LALIGA Perangi Rasisme: Kampanye Gencar di Tahun Keempat
LALIGA gencar melawan rasisme di edisi keempat kampanye LALIGA VS Racism, mengajak masyarakat berperan aktif menghapus diskriminasi di dalam dan luar lapangan.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? LALIGA, liga sepak bola Spanyol, meluncurkan kampanye LALIGA VS Racism untuk keempat kalinya pada 21 Maret 2024, bertepatan dengan Hari Internasional Penghapusan Diskriminasi Rasial. Kampanye ini bertujuan memberantas rasisme dalam sepak bola dan kehidupan sehari-hari di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Inisiatif ini digerakkan oleh keprihatinan LALIGA terhadap meningkatnya kasus rasisme di dunia sepak bola dan komitmen untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan beragam. Kampanye ini melibatkan berbagai kegiatan, termasuk Fun Football di Jakarta yang diikuti oleh jurnalis dari berbagai media.
Kampanye LALIGA VS Racism telah berlangsung selama empat tahun berturut-turut, menunjukkan komitmen yang kuat dari LALIGA dan EA SPORTS dalam memerangi rasisme. Tidak hanya kampanye, LALIGA juga menerapkan strategi hukum dan keamanan yang intensif untuk menghukum pelaku rasisme. Delegasi LALIGA di Indonesia, Almudena Gomez, menegaskan bahwa LALIGA tidak menoleransi rasisme dan bertujuan memberantas semua jenis kekerasan di dalam dan di luar stadion.
Kegiatan Fun Football di Jakarta yang diikuti 30 jurnalis dari berbagai media menjadi bukti nyata kampanye ini. Kegiatan ini menunjukkan bahwa perbedaan latar belakang, termasuk media, agama, dan status sosial, tidak menghalangi persatuan dalam melawan rasisme. Hal ini sejalan dengan visi LALIGA yang menekankan inklusi dan keberagaman. Para peserta menggunakan bola pertandingan resmi PUMA Orbit edisi khusus kampanye LALIGA VS Racism, semakin mengukuhkan komitmen bersama dalam memerangi rasisme.
LALIGA VS Racism: Langkah Konkret dan Dampak Hukum
Sejak musim 2015/2016, LALIGA aktif melaporkan semua kasus kekerasan dan pelecehan, termasuk rasisme, kepada Komisi Negara Anti kekerasan, rasisme, Xenofobia dan Intoleransi dalam Olahraga, dan Komite Kompetisi RFEF. Langkah ini telah menghasilkan beberapa putusan hukum penting di Spanyol, memberikan hukuman tegas kepada pelaku rasisme.
Salah satu kasus yang menjadi preseden hukum adalah hukuman terhadap tiga pelaku pelecehan rasial terhadap Vinicius Jr. pada Juni 2024. Mereka dijatuhi hukuman delapan bulan penjara, larangan stadion dua tahun, dan denda. Ini merupakan hukuman pertama di Spanyol terkait pelecehan rasial dalam sepak bola, menunjukkan keseriusan penegakan hukum terhadap tindakan rasisme.
Kasus lain yang menonjol adalah hukuman terhadap pelaku penghinaan rasial terhadap Vinicius Jr. dan Samuel Chukwueze pada September 2024, serta hukuman terhadap penggemar yang melecehkan Carlos Akapo pada Februari 2025. Hukuman-hukuman ini semakin memperkuat pesan bahwa rasisme tidak akan ditoleransi dan akan berdampak hukum yang serius.
Kerjasama dan Inovasi dalam Kampanye
Kampanye LALIGA VS Racism edisi keempat melanjutkan inisiatif sebelumnya, seperti Unity VS Racism, Together VS Racism, dan #1voiceVSRACISM. Kerjasama dengan EA Sports FC dan seniman urban SUSO33 juga menjadi bagian penting dari kampanye ini.
Karya seni SUSO33 yang berjudul 'Melting Pot of Cultures' menggambarkan bagaimana sepak bola dan seni urban dapat menjadi bahasa universal yang mendorong dialog dan rasa hormat antar budaya. Kolaborasi ini menunjukkan komitmen LALIGA untuk menggunakan berbagai platform untuk menyebarkan pesan anti-rasisme.
Melalui berbagai strategi, termasuk pelaporan, penegakan hukum, dan kolaborasi kreatif, LALIGA menunjukkan komitmen yang kuat dalam memerangi rasisme. Kampanye ini tidak hanya berfokus pada sepak bola, tetapi juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang bebas dari diskriminasi di semua aspek kehidupan.
Kampanye LALIGA VS Racism telah memberikan dampak positif yang signifikan, baik dalam hal penegakan hukum maupun kesadaran masyarakat. Dengan terus berinovasi dan berkolaborasi, LALIGA berharap dapat memberantas rasisme dan menciptakan dunia sepak bola yang lebih inklusif dan beragam.