BWF Akui Kesalahan Wasit di Piala Sudirman 2025, Respons Protes PBSI
Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) mengakui kesalahan wasit asal Hong Kong dalam pertandingan Piala Sudirman 2025 yang merugikan Indonesia, dan akan menindaklanjuti kasus ini.

Jakarta, 9 Mei 2025 - Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) akhirnya memberikan respons resmi terkait protes Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) mengenai keputusan wasit yang kontroversial pada Piala Sudirman 2025. BWF mengakui adanya kesalahan dalam pertandingan ganda campuran Indonesia, Rinov Rivaldy/Gloria Emanuelle Widjaja melawan pasangan Denmark, Jesper Toft/Amalie Magelund.
Keputusan kontroversial tersebut terjadi pada gim pertama di laga penentuan juara Grup D. Pada skor kritis 21-20 untuk Denmark, wasit asal Hong Kong, Victor Wong, menyatakan shuttlecock mengenai raket Rinov Rivaldy, meskipun tayangan ulang menunjukkan sebaliknya. Kesalahan ini berujung pada kemenangan Denmark di gim pertama dengan skor 22-20, meskipun Indonesia akhirnya berhasil memenangkan pertandingan dengan skor 4-1.
Pengakuan kesalahan ini disampaikan BWF melalui surat balasan kepada PBSI, yang sebelumnya telah mengajukan permintaan investigasi atas insiden tersebut. Meskipun BWF menyatakan wasit bertindak dengan iktikad baik, pengakuan kesalahan ini menjadi bukti keseriusan BWF dalam menangani kinerja para wasit dan ofisial teknis di turnamen bergengsi tersebut.
BWF Selidiki Kasus Wasit dan Janji Tindak Lanjut
Kepala Bidang Humas dan Media PP PBSI, Yuni Kartika, menyampaikan pernyataan resmi terkait respons BWF. "BWF mengakui kesalahan wasit asal Hong Kong saat menyatakan shuttlecock mengenai raket Rinov pada skor 21-22 yang menyebabkan kekalahan Indonesia di gim pertama," ujar Yuni dalam keterangan tertulis. Ia menambahkan bahwa BWF akan menyerahkan kasus ini ke panel perwasitan untuk menentukan langkah selanjutnya. Hal ini menunjukkan komitmen BWF untuk meningkatkan kualitas perwasitan di masa mendatang.
Meskipun BWF telah mengakui kesalahan, insiden ini tetap menjadi sorotan karena berdampak signifikan pada jalannya pertandingan. Kesalahan wasit tersebut tidak hanya merugikan Rinov/Gloria, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang standar perwasitan di turnamen sekelas Piala Sudirman. Kejadian ini diharapkan menjadi pelajaran berharga bagi BWF untuk meningkatkan pengawasan dan pelatihan wasit.
BWF menekankan keseriusan dalam menanggapi kinerja wasit dan ofisial teknis. Mereka berkomitmen untuk menindaklanjuti kasus ini secara transparan dan adil. Langkah selanjutnya yang akan diambil oleh panel perwasitan masih dinantikan oleh PBSI dan para penggemar bulu tangkis di seluruh dunia.
Dampak Insiden dan Harapan PBSI
Insiden ini terjadi di momen krusial pertandingan, berdampak langsung pada hasil akhir gim pertama. Meskipun Indonesia akhirnya menang atas Denmark dan lolos ke perempat final, kekalahan di semifinal melawan Korea Selatan dengan skor 2-3 menjadi pukulan bagi PBSI. Target untuk mencapai final Piala Sudirman 2025 pun gagal tercapai.
Meskipun hasil akhir Piala Sudirman 2025 kurang memuaskan, respons BWF atas protes PBSI menunjukkan adanya mekanisme penyelesaian masalah yang berjalan. Kejadian ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran berharga bagi BWF dan seluruh stakeholder bulu tangkis dunia untuk meningkatkan kualitas perwasitan dan memastikan kejujuran dalam setiap pertandingan.
Ke depannya, diharapkan BWF dapat meningkatkan sistem pengawasan dan pelatihan wasit agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Transparansi dan akuntabilitas dalam perwasitan sangat penting untuk menjaga sportivitas dan kepercayaan dalam dunia bulu tangkis.
Langkah Indonesia terhenti di semifinal, namun perjuangan atlet Indonesia tetap patut diapresiasi. Semoga kejadian ini menjadi motivasi untuk berlatih lebih giat dan meraih prestasi yang lebih baik di masa mendatang.