Bandara HAS Hanandjoeddin Belitung Kembali Berstatus Internasional, Dorong Perekonomian Pulau
Kementerian PPN kembali menetapkan Bandara HAS Hanandjoeddin di Belitung sebagai bandara internasional untuk meningkatkan perekonomian dan pariwisata daerah tersebut.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) secara resmi telah menandatangani penetapan kembali status Bandara HAS Hanandjoeddin di Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, sebagai bandara internasional. Penandatanganan ini dilakukan pada Kamis, 15 Mei 2024, di Pangkalpinang, Bangka Belitung. Langkah ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di Pulau Belitung, yang terkenal dengan julukan Negeri Laskar Pelangi.
Menurut Koordinator Transportasi Darat dan Udara Kementerian PPN, Ahmad Zainuddin, status internasional Bandara HAS Hanandjoeddin bersifat dinamis. Jika dalam kurun waktu dua tahun tidak ada penerbangan internasional yang aktif beroperasi, maka status tersebut dapat dicabut kembali setelah melalui proses pengkajian. Hal ini menekankan pentingnya upaya berkelanjutan untuk menarik wisatawan mancanegara.
Penetapan kembali status internasional ini disambut positif oleh Wakil Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Hellyana. Ia menekankan pentingnya segera menindaklanjuti status tersebut dengan membuka rute penerbangan internasional. Hal ini untuk memastikan bahwa status internasional bandara bukan hanya sekedar nama, tetapi juga menjadi gerbang nyata bagi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara ke Belitung.
Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Belitung
Wakil Gubernur Hellyana menambahkan bahwa keberadaan Bandara HAS Hanandjoeddin yang berstatus internasional memiliki peran krusial dalam pengembangan potensi pariwisata Belitung sebagai tulang punggung perekonomian daerah. Belitung memiliki beragam destinasi wisata unggulan yang mampu menarik minat wisatawan domestik dan mancanegara.
Beberapa destinasi unggulan tersebut antara lain Geopark Belitong, yang telah diakui sebagai kawasan geopark dunia oleh UNESCO, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Kelayang, serta berbagai pesona wisata alam dan budaya lainnya. Selain itu, Belitung juga beberapa kali dipilih sebagai tuan rumah berbagai agenda nasional dan internasional, seperti kegiatan Development Working Group (DWG) G20.
Dengan status bandara internasional, diharapkan akan semakin banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Belitung. Hal ini akan berdampak positif terhadap perekonomian daerah, khususnya sektor pariwisata, serta membuka peluang bagi masuknya investor di sektor lain, seperti pertanian dan perkebunan. Sebagai contoh, peluang investasi di sektor budidaya durian dan kelapa di Belitung sangat terbuka lebar.
Tantangan dan Peluang Ke Depan
Ahmad Zainuddin mengingatkan bahwa keberhasilan pengembangan Bandara HAS Hanandjoeddin sebagai bandara internasional membutuhkan inovasi dan daya tarik berkelanjutan. Pariwisata, menurutnya, tidak bisa statis dan membutuhkan konten serta pengalaman baru yang terus diperbarui untuk menarik minat wisatawan.
Pemerintah daerah perlu mengembangkan strategi pemasaran yang efektif untuk mempromosikan destinasi wisata Belitung ke pasar internasional. Selain itu, perlu juga dilakukan peningkatan infrastruktur dan fasilitas pendukung pariwisata untuk memberikan pengalaman yang terbaik bagi para wisatawan.
Dengan pengelolaan yang tepat dan strategi yang matang, penetapan kembali status internasional Bandara HAS Hanandjoeddin berpotensi besar untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Belitung. Namun, hal ini membutuhkan kerja sama dan komitmen dari semua pihak terkait, baik pemerintah pusat maupun daerah, serta para pelaku usaha di sektor pariwisata.
Status internasional ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Belitung, membuka lapangan kerja baru, dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Keberhasilan ini akan menjadi bukti nyata bahwa pengembangan infrastruktur dapat menjadi pengungkit utama bagi kemajuan daerah.