1.250 Bibit Sapi Perah Australia Tiba di Indonesia, Dorong Produksi Susu Nasional
Kedatangan 1.250 bibit sapi perah dari Australia di Banyuwangi bertujuan meningkatkan produksi susu dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor.
Sebanyak 1.250 bibit sapi perah impor jenis Frisian Holstein (FH) telah tiba di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi, Jawa Timur pada 9 Maret 2024. Kedatangan sapi-sapi bunting dengan usia kehamilan 3-5 bulan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi susu segar nasional dan mengurangi ketergantungan impor. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian (Kementan), Agung Suganda, mengkonfirmasi hal tersebut dalam keterangan resmi di Jakarta.
Langkah impor sapi perah ini merupakan strategi jangka panjang pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan, khususnya dalam hal produk susu. "Penambahan sapi perah ini adalah langkah konkret untuk meningkatkan produksi susu nasional dan mendukung program pangan bergizi bagi masyarakat," ujar Agung Suganda. Kedatangan sapi-sapi ini diharapkan dapat meningkatkan populasi sapi perah berkualitas di Indonesia, sehingga mampu memenuhi kebutuhan susu dalam negeri yang terus meningkat.
Importasi ini juga sejalan dengan peta jalan pengembangan sapi perah nasional yang melibatkan kemitraan antara pemerintah dan sektor swasta. Dua perusahaan peternakan swasta, PT Bumi Rojokoyo Banyuwangi (menerima 550 ekor) dan PT Bumi Ki Ronggo Joyo Bondowoso (menerima 700 ekor), turut berkontribusi dalam importasi ini. Dengan tambahan ini, populasi sapi perah PT Bumi Rojokoyo Banyuwangi mencapai 2.500 ekor, dan PT Bumi Ki Ronggo Joyo Bondowoso mencapai 3.000 ekor.
Peningkatan Produksi Susu dan Ketahanan Pangan
Kedatangan 1.250 bibit sapi perah unggul ini diharapkan mampu meningkatkan produksi susu segar dalam negeri secara signifikan. Peningkatan pasokan susu segar akan sangat bermanfaat bagi industri pengolahan susu (IPS) dan mendukung keberlanjutan program Makan Bergizi Gratis (MBG) pemerintah. Kualitas susu yang dihasilkan juga diprediksi akan meningkat karena sapi-sapi tersebut merupakan bibit unggul dengan produktivitas tinggi.
Direktur Kesehatan Hewan Ditjen PKH Kementan, Imron Suandy, memastikan bahwa seluruh sapi perah impor telah melalui prosedur karantina dan pemeriksaan kesehatan yang ketat sebelum dan sesudah kedatangannya di Indonesia. Hal ini dilakukan untuk menjamin keamanan dan kesehatan ternak sebelum didistribusikan ke peternakan mitra. "Importasi sapi perah ini tidak berhenti di tahap ini. Pada Juni 2025 mendatang, importasi bibit sapi perah tahap ketiga akan kembali dilakukan dengan jumlah yang sama, yakni sebanyak 1.250 ekor," terang Imron Suandy.
Pemerintah optimis bahwa langkah-langkah ini akan terus mendukung peningkatan produksi susu nasional dan memperkuat industri peternakan dalam negeri. Kementan berkomitmen untuk terus mendorong penguatan subsektor peternakan dan kesehatan hewan guna mencapai swasembada susu, meningkatkan kesejahteraan peternak, dan memastikan ketersediaan susu segar berkualitas bagi masyarakat Indonesia. Importasi sapi perah ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam membangun ketahanan pangan nasional.
Prosedur Ketat dan Jaminan Kualitas
Proses impor sapi perah ini dilakukan dengan prosedur yang sangat ketat untuk memastikan kesehatan dan kualitas sapi. Sebelum keberangkatan dari Australia, sapi-sapi ini telah diperiksa kesehatannya secara menyeluruh. Setelah tiba di Indonesia, pemeriksaan kesehatan kembali dilakukan untuk memastikan tidak ada penyakit menular yang dapat membahayakan ternak lokal. Dengan demikian, pemerintah menjamin bahwa sapi-sapi ini aman dan sehat untuk dikembangbiakkan di Indonesia.
Pemeriksaan kesehatan yang ketat ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mencegah masuknya penyakit hewan menular ke Indonesia. Hal ini penting untuk menjaga kesehatan ternak lokal dan mencegah kerugian ekonomi yang dapat ditimbulkan oleh wabah penyakit. Dengan demikian, impor sapi perah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia tanpa menimbulkan risiko kesehatan.
Kementan juga memastikan bahwa seluruh proses impor dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini untuk memastikan bahwa impor sapi perah ini dilakukan secara transparan dan akuntabel. Dengan demikian, pemerintah berharap agar program impor sapi perah ini dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat Indonesia.
Dengan kedatangan 1.250 bibit sapi perah ini, Indonesia semakin mendekatkan diri pada target swasembada susu. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan produksi susu dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor. Hal ini akan berdampak positif bagi perekonomian nasional dan kesejahteraan peternak di Indonesia.