Kasus Tsunami Banten dan Lampung Termasuk Kasus Langka di Dunia
Penulis : Ronz
24 Desember 2018 15:32
Tsunami kemungkinan besar diakibatkan longsoran sebagian tubuh gunung Anak Krakatau.
Planet Merdeka - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVBMG), Badan Geologi Kementerian ESDM dalam siaran persnya menyebut tsunami yang terjadi di Selat Sunda merupakan kasus spesial yang jarang terjadi di dunia.
Erupsi gunung Anak Krakatau memang sudah terjadi erupsi sejak Juni 2018. Hingga saat ini status gunung Anak Krakatau masih berstatus waspada.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi (PVBMG) Kementerian ESDM terkait tsunami di selat sunda, erupsi yang terjadi di gunung Anak Krakatau fluktuasi.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian ESDM juga menyebut penyebab tsunami di Selat Sunda kemungkinan besar diakibatkan longsoran sebagian tubuh dan material gunung Anak Krakatau.
Lewat siaran persnya, tsunami yang terjadi adalah kasus yang spesial.
"Tsunami yang terjadi adalah kasus yang spesial dan jarang terjadi di dunia, serta masih sangat sulit untuk memperkirakan kejadian partial collapse pada suatu gunung api," seperti dikutip dari siaran pers.
Badan Geologi masih berusaha memantau terkait tsunami yang diakibatkan longsoran gunung Anak Krakatau.
"Untuk itu, pemantauan tsunami di Selat Sunda baik dengan pemasangan peralatan pemantau maupun pemantauan visual dengan penginderaan jauh sangat diperlukan," dikutip dari siaran pers Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi.
Kepala Pusat Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo mengungkap jumlah korban dan kerusakan fisik akibat tsunami
Badan Geologi menyebut, hingga saat ini erupsi gunung Anak Krakatau masih berlangsung terus menerus.
Badan geologi mengimbau masyarakat di pesisir barat Banten dan pesisir selatan Lampung agar tetap waspada.
Terkait wilayah yang terdampak tsunami, Badan Geologi mengimbau masyarakat untuk tidak berkativitas di wilayah tersebut hingga kondisi memungkinkan.
Kepala Pusat Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo mengungkap jumlah korban dan kerusakan fisik akibat tsunami lewat Twiter-nya, @Sutopo_PN.
Korban akibat tsunami yang terjadi di Selat sunda hingga Senin (24/12/2018) pukul 07.00 tercatat 281 orang tewas, 1.016 orang luka-luka, 57 orang hilang, dan 11.687 orang mengungsi.
Sutopo juga mengungkap kerusakan akibat tsunami yakni 611 rumah rusak, 69 hotel-vila rusak, 60 toko rusak, dan 420 perahu rusak.
- Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
- Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : imron
KOMENTAR ANDA
Artikel Lainnya
-
Ibu Norma Risma Sumpahi Anaknya Susah Melahirkan karena Tak Ingin Pisah Rumah dengan Menantu
30 Desember 2022 10:15 -
Staff RS Syok Lihat Rekaman CCTV, Terima Pasien Sudah Meninggal
23 Desember 2022 08:43 -
Hanya Luka Tembak!, Ahli Forensik Pastikan Tidak Ada Penyiksaan
20 Desember 2022 13:58 -
Menguak Fakta Baru Rekaman CCTV, Kronologi Jelang Penembakan Brigadir J
1 Agustus 2022 09:51
Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.