Tangan Terluka, Rizki Juniansyah Raih 2 Perak dan 1 Perunggu di Kejuaraan Asia Angkat Besi
Meski dengan kondisi tangan terluka, lifter Indonesia Rizki Juniansyah berhasil meraih dua medali perak dan satu perunggu pada debutnya di kelas 81kg putra Kejuaraan Asia Angkat Besi 2025.

Lifter Indonesia, Rizki Juniansyah, menorehkan prestasi membanggakan di Kejuaraan Asia Angkat Besi 2025 di Jiangshan, China. Pada debutnya di kelas 81kg putra, Senin (12/5), ia berhasil meraih dua medali perak dan satu perunggu, meskipun harus bertanding dengan kondisi tangan terluka. Prestasi ini diraih dengan total angkatan 358kg, rinciannya 161kg di snatch dan 197kg di clean and jerk. Kejuaraan ini menjadi bukti kegigihan Rizki dalam menghadapi tantangan.
Kemenangan ini semakin istimewa karena Rizki harus berjuang melawan rasa sakit. "Dari start 190kg (clean and jerk) jempol tangan Rizki sudah terasa mau sobek kapalannya. Terus pada angkatan kedua, robek kapalannya di posisi kanan dan kiri," ungkap Pelatih Timnas Angkat Besi Triyatno. Meskipun demikian, semangat juang Rizki tidak padam dan ia tetap memberikan yang terbaik untuk Indonesia.
Kejuaraan Asia Angkat Besi 2025 menjadi ajang pembuktian bagi Rizki. Sebelumnya, ia berkompetisi di kelas 73kg dan meraih tiga medali perak. Kini, di kelas yang lebih berat, ia tetap mampu bersaing dengan lifter-lifter terbaik Asia dan mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Prestasi ini menunjukkan peningkatan kemampuan dan mentalitas juang Rizki yang luar biasa.
Perjuangan Rizki Juniansyah di Kelas 81kg Putra
Pada sesi snatch, Rizki menunjukkan penampilan yang konsisten dengan menyelesaikan tiga percobaan angkatan dengan mulus. Ia berhasil mengangkat 150kg, 156kg, dan akhirnya 161kg pada percobaan terakhir. Meskipun demikian, lifter tuan rumah, Luo Chongyang, berhasil unggul 1kg dan meraih medali emas. Atlet dari Korea Selatan, Hyeonho, menempati posisi ketiga dengan angkatan 157kg.
Tantangan sesungguhnya datang di sesi clean and jerk. Rizki memulai dengan angkatan 190kg, kemudian meningkatkannya menjadi 197kg pada percobaan kedua. Ia berhasil menyelesaikan angkatan tersebut meskipun merasakan nyeri yang semakin hebat di kedua tangannya. Namun, persaingan semakin ketat dengan lifter-lifter dari Uzbekistan, Kazakhstan, dan China yang mencatatkan angka yang lebih tinggi.
Pada percobaan ketiga, Rizki berupaya mengejar ketertinggalan dengan menambah beban menjadi 202kg. Sayangnya, cedera tangan yang semakin parah membuatnya gagal menahan beban tersebut. Meskipun demikian, angkatan 197kg tetap mengantarkannya pada medali perunggu di nomor clean and jerk. Medali emas clean and jerk diraih oleh Hyeonho dengan angkatan 200kg, sementara Luo Chongyang meraih perak dengan angkatan yang sama.
Secara keseluruhan, Luo Chongyang keluar sebagai juara dengan total angkatan 362kg, disusul Rizki dengan 358kg, dan Hyeonho dengan 357kg. Prestasi ini menjadi bukti kualitas dan kemampuan Rizki Juniansyah di kancah internasional.
Kontribusi Rizki pada Perolehan Medali Indonesia
Dua medali perak dan satu perunggu yang diraih Rizki Juniansyah menambah perolehan medali Indonesia di Kejuaraan Asia Angkat Besi 2025. Sebelumnya, Indonesia telah berhasil meraih tiga medali emas, satu perak, dan satu perunggu. Kontribusi Rizki ini semakin memperkuat posisi Indonesia dalam kejuaraan bergengsi tersebut.
Keberhasilan ini juga tidak terlepas dari prestasi gemilang Rahmat Erwin Abdullah di kelas 73kg putra yang menyumbangkan tiga medali emas dengan total angkatan 360kg, memecahkan rekor dunia miliknya sendiri di nomor clean and jerk (205kg). Sementara itu, Juliana Klarisa menyumbangkan satu perunggu di kelas 55kg putri pada sesi snatch.
Indonesia masih memiliki satu wakil yang akan bertanding, yaitu Indah Afriza di kelas 71kg putri pada Selasa (13/5). Harapan masih terbuka lebar bagi Indonesia untuk menambah perolehan medali di kejuaraan ini.
Penampilan Rizki Juniansyah di Kejuaraan Asia Angkat Besi 2025 menjadi inspirasi bagi para atlet muda Indonesia. Kegigihan dan semangat juangnya meskipun dalam kondisi terluka patut diacungi jempol. Prestasi ini juga menunjukkan potensi besar angkat besi Indonesia di kancah internasional.