1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. SEJARAH

Muharram Bukanlah Bulan Sial, Banyak Makna dan Keutamaan di Bulan ini

Penulis : Yuli Astutik

9 Agustus 2021 16:08

Terdapat  persamaan antara kalender Jawa dengan Kalender Hijriyah. 

Bulan awal kalender Hijriyah yaitu Muharram lazimnya berbarengan dengan Bulan Sura (Suro)--bulan awal kalender Jawa. 

Walaupun  1 Suro dapat  jatuh di awal, tengah atau akhir Muharram.

Dalam sejarahnya, mulanya masyarakat Jawa Kuno sebenarnya memakai kalender Saka. 

Namun karena semakin banyak umat Islam di Jawa, pelan-pelan pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo (Sultan Agung)--Raja ke-3 Mataram--mengubah sistem kalender Saka ini, selanjutnya dimiripkan dengan kalender Hijriyah.

2 dari 3 halaman

Maka diadopsi lah kalender Hijriyah dengan sebagian penyesuaian. Penyesuaian itu di antaranya dijalankan dengan mengganti nama bulan.

Nama bulan kalender Saka yang memakai bahasa Sansekerta diubah menjadi nama yang mirip dengan kalender Hijriyah.

Maka jadilah nama bulan kalender Saka menjadi: Suro, Sapar, Mulud, Bakda Mulud, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rejeb, Ruwah, Poso, Sawal, Dulkangidah, Besar.

Nama bulan itu mirip dengan urutan kalender Hijriyah: Muharram, Safar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Syaban, Ramadhan, Syawal, Dzulkaidah, Dzulhijjah.

3 dari 3 halaman

Bulan Suro, bagi masyarakat Jawa mempunyai makna sendiri.

Ada banyak mitos tentang malam 1 Suro atau lazimnya jatuh pada 10 Muharram.

Misalnya; dilarang bepergian keluar rumah, tidak boleh pindah rumah, dilarang menggelar hajatan, dianjurkan lebih banyak diam (terlarang banyak bicara), terakhir Suro merupakan bulan di mana makhluk halus gentayangan. Dilansir dari SuaraJatim.id.

Lalu apakah sungguh demikian? Bagi umat Islam, ada baiknya mempercayai kalender Islam.

Ada banyak keutamaan dalam bulan ini seperti penjelasan nabi.

Apalagi, dalam Islam dianjurkan mensyukuri waktu.

Allah dalam hadits qudsi mengingatkan anak Adam agar memandang waktu sebagai makhluk dan tanda kuasa-Nya.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : yuli-astutik

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya