OLEH RETNO SAWITRI, WALIDA WANI, SAIBATUL ASLAMIAH, LILIS ANNISA. MAHASISWI INSTITUT AGAMA ISLAM DAAR AL-ULUUM ASAHAN KISARAN, PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM.
A. Pendahuluan
Ilmu filsafat selalu merumuskan tentang pertanyaan - pertanyaan kritis atas kemapanan jawaban yang sudah dipecahkan oleh ilmu pengetahuan. Pada zaman sekarang ilmu pendidikan tidak lagi bagiam dari filsafat, tetapi filosofi merupakan bagian ilmu pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil mencari tahu dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat menjadi dapat.
Para ahli hingga kini masih memperdebatkan defenisi pengetahuan, terutama karena rumusan pengetahuan oleh Plato yang menyatakan pengetahuan sebagai "kepercayaan sejati yang dibenarkan" ("justifield true believe"). Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu (Oktaviandry, 2012).
B. Pembahasan
Beranjak dari pengetahuan adalah kebenaran dan kebenaran adalah pengetahuan maka di dalam kehidupan manusia dapat memiliki pengetahuan dan kebenaran. Burhanuddin Salam mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia ada empat.Pertama, pengetahuan biasa, yakni pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan istilah common sense, sering diartikan dengan Good sense karena seseorang memiliki sesuatu dimana ia menerima secara baik. Semua orang menyebutnya sesuatu itu merah karena memang itu merah, benda itu panas karena memang dirasakan panas dan sebagainya.
Kedua, pengetahuan ilmu, yaitu ilmu sebagai terjemahan dari scienceyang pada prinsipnya merupakan usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan common sense, suatu pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti menggunakan berbagai metode. Ilmu dapat merupakan suatu metode berpikir secara objektif (objective thinking), tujuannya untuk menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia faktual. Pengetahuan yang diperoleh dengan ilmu, diperolehnya melalui observasi, eksperimen, dan klasifikasi. Analisis ilmu itu objektif dan menyampingkan unsur pribadi, pemikiran logika diutamakan, netral dalam arti tidak dipengaruhi oleh sesuatu yang bersifat kedirian karena dimulai dengan fakta.
Ketiga, pengetahuan filsafat, yakni pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu. Kalau ilmu hanya pada satu bidang pengetahuan yang sempit, filsafat membahas hal yang lebih luas dan mendalam. Filsafat biasanya memberikan pengetahuan yang reflektif dan kritis sehingga ilmu yang tadinya kaku dan cenderung tertutup menjadi longgar kembali Keempat, pengetahuan agama, yaitu pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat para utusan-Nya. Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluknya.
Pengetahuan biasa (common sense) pengetahuan yang digunakan terutama untuk kehidupan sehari – hari, tanpa mengetahui seluk beluk yang sedalam dalamnya dan seluas – luasnya. Seorang yang dulunya belum tahu tantang cara belajar sesuatu hal dan setelah melalui suatu proses seseorang tahu tentang sesuatu hal tersebut, maka orang tersebut disebut memiliki pengetahuan biasa. Dalam bahasa lain disebut sebagai pengetahuan yang dimiliki dengan kadar sekedar tahu. Memenuhi factor ketidaktahuannya.
Kelahiran filsafat Moore dilatarbelakangi oleh pemikiran filsafat Idealisme Bradley , Filsafat Bradley yang Hegelianistik dan pemikiran Immaterialisme Berkeley. Moore berusaha untuk mengembalikan tradisi pemikiran Realisme Inggris yang telah berkembang jauh sebelum Bradley. Filsafat Moore bertumpu pada Common Sense (pengetahuan biasa). Bahan penelitian adalah seluruh filsafat Inggris yang berbicara tentang Common Sense, baik yang mempengaruhi filsafat Moore maupun yang dipengaruhinya.
Metode Historis Faktual, metode ini digunakan untuk menelusuri alur pikir perkembangan makna Common Sense dalam filsafat Inggris.
Metode analisis-sintesis, metode ini digunakan untuk menemukan makna spesifik term Common Sense.
Metode Hermeneutik. metode ini digunakan agar proses memperantarai dan menyampaikan pesan yang termuat dalam realitas (objek) agar dapat dipahami secara jelas. Hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
secara historis konsep Common Sense telah digunakan oleh filsuf sebelum Moore. Para filsuf menggunakan Istilah Common Sense dengan term dan makna yang lain pula.
Secara analitis-sintetis, makna Common Sense menunjukkan perbedaan yang berarti antara satu filsuf dengan filsuf yang lain. Sebab mereka mengunakan pendekatan pemahaman yang berbeda.
Secara Hermeneutik, makna Common Sense dalam filsafat Moore adalah suatu kemampuan terpadu antara aktivitas indera dan aktivitas kesadaran yang menghasilkan suatu keyakinan untuk memahami objek secara langsung.
Common Sense merupakan satu kemampuan yang berupa keyakinan universal menghasilkan pengetahuan yang pasti tentang objek benda material. Objek dalam realitas berupa benda fisik. Epistemologi Common Sense adalah epistemologi spesifik Moore yang memisahkan peran subjek dan objek secara tegas. Subjek memperhatikan objek faktual melalui penginderaan secara langsung sehingga diperoleh data indera. Pemahaman secara langsung terhadap data-indera melibatkan aktivitas kesadaran. Hasil kegiatan itu berupa pengetahuan yang benar bahkan pasti benar. Di dalam sumbangan epistemologi Common Sense Moore bagi filsafat ilmu adalah data-indera tentang objek benda material fisik berguna sebagai pangkal tolak pembentukan suatu pengetahuan ilmiah, bahkan pengetahuan Common Sense melekat pada setiap tahap pemikiran ilmiah.
Harold H. Titus, mengemukakan beberapa ciri khusus daripada Common sense, yaitu:
Common sense cenderung menjadi biasa dan tetap, atau bersifat peniruan, serta pewarisan dari masa lampau (ingat folkways pada masyarakat tradisonal).
Common sense sering kabur atau samar dan memiliki arti ganda atau juga sering disebut ambigu.
Common sense merupakan suatu kebenaran atau kepercayaan yang tidak teruji, atau tidak pernah diuji kebenarannya.
Cara mengembangkan pengetahuan biasa menurut Mark Twain, antara lain yaitu :
Menantang asumsi,
Banyak sekali asumsi yang dbuat untuk dipertanyakan. Menggali sebuah asumsi lebih dalam dengan mencari fakta fakta kuat merupakan salah sati cara untuk melatih common sense kita.
Bertanya
Memberikan sebuah pertanyaan yang baik merupakan cara yang ampuh untuk mendapatkan informasi berharga yang dapat menghindarkan kita dari permasalahan yang kurang penting. Orang dengan common sense yang baik selalu banyak bertanya , karena itulah sumber common sense mereka.
Berfikir aktif
Cobalah untuk terus berfikir tentang konsekuensi yang akan terjadi dari setiap tindakan anda.
Belajar dari kesalahan
Cara baik lainnya untuk meningkatkan common sense anda adalah dengan membuat sebuah kesalahan, meminta maaf, lalu belajar dari kesalahan yang ada untuk menyelesaikan masalah.
Ubah pola pendekatan
Masalah yang ada dalam hidup kadang bisa diselesaikan dengan dengan cara yang sama. Namun ketika anda agal jangan terus memaksakan diri anda, cobalah pendekatan anda untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Amati orang lain
Perhatikan bagaimana orang dengan common sense yang baik bertingkah laku dan mengambil keputusan. Cobalah untuk meniru beberapa hal yang mereka lakukan sebegai referensi common sense anda.
Amati lingkungan
Setiap hal yang yang ada di alam memiliki makna tersendiri yang akan membuat anda semakin bijak dan bersyukur.
Pelajari cara sesuatu bekerja
Mengetahui bagaimana mesin bekerja akan memudahkan anda ketika barang tersebut rusak dan anda perlu membetulkannya. Atau bahkan dapat menjaganya agar tidak rusak.
Melatih timing
Ada pepatah mengatakan bahwa timing adalah segalanya. Kepitusan yang baik di waktu yang salah tidak akan pernah menjadi baik.
Tertawa
Hidup merupakan pncampuran antara humor san tragedy, namun jika anda terlalu focus pada bagian seriusnya anda kan melewatkan cukup banyak hal. Cobalah ujntuk tertawa terutama untuk diri anda sendiri.
C. Penutup
Common Sense merupakan satu kemampuan yang berupa keyakinan universal menghasilkan pengetahuan yang pasti tentang objek benda material. Objek dalam realitas berupa benda fisik. Pengetahuan biasa (common sense) pengetahuan yang digunakan terutama untuk kehidupan sehari – hari, tanpa mengetahui seluk beluk yang sedalam dalamnya dan seluas – luasnya.
REFERENSI
Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta
Abdullah, Assyari. 2008. Defenisi dan Jenis Jenis Pengetahuan.
Juhaya S Praja, Filsafat dan Metodologi Ilmu dalam Islam, Bandung Teraju, 2002.
waksena.2012. Jenis Pengetahuan. (diakses 16 september 2012)
The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, Yogyakarta: Liberty, 1997.
Anonim. 2011. Faktor Defenisi Pengetahuan Serta - Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan. (diakses pada 16 september 2012)
Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.