Banyuwangi Berikan Pelatihan Pertukangan untuk Disabilitas: Wujudkan Kesetaraan Akses Kerja
Pemerintah Banyuwangi, Jawa Timur, meluncurkan pelatihan pertukangan bagi disabilitas, membuka peluang kerja dan mewujudkan inklusifitas di sektor konstruksi.
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menunjukkan komitmennya dalam menciptakan lingkungan inklusif dengan membuka akses kerja bagi kaum disabilitas melalui pelatihan pertukangan. Pelatihan ini diluncurkan pada 8 Mei 2024 di Banyuwangi dan dirancang khusus untuk penyandang disabilitas rungu dan daksa. Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, berharap program ini tidak hanya sekadar pelatihan, tetapi juga menjadi tonggak komitmen untuk kesetaraan bagi semua.
Program pelatihan ini merupakan bagian dari program Gender Equality and Social Inclusion in Infrastructure (GESIT), didukung oleh Kemitraan Indonesia Australia untuk Infrastruktur (KIAT), dan diinisiasi oleh Persatuan Penyandang Disabilitas (PPDI) Banyuwangi. Bupati Ipuk mengapresiasi dan mendukung penuh program ini karena membuka peluang nyata bagi penyandang disabilitas untuk bekerja. Sertifikasi kompetensi yang diperoleh akan menjadi modal penting bagi mereka untuk bersaing secara profesional di dunia kerja.
Pelatihan ini tidak hanya berfokus pada keterampilan teknis, tetapi juga bertujuan untuk mengubah paradigma bahwa pekerjaan konstruksi bukan lagi ranah eksklusif bagi non-disabilitas. Bupati Ipuk menekankan bahwa ini merupakan wujud nyata inklusifitas, di mana semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses pekerjaan. Komitmen ini juga terlihat dalam program Agage Pintar (Ayo Cepat Pintar) yang memungkinkan penyandang disabilitas mengakses semua jenjang pendidikan di Banyuwangi.
Membuka Peluang Kerja di Sektor Konstruksi
Ketua pelaksana kegiatan dari PPDI Banyuwangi, Umar Asmoro, menjelaskan bahwa program pelatihan ini memberikan keterampilan dalam pertukangan, perpipaan, dan sanitasi. Materi pelatihan meliputi pemasangan bata dan kusen, pekerjaan plester dan acian, pekerjaan plumbing, serta pengecatan. Semua materi disesuaikan dengan tingkat disabilitas para peserta.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para peserta dapat memiliki keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja konstruksi. Sertifikasi yang diberikan setelah pelatihan akan meningkatkan daya saing mereka dalam mencari pekerjaan. Program ini juga diharapkan dapat menginspirasi daerah lain untuk menerapkan program serupa.
Pemerintah Banyuwangi juga mendorong dunia usaha untuk menerima karyawan penyandang disabilitas dan membuka jalur khusus bagi mereka dalam formasi CPNS. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memberikan kesetaraan dan hak-hak bagi penyandang disabilitas.
Inklusifitas di Banyuwangi: Langkah Menuju Kesetaraan
Program pelatihan pertukangan ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas dari Pemerintah Banyuwangi untuk menciptakan inklusifitas bagi penyandang disabilitas. Komitmen ini tidak hanya terlihat dalam pelatihan vokasi, tetapi juga dalam akses pendidikan dan kesempatan kerja.
Program Agage Pintar telah membuka akses pendidikan bagi penyandang disabilitas di semua jenjang. Sementara itu, upaya untuk mendorong dunia usaha menerima karyawan disabilitas dan menyediakan jalur khusus CPNS menunjukkan komitmen pemerintah dalam memberikan kesetaraan kesempatan.
Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif bagi penyandang disabilitas. Dengan memberikan akses pendidikan dan pelatihan yang memadai, serta mendorong partisipasi di dunia kerja, diharapkan kualitas hidup penyandang disabilitas dapat meningkat.
Melalui pelatihan ini, Pemerintah Banyuwangi tidak hanya memberikan keterampilan, tetapi juga harapan dan kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk berkontribusi dan hidup bermartabat di masyarakat. Komitmen ini menunjukkan bahwa inklusifitas bukan hanya slogan, tetapi tindakan nyata untuk mewujudkan kesetaraan bagi semua.
"Kami berharap program ini bukan sekadar perkara pelatihannya, namun menjadi tonggak bagi semua untuk berkomitmen terus membuka diri sebagai ruang yang setara bagi semua, tanpa terkecuali," ujar Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani.