88 Gempa Guncang Maluku dalam Seminggu, BMKG Imbau Warga Tetap Waspada
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat 88 gempa bumi mengguncang Maluku dan sekitarnya dalam sepekan terakhir; BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan waspada.
Sebanyak 88 gempa bumi mengguncang wilayah Maluku dan sekitarnya dalam sepekan terakhir, tepatnya antara tanggal 14 hingga 20 Februari 2025. Hal ini diungkapkan oleh Kepala BMKG Stasiun Geofisika Kelas 1 Ambon, Djati Cipto Kuncoro, di Ambon pada Jumat lalu. Gempa-gempa tersebut sebagian besar terpusat di Pulau Seram bagian timur dan tengah, menimbulkan kekhawatiran akan potensi kerusakan dan dampak lebih lanjut.
Dari 88 kejadian gempa, mayoritas merupakan gempa dangkal dengan kedalaman kurang dari 60 kilometer dan magnitudo di bawah 5,0 skala Richter. Meskipun sebagian besar gempa tidak terasa oleh masyarakat, empat gempa lainnya memiliki magnitudo di atas 5,0 skala Richter, yang tentunya perlu diwaspadai. BMKG mencatat rincian lebih lanjut mengenai magnitudo gempa: 65 gempa berkekuatan 3,0 hingga 5,0 skala Richter, 19 gempa dengan magnitudo kurang dari 3,0, dan empat gempa dengan magnitudo di atas 5,0 skala Richter.
Berdasarkan kedalamannya, gempa-gempa tersebut terbagi menjadi tiga kategori: 53 gempa dangkal (1-60 kilometer), 31 gempa menengah (60-300 kilometer), dan 4 gempa dalam (lebih dari 300 kilometer). Hanya satu dari 88 gempa tersebut yang dilaporkan terasa oleh masyarakat. Meskipun intensitasnya bervariasi, kejadian ini menyoroti pentingnya kesiapsiagaan dan mitigasi bencana di wilayah Maluku.
Aktivitas Gempa Bumi di Maluku
Aktivitas seismik yang tinggi di Maluku bukanlah hal yang baru. Wilayah ini terletak di zona pertemuan lempeng tektonik yang aktif, sehingga rentan terhadap gempa bumi. Sebagian besar gempa yang terjadi memiliki magnitudo relatif kecil dan tidak menimbulkan kerusakan signifikan. Namun, potensi gempa bumi yang lebih besar selalu ada dan perlu diantisipasi.
BMKG terus memantau aktivitas gempa bumi di wilayah Maluku dan sekitarnya. Data yang dikumpulkan digunakan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat dan pihak berwenang. Informasi ini sangat penting untuk membantu masyarakat mempersiapkan diri dan mengurangi risiko kerugian jiwa dan harta benda.
Penting untuk diingat bahwa meskipun sebagian besar gempa tidak terasa, aktivitas seismik yang tinggi menunjukkan bahwa wilayah tersebut tetap berada dalam kondisi rawan gempa. Oleh karena itu, kesiapsiagaan dan mitigasi bencana tetap menjadi hal yang krusial.
Imbauan BMKG dan Upaya Mitigasi
Menanggapi tingginya frekuensi gempa bumi, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang namun tetap waspada. Penting untuk tidak menyebarkan informasi yang tidak bertanggung jawab atau isu-isu yang dapat menimbulkan kepanikan. Masyarakat juga dihimbau untuk menghindari bangunan yang sudah retak atau rusak akibat gempa sebelumnya.
Selain itu, BMKG juga menekankan pentingnya peningkatan pemahaman masyarakat dan pemangku kepentingan mengenai upaya mitigasi bencana gempa bumi. Masyarakat perlu mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum, selama, dan setelah terjadi gempa bumi. Hal ini termasuk mempersiapkan tempat evakuasi, mengetahui jalur evakuasi, dan memiliki rencana komunikasi darurat.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah," ujar Djati, menekankan pentingnya memeriksa kondisi bangunan tempat tinggal setelah terjadi gempa.
Dalam situasi gempa, masyarakat juga diimbau untuk mengikuti arahan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat dan informasi resmi dari BMKG. Kerjasama antara masyarakat, pemerintah daerah, dan BMKG sangat penting dalam menghadapi ancaman bencana gempa bumi.
Kesimpulannya, peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat, serta upaya mitigasi yang terencana, menjadi kunci dalam meminimalkan dampak buruk dari aktivitas seismik yang tinggi di wilayah Maluku.