena Tak Ingin Pisah Rumah dengan Menantu
30 Desember 2022 10:15 -
Staff RS Syok Lihat Rekaman CCTV, Terima Pasien Sudah Meninggal
23 Desember 2022 08:43 -
Hanya Luka Tembak!, Ahli Forensik Pastikan Tidak Ada Penyiksaan
20 Desember 2022 13:58 -
Menguak Fakta Baru Rekaman CCTV, Kronologi Jelang Penembakan Brigadir J
1 Agustus 2022 09:51
Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.