1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. SEJARAH

Perkembangan Tradisi Keilmuan

Penulis : Zalfaa Salsabila

8 April 2021 18:56

Perkembangan keilmuan Islam

1. Fondasi Dasar Tradisi Keilmuan
Dalam Ilmu pengetahuan lukisan peradaban Islam, ada yang menggambarkan dengan berbagai kultur kelahirannya yang tidak lepas dari ketiga tradisi yang ada. Di dalamnya, ada dari seni peradaban Islam yang berbeda dengan produk seni dalam makhluk hidup sebagai objek. Dengan ini, biasanya disertai dengan tulisan-tulisan sebagai pesan agar mereka yang dapat menikmati lukisan yang berupa nasihat.


Kaligrafi merupakan bagian yang penting dari kesenian. Keindahannya, satu garis yang berhubungan dengan yang lainnya mengekspresikan keindahan penuh kekaguman. Para ahli yang membuat kaligrafi juga mendapatkan sentuhan spiritual ketika menghasilkan karya seni tersebut. Dan begitu juga mereka yang menatap goresan tersebut dengan penuh kekaguman.

Berawal dari wahyu pertama yaitu “اقرأ” yang memiliki banyak arti, yaitu selain ayat Qauliyah, juga termasuk ayat Kauniyah yang berekslorasi ilmiah terhadap alam. Namun, seiring berkembangnya zaman, Symptom dikotomi ilmu ( agama dan umum) menjadi fondasi pendidikan saat ini. Hal tersebutlah, yang dapat menyebabkan sulitnya Outcaome pendidikan yang kaffah.


2. Symptom Dikotomi
Di dalam pendidikan Islam dapat dipahami sebagai pemindahan nilai-nilai ajaran Islam yang terdapat dalam teks agama sedangkan, ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu alam dianggap pengetahuan yang umum.
Ada sebuah ayat yang menjelaskan tentang akan pentingnya menuntut Ilmu pada Surat Al- Baqarah ayat 2: (269), berbunyi:
“Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat”.


3. Menumbuhkan Semangat Meneliti Ilmu
Suatu tradisi utama "al-rihla fi talab al-ilm" dapat penggambarkan mencari ilmu atau dalam istilah modern disebut spirit of inquiry merupakan bukti yang sedemikian, besarnya dengan rasa keingintahuan yang ada dikalangan para ulama. Dengan ini, para meneliti hilangnya semangat membaca dan meneliti yang dulu menjadi supermasi utama dunia pendidikan Islam pada zaman klasik dan pertengahan. Dengan adanya tradisi membaca, membangkitkan minat baca di sekolah-sekolah ( Indonesia) misalnya, pada saat ini pun menjadi ganjalan terutama para guru dan tenaga perpustakaan.
Yang didapatkan adalah logis dari lemahnya tradisi meneliti yaitu bahwa pemecah persoalan-persoalan baik dari politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan. Tidak didasarkan pada hasil penelitian, sebagai mana tradisi negara maju seperti negara Amerika Serikat dan Jepang, tetapi selalu didasarkan pada asumsi-asumsi yang tidak dapat di pertanggungjawabkan secara ilmiah.


4.Integrasi Ilmu-Ilmu Islam
Dapat memerlukan adanya landasan Filosofis pendidikan yang dapat sepenuhnya, berangkat dari cita-cita dalam Al-Quran tentang manusia. Serta perlunya kegiatan pendidikan dibumi yang dapat berorientasi ke langit. Dengan umat Islam yang mengalami kemunduran sekitar abad 13-20 M,dari pihak Barat memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah dipelajarinya dalam Islam, sehingga dapat mencapai masa renaissance. Sedangkan dengan ini, Ilmu Pengetahuan umum ( sains) berkembang pesat di Barat, ilmu Pengetahuan Islam juga mengalami kemunduran yang munculnya dikotomi antara dua bidang ilmu tersebut.


5.Reorientasi Metodologi dalam Islam
Metodologi adalah rangkaian dari dua kata (kata majemuk). Method dan logos. Method adalah cara dan logos adalah ilmu. Sehingga secara kebahasaan, metodologi adalah ilmu tentang cara-cara tertentu dalam melakukan suatu hal. Dalam Bahasa Arab, Metodologi ini disebut sebagai manhaj. Terambil dari kata nahaja, yanhaju, nahjan yang bermakna jalan yang jelas dan terang. Lembaga pendidikan Islam harus mampu berdialog dengan kebudayaan modern, sehingga tidak hanya menjadi objek dalam globalisasi.

 

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : zalfaa-salsabila

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya