1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. SEJARAH

Mengenang Marsinah, aktivis buruh yang terbunuh 25 tahun lalu

Penulis : Cak Misdram

2 Mei 2018 10:12

Sejak awal bekerja sudah memiliki sikap kritis

Planet Merdeka - Setiap peringatan hari buruh atau May Day, nama salah satu sosok wanita kerap kembali mencuat. Salah satu buruh bernama Marsinah yang meninggal di usia muda karena usahanya dalam menuntut keadilan ini masih dikenang sebagai pahlawan bagi kaum buruh.

Dilansir dari Liputan6.com, Marsinah lahir di Nganjuk pada 10 April 1969. Tuntutan kehidupan membuatnya harus pergi ke ke kota lain yaitu tepatnya di Rungkut, Surabaya, untuk bekerja sebagai buruh di pabrik arloji PT Catur Putra Surya (CPS). Tak lama, Marsinah dipindah ke cabang CPS yang ada di Porong, konon katanya karena dia menuntut dibentuk serikat pekerja.

Tahun 1993, muncul Surat Edaran Gubernur Jatim No 50 Tahun 1992 yang meminta para pengusaha agar menaikkan gaji karyawan sebesar 20% dari gaji pokok. Sayangnya banyak perusahaan yang tak mematuhi, termasuk CPS. Marsinah dan teman-temannya pun menuntut upah mereka naik dari Rp 1700 menjadi Rp 2250 per hari.

Tanggal 3 Mei 1993, seluruh buruh PT CPS mogok kerja. Marsinah pun berangkat ke Kanwil Depnaker Surabaya untuk mencari data untuk Upah Minimum Regional. Keesokan harinya buruh mogok kerja tapi datang ke pabrik yang sudah dijaga satpam. Untungnya pihak perusahaan bersedia melakukan perundingan. Dari perdebatan itu pihak CPS bersedia menaikkan gaji.

Setelah berunding, 13 buruh dipanggil menghadap Pasi Intel Kodim 0816 Sidoarjo pada tanggal 5 Mei 1993, tidak termasuk Marsinah yang masuk pagi kala itu. Ternyata 13 burmembuatbikin suasana pabrik tak nyaman dan mereka pun terpaksa menerima.

Marsinah baru tahu nasib rekannya saat mendatangi kos temannya itu. Dia pun melakukan pembicaraan untuk melakukan protes keesokan harinya. Setelah itu, Marsinah pamit untuk mencari makan. Tapi setelah itu Marsinah tiba-tiba menghilang dan tak ada kabar sama sekali.

2 dari 2 halaman

Kasus kematian Marsinah menjadi sorotan publik

Minggu, 9 Mei 1993, ditemukan mayat penuh luka yang ternyata Marsinah di hutan jati Wilangan, Desa Wilangan, yang menghubungkan Nganjuk dan Madiun. Kabar ini membuat kaget buruh di PT CPS yang menganggap kematian Marsinah karena keberaniannya.

Kasus kematian Marsinah ini pun menjadi sorotan publik Tanah Air hingga pemerintah membentuk Tim Terpadu Bakorstanasda Jawa Timur pada bulan September 1993 untuk menyelidiki. Dalam hitungan hari tim ini menangkap sembilan petinggi dan karyawan PT CPS secara diam-diam.

Setelah mendekam berhari-hari di Polda dan menjalani persidangan mereka dihukum penjara, salah satunya ada yang divonis 17 tahun. Namun sejak awal banyak yang menduga kalau penangkapan ini banyak 'drama' dan dua tahun kemudian semua tersangka dibebaskan dari segla dakwaan setelah mengajukan permohonan banding bahkan kasasi.

Hingga saat ini, nama Marsinah masih terus dikenang tidak hanya oleh buruh namun juga oleh seluruh orang yang peduli dengan kemanusiaan. Semoga di masa mendatang tragedi yang dialami oleh Marsinah ini tidak terulang kembali.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : cak-misdram

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya