Pelatih Bahrain Kecam Penonton Usai Lagu Kebangsaan Disoraki di GBK
Pelatih Bahrain, Dragan Talajic, mengecam aksi penonton Stadion Utama Gelora Bung Karno yang mencemooh lagu kebangsaan Bahrain saat pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Indonesia.

Jakarta, 26 Maret 2024 - Ketegangan mewarnai laga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia antara Indonesia dan Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta. Tak hanya di lapangan, insiden di luar pertandingan juga menjadi sorotan. Pelatih tim nasional Bahrain, Dragan Talajic, mengungkapkan kekecewaannya atas aksi sejumlah penonton yang mencemooh lagu kebangsaan negaranya sebelum pertandingan dimulai. Pertandingan yang dimenangkan Indonesia dengan skor tipis 1-0 ini menyisakan polemik terkait sikap suporter.
Insiden tersebut terjadi saat seremoni pra-pertandingan, di mana lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lagu kebangsaan Bahrain diputar secara bergantian. Namun, saat lagu kebangsaan Bahrain berkumandang, teriakan dan sorakan dari sebagian penonton GBK terdengar jelas, menunjukkan kurangnya penghormatan terhadap tim tamu. Hal ini kemudian menjadi perhatian utama pelatih Dragan Talajic.
Usai pertandingan, Talajic menyampaikan protesnya secara resmi pada sesi jumpa pers. Ia merasa tindakan tersebut tidak mencerminkan sportivitas dan kearifan suporter Indonesia. Pernyataan Talajic ini tentu menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana seharusnya suporter bersikap dalam sebuah pertandingan sepak bola internasional.
Kekecewaan Pelatih Bahrain dan Harapan Lolos Kualifikasi
Dalam jumpa pers, Dragan Talajic menyampaikan permohonan maaf atas detail yang kurang baik tersebut. “Sebelumnya saya meminta maaf untuk satu detail lainnya. Saya datang ke sini sebagai perwakilan dari Kerajaan Bahrain, Kerajaan Bahrain yang Indah. Saya meminta maaf, ketika lagu kebangsaan kami diputar, 65 ribu orang tidak menghormatinya. Jadi, saya meminta maaf. Saya tahu Indonesia jauh lebih baik daripada ini,” kata Talajic. Pernyataan ini menunjukkan betapa kecewanya pelatih asal Kroasia tersebut atas perilaku sebagian penonton.
Meskipun kecewa dengan kekalahan timnya, Talajic tetap optimistis Bahrain masih memiliki peluang untuk lolos ke putaran keempat kualifikasi Piala Dunia 2026. Ia mengakui kesalahan timnya dalam detail kecil yang berujung pada gol semata wayang Indonesia yang dicetak oleh Ole Romeny pada menit ke-24. “Hasilnya 1-0, dari sisi saya, saya sedikit kecewa. Saya kecewa dengan hasil ini karena saya pikir kami minimal bisa meraih hasil imbang. Lantaran satu kesalahan dari sisi kami, satu detail kecil, membuat mereka (Indonesia) mencetak satu gol. Setelah itu, momen berada di pihak mereka,” ujarnya.
Talajic menekankan bahwa persaingan di Grup C masih sangat ketat. Posisi ketiga dan keempat masih terbuka lebar. “Peringkat ketiga dan keempat masih terbuka. Indonesia berada di posisi yang sedikit lebih baik daripada kami. Namun, kalian harus memainkan satu laga melawan Jepang. Artinya, kans itu masih terbuka. Namun, kalian sekarang berada di posisi yang jauh lebih baik, satu tingkat lebih tinggi daripada kami,” tutur Talajic. Ia juga mengingatkan tentang kekuatan tim lain seperti Arab Saudi yang masih memiliki peluang untuk lolos.
Analisis Pertandingan dan Klasemen Sementara
Kekalahan ini membuat Bahrain tetap berada di posisi kelima klasemen sementara Grup C dengan enam poin, tertinggal enam poin dari Indonesia yang berada di posisi keempat. Meskipun demikian, peluang Bahrain untuk lolos ke putaran selanjutnya masih terbuka, tergantung pada hasil pertandingan selanjutnya. Pertandingan melawan Jepang akan menjadi penentu bagi Indonesia, sementara Bahrain masih harus berjuang keras untuk memperbaiki posisi.
Gol tunggal Indonesia yang dicetak oleh Ole Romeny menjadi pembeda dalam pertandingan ini. Kesalahan kecil yang dilakukan tim Bahrain dimanfaatkan dengan baik oleh timnas Indonesia. Pertandingan ini juga menyoroti pentingnya sportivitas dan respek antar tim, baik di dalam maupun di luar lapangan. Perilaku sebagian penonton GBK yang mencemooh lagu kebangsaan Bahrain menjadi catatan penting bagi penyelenggara dan suporter Indonesia ke depannya.
Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi seluruh pihak terkait untuk senantiasa menjunjung tinggi nilai sportivitas dan menghormati tim lawan. Sepak bola seharusnya menjadi ajang persatuan dan kebersamaan, bukan ajang untuk menunjukkan sikap yang tidak terpuji. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak agar kejadian serupa tidak terulang kembali.