1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. SEJARAH

Akhirnya Terungkap Alasan Anak Jenderal Ahmad Yani Membisu Selama 4 Tahun

Penulis : Yuli Astutik

9 Oktober 2021 20:23

Salah satu putra Jenderal Ahmad Yani, Irawan Sura Eddy pernah membisu selama empat tahun sesudah insiden penembakan Jenderal Ahmad Yani di rumah yang berada di Jalan Lembang Nomor D 58, Menteng, Jakarta Pusat

Rumah itu telah menjadi saksi bisu kekejaman dini hari atas kekejaman PKI  pada 1 Oktober 1965, pukul 04.35 WIB.

Seperti yang telah dikatakan Untung Mufreni Ahmad Yani, Eddy yang kala itu masih berusia 7 tahun ketakutan sebab dialah yang membangunkan Ahmad Yani smpai ditembak. 

Sesudah peristiwa itu, Eddy merasa amat bersalah karena merasa dialah yang menjadi penyebab pembunuhan terhadap Jenderal Ahmad Yani. Dilansir dari VIVA.

"Dia (Eddy) ini baru bicara empat tahun kemudian, baru dia bisa ngomong cerita apa yg dia lihat. Kalau sama kita dia cerita, tapi sama orang lain enggak bisa dia," kata Untung, seperti dikutip dari kanal YouTube VDVC talk, Kamis 7 Oktober 2021.

2 dari 4 halaman

Putra Jenderal Ahmad Yani ketika mengisahkan peristiwa penembakan saat G30S PKI.

Kata Eddy, bahwa dirinya ketakutan dan membisu karena ada pertanyaan dari salah satu wartawan yang meliput rekonstruksi kejadian di rumah mereka.

Pertanyaan wartawan tersebut lalu menyudutkan Eddy sampai tak dapat berbicara lagi.

"Itu ada trauma waktu setelah kejadian ada rekonstruksi. Pagi itu memang banyak sekali wartawan yang meliput reka ulang kejadiannya.

3 dari 4 halaman

Salah satu di antara mereka itu ada yang bilang begini, bagaimana perasaan adik waktu membangunkan bapak untuk ditembak? Itu bikin saya enggak enak selama itu," ujar Eddy menambahkan.

"Jadi pertanyaan seolah-seolah saya yang paling berdosa, karena membangunkan bapak untuk ditembak. Itu membuat saya enggak mau lagi bicara-bicara lagi seperti itu," sambungnya.
4 dari 4 halaman

Pertanyaan wartawan itu akhirnya menjadikan Eddy yang masih kecil ketakutan, bahkan mengalami trauma masa kecil yang panjang.

"Jadi beban gitu, karena waktu itu kita kan belum ada yang dewasa ya. Kecuali mbak Emy sama Yuli yang sudah agak dewasa, yang lainnya masih kecil," pungkasnya.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : yuli-astutik

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya