1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. SEJARAH

HAKIKAT FILSAFAT ILMU MANUSIA Oleh Himatul Khoiriah dan Tiara Nur Utami

Penulis : HIMATUL KHOIRIAH

27 Februari 2021 11:04

HAKIKAT FILSAFAT ILMU MANUSIA

Secara historis filsafat merupakan induk ilmu, karena filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat yang menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Filsafat ilmu berusaha menjelaskan masalah-masalah seperti apa, dan bagaimana suatu konsep dari pernyataan tersebut. Filsafat berguna bagi kehidupan manusia karena, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang belum terpecahkan.

Pengertian Filsafat Ilmu
Menurut beberapa ahli, salah satunya menurut Hasan (2001: 1) Kata Filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu “filsafat”. Philo artinya cinta sedangkan shopia artinya . Jadi, filosopia adalah orang-orang yang terus berusaha mewujudkan dan memiliki. Sedangkan menurut Welhendiri (2019: 9) pernyataan filosofi dapat didefenisikan sebagai refleksi rasional, kritis, dan radikal mengenai hal-hal mendasar dalam kehidupan. Yang dimaksud dengan refleksi rasional, berdasarkan akal dan penalaran. Ya, bahwa kebenaran kebenaran merupakan “seni bertanya”. Pertanyaan yang diajukan filsafat memiliki ciri khas yang mendalam atau radikal, sehingga pertanyaan tersebut diperdalam sampai ke akar-akarnya, pertanyaan pertanyaan yang menjadi pembeda antara filsafat dan ilmu pengetahuan. Pandangan filsuf muslim seperti Ibnu Rusyd Al-Kindi, menekankan bahwa filsafat merupakan ilmu pengetahuan otonom yang perlu dikaji oleh manusia kerena manusia dikarunia akal untuk berfikir. Tujuan seorang filsuf berfilsafat adalah mencari kebenaran, maka dalam praktiknya juga harus menyesuaikan diri dengan kebenaran.
Dapat diketahui bahwa Filsafat merupakan prinsip mencari kebenaran, dan berfikir secara rasional dan logis, mendalam dan bebas, sehingga dapat memanfaatkan untuk membantu menyelesaikan berbagai masalahatika kehidupan manusia.

Bagian struktur-struktur Ilmu
Menurut Jujun.Suriasumantri (2015: 5) menyebut bahwa tiap-tiap ilmu pengetahuan memiliki 3 komponen yang merupakan tiang penyangga tubuh yang sudah disusunnya. Komponen tersebut yaitu; 1) Komponen Ontologi, membahas tentang apa yang ingin kita ketahui, jauh kita ingin melihat ilmu tersebut. 2) Komponen Epistemologi, membahas proses secara mendalam yang terlihat dalam usaha kita untuk memperoleh pengetahuan. 3) Komponen Axiologi, membahas tentang tujuan dari ilmu pengetahuan itu sendiri.
Dengan dasar penyangga tersebut, ilmu pengetahuan membentuk sebuah kestrukturan dan ketersistematisan secara logis. Sehingga dapat dijadikan sebagai landasan ilmiah atas pengetahuan yang tersusun.

Objek Kajian Ilmu Filsafat
Menurut Islam terdapat dalam surah Al-An-aam 'ayat 57 dalam tafsir Ibn Katsir. Bahwa kunci yang gaib hanya diketahui Allah SWT, Bahkan Rasulullah sendiri pernah bersabda, tidak melihat hal gaib kecuali apa yang dikabarkannya melalui wahyu. Dalam pandangan islam (Islamic Worldview) terdapat dua alam yang terisi dalam Al-Qur'an yaitu alam metafisika (alam al-ghayb) dan alam fisik atau yang tampak (alam al-shadah). Alam metafisik atau alam absolut tersebut tidak dapat diketahui manusia kecuali kecuali karena Allah SWT. Oleh karena itu, ilm '  dan ma'rifah yang  berhubungan dengan ilmu yang sama, ilm dapat berupa praktek dan teori yang disebut dengan sains, sedangkan ma'rifah merupakan jenis ilmu yang mencapai pengalaman atau fakultas internal yang dibimbing oleh wahyu dalam mencapai kepuasaan (al-nafs al-mutma'inah) . Kedua jenis alam tersebut menyebabkan ada dua jenis objek ilmu (knowladge). Yaitu; ilmu tentang metafisik dan ilmu tentang alam fisik. Meskipun Al-Qur'an menyebutkan perbedaan antara alam metafisik dan fisik, namun tidak dapat melepaskan satu sama lain. Kerena tujuan untuk mempelajari alam fisik (viseble universe) adalah menunjukkan kepada ilmu tentang metafisik. Sedangkan  alam fisik dapat dirasakan secara langsung melalui akal.
Melalui penjelasan tersebut suatu tempat bahwa objek ilmu dalam Islam tidak semata-mata berkaitan dengan objek fisik atau yang tampak pada indra manusia. Oleh karena itu kebenaran ilmu atau hal-hal yang mengandung nilai ilmiah dalam islam tidak mencakup fakta empiris atau logika mata. Namun, juga kebenaran objek ilmu yang bersifat gaib menurut epistemologi Islam.
Sedangkan menurut ahli seperti Welhendri (2019: 21) Filsafat sebagai induk dari segala ilmu mempunyai objek kajian yang sangat universal dan luas, mencakup segala apa yang ada dan yang mungkin ada. Objek kajian formal merupakan metode yang digunakan untuk memahami objek objek, sedangkan objek kajian material merupakan segala hal yang dijadikan sasaran penyelidikan. Seperti Dalam ilmu sosiologi, objek kajian materialnya adalah manusia dengan konteks relasi sosial dan struktur sosial.
Filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan yang mencari kebenaran sampai kepada hakikatnya, berusaha menelaah ilmu secara filosofis dari sudut pandang ontologis, epistimologis maupun aksiologis. Adapun Objek kajian ilmu filsafat menurut islam yaitu ilmu tentang metafisik dan ilmu tentang alam fisik. bahwa objek ilmu dalam islam tidak mencakup fakta empiris atau logika mata. Dan dalam filosofi juga terdapat objek objek objek kajian yaitu objek kajian formal, yang berwujud fisik dan objek formal dari mana atau bahan itu dipandang.
Demikianlah, pembahasan tentang hakikat filsafat ilmu manusia, semoga dapat bermanfaat serta menambah wawasan. Mohon maaf jika ada kekurangan dalam penulisan. Trimah  kasih atas segala perhatian.
 
 

2 dari 2 halaman

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : himatul-khoiriah

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya