Pria Lusuh dan Dianggap Gila Ini Ternyata Menyimpan Cerita Tragis yang Bikin Iba

Planet Merdeka - Selama ini, orang-orang tak mau mendekat pada pria berpakaian lusuh itu karena dianggap gila.

Padahal sebenarnya, ia memiliki keluarga tetapi tak ada yang mau merawat. Kisah pilu pria tua itu diceritakan oleh pemilik akun Facebook D'jenong pada Sabtu (18/2/2017). Ia juga mengunggah sebuah foto, yang menunjukkan penampilan lusuh pria tersebut.

Terlihat, pria itu hanya mengenakan celana pendek dan tak memakai kaos. Wajahnya juga menampakkan gurat kesedihan.

Seperti dikutip dari postingan D'jenong, selama ini orang-orang enggan mendekati pria itu karena dianggap gila. Namun ternyata, pria itu tidak mengalami gangguan jiwa.
Ia terpaksa hidup menggelandang karena anak dan saudaranya tidak ada yang mau merawat. Berikut postingan lengkap D'jenong.

"Setelah sekian lama, saya baru berani memposting ini. Tolong teman-teman yang lihat kakek ini ulurkan tangan kalian, walaupun hanya dengan sebungkus nasi. Ternyata selama ini kakek ini orang biasa bukan orang gila. Hanya karena penampilannya yang kayak gini sehingga ga ada yang berani mendekati.

Saat saya ngobrol dengannya, dia bercerita panjang lebar sambil nangis. Ternyata dia punya anak dan sodara, tapi ga ada yang mau ngurus. Tiap hari kakek ini ada di sekitar Situ Buled.

Bayangkan seandainya ini orangtua kalian atau sodara, apa kita ga ada belas kasihan sama sekali. Semoga kakek ini selalu diberi kesehatan, amien."

Postingan ini kemudian direspon oleh sejumlah netizen yang merasa iba. Mereka pun bertanya akan keberadaan pasti pria tersebut.

Pada netizen yang bertanya D'jenong mengatakan, selama ini pria tersebut hanya mengandalkan pemberian orang untuk makan.

Ia pun selalu melihat pria itu berada di daerah Situ Buleud. Hingga berita ini ditulis, Senin (20/2/2017), Tribunjogja.com belum berhasil mengkonfirmasi D'jenong untuk bertanya lebih lanjut soal pria itu.

Namun ketika ditelusuri, Situ Buleud merupakan salah satu daerah yang ada di Purwakarta, Jawa Barat. 
sumber