Kementan Optimalkan Peran Petani Milenial: Dari Lahan Tidur Jadi Lumbung Pangan Modern, Apa Rahasianya?
Kementerian Pertanian mengoptimalkan peran petani milenial dalam pertanian modern melalui dukungan alsintan dan pelatihan, demi mewujudkan kemandirian pangan. Bagaimana caranya?

Kementerian Pertanian (Kementan) secara aktif mengoptimalkan peran petani milenial dalam pengelolaan pertanian modern di Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Langkah strategis ini bertujuan untuk mendorong produktivitas pertanian serta mewujudkan kemandirian pangan berkelanjutan di Indonesia.
Program ini melibatkan dukungan penuh berupa alat mesin pertanian canggih (alsintan) dan pelatihan manajemen usaha tani yang komprehensif. Penanggung Jawab Program Swasembada Pangan Wilayah Kalimantan Selatan, Mulyono, menegaskan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam sektor pertanian modern.
Salah satu implementasi nyata adalah Program Cetak Sawah Rakyat di Desa Ujubg, Kecamatan Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut. Program ini melibatkan 15 petani milenial yang tergabung dalam Brigade Pangan, bertugas mengelola lahan tidak produktif menjadi sawah siap tanam.
Dukungan Kementan untuk Pertanian Modern
Kementan memberikan dukungan penuh yang mencakup pembukaan lahan, bantuan sarana produksi, serta penyediaan beragam alsintan. Alat-alat tersebut meliputi traktor, rotavator, drone penanam benih, pompa air, hingga combine harvester yang canggih.
Selain itu, pelatihan manajemen usaha tani juga diberikan secara intensif kepada para petani milenial. Pelatihan ini bertujuan agar mereka mampu menjalankan pertanian sebagai bisnis berkelanjutan yang berorientasi profit. Dengan demikian, produktivitas pertanian diharapkan dapat meningkat secara signifikan.
Target ambisius dari program ini adalah mengubah lahan di Tanah Laut yang sebelumnya hanya bisa ditanam satu kali setahun. Kini, lahan tersebut diharapkan dapat mencapai tiga kali tanam dalam setahun. Peningkatan frekuensi tanam ini akan secara drastis meningkatkan ketahanan pangan, baik di tingkat lokal maupun nasional.
Mulyono menyatakan optimismenya bahwa pendekatan ini akan menarik lebih banyak generasi muda untuk berkecimpung di sektor pertanian. Teknologi modern dipandang sebagai motor penggerak utama pertanian masa depan Indonesia. Ini adalah langkah strategis untuk memastikan keberlanjutan sektor pangan nasional.
Peran Strategis Brigade Pangan dalam Swasembada
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, sebelumnya telah mendorong penguatan ketahanan pangan nasional melalui pembentukan Brigade Pangan. Brigade ini secara spesifik fokus pada optimalisasi lahan dan peningkatan produksi beras. Hal ini dilakukan demi mendukung pencapaian target swasembada pangan.
Pembentukan Brigade Pangan menjadi garda terdepan dalam pengelolaan lahan pertanian. Mereka mengelola lahan secara modern, profesional, dan terampil. Usaha ini dirancang berorientasi bisnis untuk menghasilkan pendapatan dan keuntungan yang optimal bagi para petani.
Brigade Pangan mengelola lahan pertanian secara terstruktur, dengan skala pengelolaan yang luas. Skala ini dapat mencapai sekitar 200 hektare per brigade. Program ini juga mencakup pengelolaan lahan rawa yang optimal serta pencetakan sawah rakyat baru.
Pendekatan berbasis komunitas diintegrasikan dengan pemanfaatan teknologi canggih. Hal ini memastikan efisiensi dan efektivitas dalam setiap tahapan pengelolaan pertanian. Keterlibatan aktif petani milenial menjadi kunci utama kesuksesan program ini dalam jangka panjang.