Banjir di Kabupaten Bandung Rendam 8.043 Rumah, Ratusan Jiwa Mengungsi
Hujan deras menyebabkan Sungai Cikapundung Kolot meluap dan mengakibatkan banjir di empat kecamatan Kabupaten Bandung, merendam ribuan rumah dan ratusan jiwa mengungsi.
Banjir besar melanda Kabupaten Bandung, Jawa Barat, setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut beberapa hari terakhir. Sebanyak 8.043 rumah di empat kecamatan terendam banjir, memaksa ratusan warga mengungsi. Peristiwa ini terjadi akibat meluapnya Sungai Cikapundung Kolot dan berdampak pada sejumlah fasilitas umum dan tempat ibadah.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Uka Suska, banjir terjadi karena tingginya intensitas hujan yang menyebabkan Sungai Cikapundung Kolot meluap. Pendataan dan pemantauan telah dilakukan di empat kecamatan yang terdampak, yaitu Dayeuhkolot, Bojongsoang, Baleendah, dan Margahayu. "Kami telah melaksanakan pendataan serta monitoring ke wilayah terdampak banjir di empat kecamatan," ujar Uka dalam keterangannya di Kabupaten Bandung, Minggu.
Selain ribuan rumah yang terendam, banjir juga merendam enam sekolah, 19 tempat ibadah, dan 13 fasilitas umum lainnya. Ketinggian air bervariasi, antara 10 hingga 160 sentimeter. Uka menjelaskan, "Tanggul Sungai Cikapundung Kolot jebol akibat hujan dengan intensitas deras sehingga berdampak ke anak Sungai Citarum yang membuat back water air tidak mampu masuk ke Citarum, sehingga terjadi luapan." Bencana ini mengakibatkan 246 kepala keluarga (KK) atau sekitar 635 jiwa harus mengungsi.
Dampak Banjir dan Upaya Penanganan
Banjir yang melanda Kabupaten Bandung menimbulkan dampak yang signifikan terhadap kehidupan masyarakat. Ribuan rumah terendam, memaksa ratusan keluarga meninggalkan rumah mereka dan mencari tempat aman. Pemerintah Kabupaten Bandung melalui BPBD telah mendirikan tenda pengungsian dan menyediakan bantuan logistik untuk para pengungsi. "Kami telah mendirikan tenda pleton yang aman dari banjir. Selain itu, BPBD juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk memastikan kesehatan para pengungsi," jelas Uka.
Bantuan logistik yang didistribusikan meliputi makanan siap saji, air bersih, dan layanan pembersihan di lokasi terdampak. Uka juga menyebutkan kebutuhan mendesak lainnya, "Untuk penanganan korban banjir itu, dibutuhkan alat kebersihan, sembako, air mineral, terpal, matras dan selimut." Pemerintah daerah terus berupaya untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada masyarakat yang terdampak.
BPBD Kabupaten Bandung juga berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait untuk melakukan upaya penanganan banjir. Kerja sama ini penting untuk memastikan penyaluran bantuan dan pemulihan pascabanjir berjalan efektif dan efisien. Selain itu, upaya pencegahan juga menjadi fokus utama untuk meminimalisir dampak banjir di masa mendatang.
Imbauan Kewaspadaan dan Antisipasi
Menyikapi kondisi cuaca ekstrem yang diprediksi masih akan berlangsung hingga bulan April mendatang, Uka mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. "Lebih lanjut, Uka mengimbau masyarakat agar mewaspadai potensi cuaca ekstrem di Jawa Barat beberapa hari ke depan karena mengingat bahwa musim hujan masih akan berlangsung hingga April mendatang," katanya. Penting bagi masyarakat untuk selalu memantau perkembangan cuaca dan mempersiapkan diri menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
Masyarakat diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi banjir susulan dan meningkatkan kesiapsiagaan. Langkah-langkah antisipasi perlu dilakukan untuk mengurangi risiko kerugian yang lebih besar. Pemerintah daerah juga akan terus memantau situasi dan memberikan informasi terkini kepada masyarakat.
Peristiwa banjir di Kabupaten Bandung ini menjadi pengingat penting akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Upaya mitigasi dan kesiapsiagaan masyarakat sangat krusial untuk meminimalisir dampak negatif dari bencana alam, terutama di musim hujan seperti saat ini.