Menpora Dukung Rahmat dan Rizki Bersaing di Kelas Berbeda, Bidik Olimpiade 2028
Menpora Dito Ariotedjo mendukung strategi Rahmat Erwin Abdullah dan Rizki Juniansyah untuk bersaing di kelas angkat besi berbeda demi peluang emas di Olimpiade 2028.

Jakarta, 14 Mei 2024 - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Dito Ariotedjo, menyatakan dukungannya terhadap strategi baru atlet angkat besi Indonesia, Rahmat Erwin Abdullah dan Rizki Juniansyah. Kedua lifter andalan Indonesia ini akan berkompetisi di kelas yang berbeda, sebuah langkah strategis yang diyakini akan meningkatkan peluang mereka untuk tampil di Olimpiade 2028 mendatang. Keputusan ini diambil setelah keduanya menunjukkan performa gemilang di ajang yang berbeda.
Pernyataan dukungan Menpora tersebut disampaikan pada Rabu lalu di Jakarta, menanggapi hasil Kejuaraan Angkat Besi Asia 2025 di Jiangshan, China (9-15 Mei). Dalam kejuaraan tersebut, Rahmat, yang bertanding di kelas 73 kg, berhasil menyabet tiga medali emas sekaligus memecahkan rekor dunia clean & jerk atas namanya sendiri dengan angkatan 205 kg, melampaui rekor sebelumnya yang juga dipegangnya (204 kg). Sementara itu, Rizki, peraih medali emas Olimpiade Paris 2024 di kelas 73 kg, mencoba kelas baru 81 kg dan berhasil meraih dua perak dan satu perunggu.
Strategi ini diadopsi setelah pengalaman kurang menguntungkan di kualifikasi Olimpiade Paris 2024. Saat itu, Rahmat dan Rizki bersaing di kelas yang sama (73 kg) dalam Piala Dunia Angkat Besi di Thailand. Hanya Rizki yang berhasil mengamankan tiket Olimpiade Paris karena peraturan yang membatasi satu wakil per negara per nomor pertandingan. Rahmat, yang saat itu menempati peringkat ketiga, harus gigit jari.
Strategi Menuju Olimpiade 2028
Menpora Dito Ariotedjo menjelaskan bahwa keputusan untuk membagi kelas pertandingan antara Rahmat dan Rizki merupakan bagian dari strategi jangka panjang menuju Olimpiade Los Angeles 2028. Dengan berkompetisi di kelas berbeda, keduanya memiliki peluang yang lebih besar untuk meraih tiket Olimpiade. "Justru, itu (Rahmat dan Rizki bersaing pada kelas berbeda) adalah bagian dari strategi," tegas Menpora Dito.
Langkah ini diharapkan dapat memaksimalkan potensi kedua lifter. Dengan tidak bersaing di kelas yang sama, keduanya memiliki kesempatan yang lebih adil untuk menunjukkan kemampuan terbaik dan meraih prestasi maksimal. Hal ini juga akan meningkatkan peluang Indonesia untuk meraih lebih banyak medali di ajang Olimpiade mendatang.
Keputusan ini juga mempertimbangkan potensi dan kemampuan masing-masing atlet. Rahmat dan Rizki memiliki karakteristik dan kekuatan yang berbeda, sehingga berkompetisi di kelas yang sesuai dengan kemampuan masing-masing akan memberikan hasil yang lebih optimal. Dengan demikian, diharapkan kedua atlet dapat memberikan kontribusi maksimal bagi Indonesia di kancah internasional.
Harapan untuk Olimpiade 2028
Menpora menekankan pentingnya strategi ini untuk memastikan kedua lifter berpartisipasi di Olimpiade 2028. "Keduanya harus tidak (bersaing) di nomor yang sama agar dua-duanya (berpeluang) bisa ikut (Olimpiade 2028)," ujarnya. Harapannya, strategi ini akan membuahkan hasil yang positif dan membawa Indonesia meraih prestasi membanggakan di Olimpiade mendatang.
Langkah ini juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung perkembangan atlet angkat besi Indonesia. Dengan memberikan dukungan dan fasilitas yang memadai, diharapkan atlet-atlet Indonesia dapat terus meningkatkan prestasi dan mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.
Keberhasilan Rahmat dan Rizki di kejuaraan sebelumnya menjadi modal berharga dalam menghadapi persaingan di Olimpiade 2028. Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan strategi yang tepat, diharapkan keduanya dapat mencapai target dan mengharumkan nama Indonesia di panggung Olimpiade.
Dengan dukungan penuh dari Menpora dan strategi yang tepat, diharapkan kedua lifter andalan Indonesia ini dapat meraih prestasi terbaik di Olimpiade 2028 mendatang. Prestasi gemilang Rahmat dan Rizki di kejuaraan sebelumnya menjadi bukti nyata potensi mereka untuk mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.