1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. SEJARAH

Alasan Bung Karno selalu memakai peci miring

Penulis : Moana

27 Juli 2018 10:50

Bung Karno lahir di Surabaya pada tahun 1901 silam.

Planet Merdeka - Siapa yang tak mengenal sosok presiden pertama sekaligus Sang Proklamator Kemerdekaan Indonesia, Ir. Soekarno atau dikenal Bung Karno? Bung Karno lahir di Surabaya, 6 Juni 1901. Beliau dilahirkan dalam sebuah rumah yang sangat sederhana.

Ada sedikit kontroversi tentang kota kelahrian Bung Karno, ada yang mengatakan bahwa Blitar merupakan kota kelahiran Bung Karno. Namun, fakta itu terbantahkan oleh sejumlah data lain, yang menyatakan Putra Sang Fajar memang lahir di Surabaya. 

2 dari 4 halaman

Sejak remaja Bung Karno adalah sosok yang sangat kritis

Saat remaja Sukarno merupakan seorang yang sangat kritis. Saat memasuki usia remaja, Sukarno juga mendapatkan bimbingan langsung dari tokoh bangsa lainnya, yaitu HOS Cokroaminoto. Itu terjadi ketika Sukarno ngekos di rumah Cokroaminoto.

Selain Sukarno, di rumah Cokroaminoto sebenarnya juga ada beberapa orang lainnya yang pada kemudian hari menjadi tokoh berpengaruh di Indonesia. Di antaranya adalah Semaun, dan Kartosoewiryo. Di antara mereka yang terlihat paling menonjol adalah Sukarno.

3 dari 4 halaman

Selalu memakai peci miring

Beranjak dewasa Sukarno mulai sering mengenakan peci berwarna hitam. Alasan Sukarno mengenakan peci warna hitam karena dia ingin mengangkat identitas bangsa Indonesia.

Pernah melihat foto Presiden Soekarno dengan peci miring. Apa alasan Soekarno memakai peci miring? Jawaban itu dapat ditemukan di 'Ndalem Pojok' di Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri.

4 dari 4 halaman

Alasan memakai peci miring

Alasan Bung Karno selalu memakai topi miring itu ternyata untuk menutupi luka akibat jatuh dari pohon beringin. RM Soeharyono, keponakan RM Soemosewoyo, yang juga bapak angkat Bung Karno mengatakan Sukarno memang memiliki bekas luka.

Namun sayang, pohon beringin yang menjadi saksi jatuhnya Soekarno itu telah ambruk sekitar tahun 1970-an karena diterjang angin.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya