1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. SEJARAH

Walaupun Dikenal Anti Islam, Namun Sang Jenderal Minta Dimakamkan Secara Islam

Penulis : Yuli Astutik

12 Agustus 2021 17:54

Jenderal Benny Moerdani populer sebagai sebagai Jenderal Anti Islam.  Tuduhan ini mencuat tatkala pecahnya tragedi Tanjung Priok di tahun 1984.

Ratusan umat Islam meninggal akibat ditembaki aparat TNI. Panglima TNI saat itu dijabat Jenderal Benny Moerdani.

Anti agama muncul sebab Benny merupakan seorang beragama Katolik.

Benny diduga sebagai orang yang paling bertanggungjawab dalam pembantaian umat Islam di Tanjung Priok. Dilansir dari Suara.com.

2 dari 4 halaman

Dalam buku biografi Benny Moerdani yang berjudul "Benny Moerdani Profil Prajurit Negarawan" karya Julius Poor, Sang Jenderal mengelak tentang adanya motif agama di balik Peristiwa Tanjung Priok. Dilansir dari SuaraLampung.id.

Tudingan Benny sebagai anti Islam makin nampak dari beberapa kebijakannya di internal TNI. Di masa Benny menjadi Panglima TNI, perwira berlatar belakang santri sulit dapat jabatan.

Dikutip dari Buku "Menyaksikan 30 Tahun Pemerintahan Otoriter Soeharto" karya Salim Said, Benny membantah dirinya anti Islam.

Menurut Salim Said, saat ditanya terkait dirinya yang anti Islam, muka Benny Moerdani memerah. Benny terdiam cukup lama.

Melihat raut wajah Benny Moerdani, Salim mengaku ketakutan.

"Kok saya yang dituduh anti Islam. Soeharto itu yang anti Islam," tegas Benny Moerdani kepada Salim Said.

3 dari 4 halaman

Benny Moerdani Keturunan Islam

Benny mempunyai seorang sahabat beragama Islam. Dia adalah Adnan Ganto. Adnan Ganto ialah penasehat ekonomi Jenderal Benny Moerdani ketika menjadi Menteri Pertahanan.

Adnan adalah seorang muslim taat. Ini karena dia merupakan pria yang berdarah Aceh.

Di dalam buku berjudul "Keputusan Sulit Adnan Ganto", Adnan mengungkap fakta terkait Benny Moerdani.

Menurutnya, latar belakang keluarga Benny dekat dengan Islam. Ayah Benny ialah orang Jawa yang kemudian pindah ke Bima, NTB.

Ayah Benny adalah seorang guru agama Islam dan seorang haji. Agama Katolik Benny menurun dari ibunya yang tak lain merupakan keturunan Jerman.

4 dari 4 halaman

Di tahun 80 an, Benny mengajak Adnan ziarah ke makam orang tua Benny di Solo, Jawa Tengah.

Ketika berada di pusara ibunya, Benny memberi pesan mengejutkan ke Adnan. Benny meminta ketika kelak ia meninggal dikafankan dan dimandikan secara Islam.

“Nan, saya kasih tahu kamu ya, siapa tahu kamu lihat saya pada saat saya meninggal.

Tolong kamu atur, supaya saya dimandikan secara Islam. Dikafani,” ujar Benny dikutip dari buku "Keputusan Sulit Adnan Ganto".

“Bapak kan Jenderal bintang empat. Saya tinggal di Singapura,” jawab Adnan.

“Pokoknya kamu sampaikan pesanku,” desak Benny.

Sebulan kemudian, Adnan bertandang ke rumah Benny di Simprug, Jakarta Selatan. Disitu, Adnan meminta izin untuk menyampaikan pesan Benny saat ziarah ke istri Benny, Hartini.

“Pak boleh nggak, saya bicara yang pernah Pak Benny sampaikan di kuburan kepada Bu Tini?” ungkap Adnan.

“Boleh, Kenapa?” tanya balik Benny Moerdani.

“Kalau saya ngomong pas Bapak meninggal, enggak ada saksinya,” kata Adnan.

“Iya kamu ngomonglah,” Benny mempersilakan.

Adnan lalu menyampaikan pesan Benny yang minta dimakamkan secara Islam kepada Hartini.

“Terserah Benny lah,” jawab Hartini, istri Benny.

Benny kemudian menambahi pesannya.

“Kalau saya dikafani secara Islam, kamu baca Yasin, Kalau Tina ada, dia baca syahadat 25 kali,” pesan Benny.

Tina adalah Agustina, istri Adnan.

Detik-detik Wafatnya Benny Moerdani

Tiga hari sebelum Benny meninggal, Adnan memdapatkan telepon dari Ria, putri Benny. Ria meminta Adnan yang berada di New York untuk segera ke Jakarta mengingat ada pesan dari ayahnya ke Adnan.

“Papa dalam keadaan kritis om,” ujar Ria kepada Adnan.

Adnan dan istrinya tiba di Jakarta dua hari sebelum Benny meninggal.

Sampai di RSPAD, Adnan dan istrinya terus membaca Yasin dan syahadat di telinga Benny. Beberapa jam sebelum Benny meninggal, Wapres Try Sutrisno datang menjenguk.

Try Sutrisno terkejut menyaksikan Adnan dan istrinya membaca Yasin dan syahadat di kamar Benny dirawat.

Try Sutrisno lalu meminta izin ke istri Benny agar Tina tetap diperbolehkan membaca Yasin.

Hartini, memperbolehkan Tina membaca Yasin. Adnan dan Tina terus membacakan syahadat di telinga Benny hingga akhirnya Benny meninggal.

Sesaat Benny meninggal, datang Laksamana Widodo AS dan seorang pastor. Pastor yang melihat jenazah Benny sudah dikafani, meminta agar kain kafannya dibuka.

“Ini amanat,” ujar Hartini berusaha menjelaskan ke pastor.

“Oh ya? Dikafani?” tanya pastor.

“Dikafani dan dimandikan secara Islam,” tutur Hartini lagi.

“Bukan pakai celana dan jas ya?” tanya balik pastor.

Hartini terdiam. Widodo AS lalu mencoba membantu memberi penjelasan ke pastor.

“Pastor, ini permintaan beliau,” ujar Widodo AS.

Pastor itu tetap pada pendiriannya. Hartini pasrah.

“Adnan, ya sudahlah. Yang penting kita sudah mandikan secara Islam,” kata Hartini ke Adnan.

Akhirnya kain kafan yang sudah membalut tubuh Benny dilepas, diganti dengan pakaian dinas militer.

Jenazah Benny dimasukkan ke peti jenazah serta dimakamkan di TMP Kalibata secara Katolik, sesuai dengan agama di KTP Benny.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : yuli-astutik

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya