Gatot Dewabroto: Orang Indonesia Pertama yang Pimpin SEARADO
Gatot Dewabroto, Ketua Umum IADO, menjadi orang Indonesia pertama yang memimpin organisasi anti-doping Asia Tenggara (SEARADO), membuka peluang peningkatan kerja sama dan akses global dalam pemberantasan doping.

Jakarta, 25 April 2024 (ANTARA) - Dalam sebuah pencapaian monumental bagi Indonesia, Gatot Dewabroto, Ketua Umum IADO (Indonesia Anti-Doping Organization), telah terpilih sebagai pemimpin South East Asia Regional Anti-Doping Organization (SEARADO). Ini menandai sejarah baru, sebagai orang Indonesia pertama yang mengemban tanggung jawab penting tersebut. Pemilihan ini berlangsung dalam pertemuan sepuluh negara anggota SEARADO di Bangkok, Thailand, pada Jumat lalu.
Keterpilihan Gatot Dewabroto sebagai ketua umum SEARADO membawa angin segar bagi dunia anti-doping di Indonesia. Ia mengungkapkan rencana strategisnya untuk memperkuat kerja sama antar lembaga anti-doping nasional di Asia Tenggara dan seluruh dunia. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dalam memerangi penggunaan doping dalam olahraga.
Salah satu fokus utama Gatot adalah peningkatan kerja sama antar lembaga anti-doping nasional. Ia menyadari bahwa tantangan utama selama ini adalah ancaman sanksi dari WADA (World Anti-Doping Agency). Dengan kepemimpinannya yang baru, diharapkan kerja sama yang lebih erat dapat terjalin untuk mengatasi hambatan tersebut dan menciptakan lingkungan olahraga yang bersih dan sportif.
Misi Penting dan Program Kerja SEARADO di Bawah Kepemimpinan Gatot
Gatot Dewabroto telah merancang sejumlah program kerja yang komprehensif untuk memajukan SEARADO. Program-program tersebut akan mencakup berbagai aspek kerja sama antar lembaga anti-doping, baik di tingkat regional Asia Tenggara maupun global. Salah satu fokus utamanya adalah peningkatan kapasitas lembaga anti-doping nasional di setiap negara anggota.
Hal ini akan dicapai melalui program pelatihan yang dilakukan secara rutin setiap tahun. Dengan peningkatan kapasitas tersebut, diharapkan setiap lembaga dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan lebih efektif dan efisien dalam upaya pencegahan dan penindakan doping.
Selain itu, SEARADO di bawah kepemimpinan Gatot juga akan terus fokus pada pembentukan lembaga anti-doping nasional di Timor Leste, sebuah proyek yang telah berjalan sejak tahun 2024. Pembentukan lembaga ini akan semakin memperkuat jaringan anti-doping di kawasan Asia Tenggara.
Gatot juga menekankan pentingnya kolaborasi dan kerja sama internasional. Ia berharap dapat memperkuat hubungan dengan WADA, sebuah organisasi internasional yang berperan penting dalam menetapkan standar dan regulasi anti-doping global.
Akses yang Lebih Luas dan Dampak Positif bagi IADO
Keterpilihan Gatot sebagai ketua umum SEARADO memberikan dampak positif yang signifikan bagi IADO. Ia menjelaskan bahwa posisi ini akan membuka akses yang lebih luas bagi IADO untuk berinteraksi dan berkolaborasi dengan WADA.
“Jadi nanti kami mendapatkan kesempatan untuk akses lebih banyak, berinteraksi dengan WADA. Selama ini hubungan dengan WADA, kami bagus, ya,” ujar Gatot. Ia menambahkan, “Meskipun WADA pernah memberi sanksi pada Indonesia. Tapi dengan jabatan ini, akses kami lebih luas lagi. Dan itu tentu saja bermanfaat.”
Dengan akses yang lebih luas ini, IADO diharapkan dapat memperoleh dukungan dan sumber daya yang lebih besar untuk menjalankan program-program anti-dopingnya. Hal ini akan sangat membantu dalam upaya menciptakan lingkungan olahraga yang bersih dan bebas dari doping di Indonesia.
Kepemimpinan Gatot Dewabroto di SEARADO merupakan tonggak sejarah bagi Indonesia dalam dunia anti-doping. Komitmennya untuk meningkatkan kerja sama, kapasitas, dan akses global diharapkan akan membawa dampak positif yang signifikan bagi perkembangan olahraga bersih di Asia Tenggara dan dunia.