Keluarga Tidak Mampu Bayar Tiket Pesawat, Jenazah Terpaksa Dipulangkan Ditandu Sejauh 60km
Penulis : Ronz
15 Februari 2019 14:44
Ditandu dari wilayah Bada menuju ke rumah duka di Desa Tedeboe, Rampi, Luwu Utara.
Planet Merdeka - Sebuah kisah menyedihkan datang dari salah satu daerah di pelosok Indonesia. Karena tidak memiliki biaya yang cukup, Jenazah seseorang terpaksa harus ditandu berjalan kaki sejauh 60km.
Karena keterbatasan biaya yang dimiliki salah satu keluarga di Luwu Utara, Jenazah salah satu anggota keluarganya terpaksa di tandu berjalan kaki sejauh 60km. Pihak keluarga diketahui tergolong tak mampu untuk memabayar ongkos pesawat.
Pihak keluaraga akhirnya memutuskan bahwa Jenazah harus ditandu dari wilayah Bada menuju ke rumah duka di Desa Tedeboe, Rampi, Luwu Utara.
Video
Jarak sejauh 60 kilometer pun harus ditempuh dengan berjalan kaki, karena daerahnya terpencil sehingga tidak bisa dilalui ambulans.
Jenazah seorang bernama Ranti Tahta itu sebenarnya bisa dibawa dengan pesawat perintis. Tapi karena keluarga tak sanggup membayar uang sewa pesawat yang mencapai puluhan juta rupiah membuat mereka harus menandunya.
Dengan peralatan sederhana, pihak keluarga dan warga menandu jenazah ke rumah duka. Mereka pun harus melewati hutan belantara dengan jalan seadanya dan berlumpur.
Almarhum Ranti sendiri sempat dirawat di Rumah Sakit Andi Djemma Masamba, Luwu Utara. Tapi ambulans itu tidak bisa mengantar jenazah sampai ke rumah duka karena tidak ada akses jalan yang memadai.
Salah seorang warga mengatakan bahwa estimasi waktu perjalanan mereka membawa jenazah adalah 14 jam. Kecamatan Rampi sendiri merupakan daerah terpencil dan terjauh di Luwu Utara. Wilayah tersebut tidak bisa diakses menggunakan mobil. Warga pun hanya mengendalikan sepeda motor dengan melewatu sela bebatuan tebing dan juga lumpur.
- Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
- Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : imron
KOMENTAR ANDA
Artikel Lainnya
-
Ibu Norma Risma Sumpahi Anaknya Susah Melahirkan karena Tak Ingin Pisah Rumah dengan Menantu
30 Desember 2022 10:15 -
Staff RS Syok Lihat Rekaman CCTV, Terima Pasien Sudah Meninggal
23 Desember 2022 08:43 -
Hanya Luka Tembak!, Ahli Forensik Pastikan Tidak Ada Penyiksaan
20 Desember 2022 13:58 -
Menguak Fakta Baru Rekaman CCTV, Kronologi Jelang Penembakan Brigadir J
1 Agustus 2022 09:51
Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.