Menpora Dito Sebut ITF M15 dan M25 Bali Jadi Pemanasan SEA Games 2025, Ternyata Ini Alasannya!
Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo menyatakan turnamen tenis ITF M15 dan M25 Bali merupakan pemanasan penting menuju SEA Games 2025. Mengapa turnamen ini begitu krusial?

Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo menegaskan bahwa turnamen tenis internasional Amman Men’s World Tennis Championship, yang mencakup seri ITF M15 dan M25 Bali, menjadi ajang pemanasan krusial menjelang SEA Games 2025 di Thailand. Pernyataan ini disampaikan Menpora saat menyaksikan final ITF Men’s Futures M15 di lapangan tenis Bali Beach Country Club, ITDC, Nusa Dua, Bali, pada Minggu (3/8).
Turnamen yang berlangsung sejak 21 Juli hingga 8 September ini menawarkan kesempatan berharga bagi petenis Indonesia untuk mengasah kemampuan. Mereka dapat berhadapan langsung dengan atlet-atlet dari berbagai negara dengan peringkat dunia yang lebih tinggi. Kondisi ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan mental bertanding para petenis nasional.
Rangkaian turnamen ini terdiri dari dua seri Universal Tennis Rating Pro Tennis Tour (UTR PTT) dan lima seri International Tennis Federation World Tennis Tour (ITF WTT), dengan kategori M15 dan M25. Final ITF Men’s Futures M15 yang disaksikan Menpora Dito sendiri memiliki total hadiah sebesar 15.000 dolar AS, menunjukkan skala kompetisi yang signifikan.
Manfaat Kompetisi Internasional bagi Tenis Nasional
Menpora Dito Ariotedjo menekankan bahwa penyelenggaraan seri ITF M15 dan M25 Bali sangat bermanfaat bagi perkembangan tenis di Indonesia. Turnamen berstandar internasional ini memberikan platform unik bagi petenis lokal. Mereka dapat berinteraksi dan berkompetisi langsung dengan lawan-lawan yang memiliki peringkat lebih tinggi.
Menurut Menpora, kesempatan ini merupakan "nge-drill" atau latihan intensif yang sangat baik. Ini membantu petenis nasional untuk beradaptasi dengan gaya permainan dan tekanan kompetisi tingkat dunia. Pengalaman berharga ini diharapkan mampu mempercepat peningkatan performa dan strategi bertanding mereka.
Dalam final tunggal ITF Men’s Futures M15, petenis Inggris Max Basing berhasil meraih gelar juara setelah mengalahkan unggulan pertama asal Australia Matthew Dellavedova. Sementara itu, di sektor ganda, pasangan Indonesia Renaldi Aqila A Salim dan Gunawan Trismuwantara berhasil menjadi runner up. Mereka berhadapan dengan unggulan kedua asal Jepang Koki Matsuda/Issei Okamura.
Keikutsertaan dan pencapaian petenis Indonesia dalam turnamen ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki. Hal ini juga menjadi indikator bahwa mereka siap untuk menghadapi tantangan yang lebih besar di ajang seperti SEA Games.
Harapan Menpora untuk Masa Depan Tenis Indonesia
Menpora Dito Ariotedjo memiliki harapan besar terhadap konsistensi penyelenggaraan turnamen ITF di Indonesia. Dengan adanya arena pertandingan tenis berstandar internasional yang memadai, seperti di Bali, ia yakin akan lahir petenis-petenis nasional yang mampu bersaing di kancah global. Ketersediaan fasilitas kelas dunia menjadi fondasi penting.
Rutinitas turnamen ITF yang digelar secara berkelanjutan diharapkan dapat mengasah kemampuan para pemain lokal secara konsisten. Ini bukan hanya tentang satu atau dua turnamen, melainkan sebuah ekosistem kompetisi yang terus-menerus. Proses ini akan membentuk mental juara dan keterampilan teknis yang mumpuni.
Menpora meyakini bahwa dampak dari turnamen ini akan sangat signifikan untuk perkembangan atlet tenis Indonesia. Ini adalah investasi jangka panjang untuk mencetak generasi baru petenis yang tidak hanya berprestasi di tingkat regional, tetapi juga di panggung dunia. Fokusnya adalah menciptakan atlet-atlet berkelas internasional.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan pihak terkait, serta partisipasi aktif dari para petenis, impian untuk melihat atlet tenis Indonesia berjaya di level dunia semakin terbuka lebar. Turnamen seperti ITF M15 dan M25 Bali adalah langkah awal yang strategis dalam mewujudkan visi tersebut.