Hindari Kesalahan Sydney, Timnas Indonesia Bidik Kemenangan Atas Bahrain
Timnas Indonesia berupaya bangkit dari kekalahan telak melawan Australia dengan memperbaiki kesalahan dan meraih kemenangan atas Bahrain di Jakarta, demi menjaga asa lolos ke Piala Dunia 2026.

Timnas Indonesia akan menghadapi pertandingan melawan Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, pada Selasa (25/3) pukul 20.45 WIB. Pertandingan ini menjadi ajang pembuktian bagi timnas Indonesia dan pelatih Patrick Kluivert setelah kekalahan telak 1-5 dari Australia di Sydney. Kemenangan menjadi kunci untuk menjaga asa Garuda lolos ke Piala Dunia 2026. Pertandingan ini juga menjadi momentum bagi timnas untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan fatal yang terjadi di Sydney.
Kekalahan di Sydney disebabkan oleh sederet blunder yang dilakukan pemain Indonesia, mulai dari kecerobohan individu hingga kegagalan mengantisipasi situasi set-piece. Kegagalan penalti Kevin Diks juga menjadi titik balik yang memberikan kepercayaan diri lebih kepada tim Australia. Dua gol dari situasi tendangan sudut yang gagal diantisipasi pertahanan Indonesia menjadi bukti nyata kelemahan dalam duel bola udara. Selain itu, timnas Indonesia juga dinilai kurang efektif dalam menyerang, dengan banyaknya tembakan yang tidak tepat sasaran.
Setelah pertandingan melawan Australia, tim pelatih dan pemain melakukan evaluasi untuk memperbaiki kekurangan. Marselino Ferdinan, dalam jumpa pers, mengakui bahwa chemistry antar pemain masih perlu ditingkatkan. Mereka bertekad untuk memperbaiki kesalahan dan meraih kemenangan atas Bahrain. Patrick Kluivert pun mempertimbangkan rotasi pemain, salah satunya adalah kembalinya Rizky Ridho sebagai starter untuk berduet dengan Jay Idzes di lini belakang.
Membenahi Pertahanan dan Serangan
Kekalahan 1-5 dari Australia menyoroti kelemahan timnas Indonesia di sektor pertahanan dan serangan. Sofascore mencatat persentase keberhasilan duel udara Indonesia hanya 35 persen, jauh di bawah Australia yang mencapai 65 persen. Hal ini menunjukkan betapa buruknya antisipasi bola-bola udara oleh pemain Indonesia. Di sisi lain, efisiensi serangan juga menjadi masalah, dengan hanya dua tembakan tepat sasaran dari 11 percobaan. Penguasaan bola 60 persen tidak bermakna tanpa diimbangi dengan kreasi peluang gol yang efektif.
Untuk mengatasi masalah pertahanan, pelatih kemungkinan akan kembali memainkan duet Rizky Ridho dan Jay Idzes. Meskipun Hilgers dan Idzes memiliki kemampuan individu yang mumpuni, chemistry di antara Ridho dan Idzes dinilai lebih baik. Statistik menunjukkan bahwa duet Ridho-Idzes memberikan hasil yang lebih positif dibandingkan duet Idzes-Hilgers. Ridho sendiri menyerukan agar tidak ada perbandingan antar pemain, karena semua ingin memberikan yang terbaik untuk timnas.
Perbaikan di sektor serangan juga menjadi fokus utama. Timnas Indonesia perlu meningkatkan efektifitas tembakan dan kreasi peluang. Memasuki final third sebanyak 83 kali namun hanya membuat 17 sentuhan di kotak penalti menunjukkan inefisiensi dalam menembus pertahanan lawan. Para pemain harus lebih jeli dalam memanfaatkan peluang yang ada dan tidak terburu-buru dalam melakukan tembakan.
Opsi Perubahan dari Bangku Cadangan
Beberapa pemain cadangan memiliki potensi untuk memberikan perubahan signifikan bagi permainan timnas Indonesia. Pratama Arhan, yang absen melawan Australia, dapat memberikan solusi lewat lemparan ke dalam yang akurat dan berbahaya. Eliano Reijnders juga menunjukkan penampilan menjanjikan di babak kedua melawan Australia. Septian Bagaskara, dengan torehan tujuh gol di Liga 1, juga layak dipertimbangkan untuk mendapatkan kesempatan bermain.
Patrick Kluivert memiliki beberapa opsi untuk merombak susunan pemain dan taktik. Perubahan ini diharapkan dapat meningkatkan performa tim dan menghindari kesalahan-kesalahan yang terjadi di Sydney. Para pemain harus menunjukkan peningkatan performa dan kerja sama tim yang solid untuk meraih kemenangan atas Bahrain.
Kemenangan atas Bahrain sangat penting bagi Indonesia untuk menjaga asa lolos ke Piala Dunia 2026. Pertandingan ini menjadi ujian bagi timnas Indonesia untuk menunjukkan kemampuan dan mentalitas juara. Mereka harus belajar dari kesalahan di Sydney dan tampil lebih baik di Jakarta. Dengan evaluasi yang tepat dan kerja keras, Indonesia memiliki peluang untuk meraih kemenangan dan melanjutkan perjuangan di babak kualifikasi Piala Dunia.
"Mungkin kita tahu bahwa chemistry tidak bisa dibangun dalam satu atau dua hari... Kalau kita lihat pertandingan melawan Australia, banyak yang koreksi, tapi tujuannya bukan di situ. Jadi kita evaluasi hasil sebelumnya, dan kita akan mati-matian melawan Bahrain untuk mendapatkan tiga poin," kata Marselino Ferdinan.