Barantin Perkuat Biosekuriti di Maluku Utara, Jalin Kerja Sama dengan Unkhair
Badan Karantina Indonesia (Barantin) dan Universitas Khairun (Unkhair) resmi menjalin kerja sama untuk memperkuat biosekuriti dan ketahanan pangan di Maluku Utara melalui peningkatan sumber daya manusia dan riset.
Badan Karantina Indonesia (Barantin) menegaskan komitmennya dalam menjaga keamanan sumber daya hayati di Maluku Utara. Kerja sama strategis telah dijalin dengan Universitas Khairun (Unkhair) Ternate untuk memperkuat kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan riset di bidang kekarantinaan. Hal ini diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman pada Jumat, 25 April 2024, di Ternate.
Kepala Barantin, Sahat M. Panggabean, menjelaskan bahwa Barantin kini memiliki peran yang lebih luas dalam pengelolaan risiko keamanan sumber daya hayati, termasuk antisipasi terhadap bioterorisme dan pandemi. Penguatan SDM menjadi kunci utama, dan kolaborasi dengan Unkhair dinilai penting untuk memastikan pengembangan kompetensi berbasis keilmuan. "Kami juga mengembangkan langkah strategis dalam konteks biodefense, termasuk antisipasi terhadap ancaman bioterorisme dan pandemi. Oleh karena itu, penguatan kapasitas SDM menjadi kunci utama. Kolaborasi dengan perguruan tinggi seperti dengan Universitas Khariun (Unkhair) merupakan langkah penting dalam memastikan pengembangan kompetensi ini berlandaskan keilmuan," ujar Sahat.
Kerja sama ini juga sejalan dengan peran Barantin sebagai bagian dari sistem pertahanan hayati atau 'biodefense' nasional. Barantin mengambil peran strategis dalam membangun sistem biosekuriti, biosafety, pelestarian keanekaragaman hayati, serta deteksi dan respon terhadap penyakit dengan pendekatan 'One Health'. Kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan dan pembangunan berkelanjutan di Maluku Utara.
Kerja Sama Barantin dan Unkhair: Penguatan SDM dan Riset
Nota kesepahaman yang ditandatangani antara Kepala Barantin dan Rektor Unkhair, M. Ridha Adjam, mencakup pengembangan SDM dan ilmu pengetahuan teknologi (Iptek) di bidang kekarantinaan. Kerja sama ini meliputi kegiatan pendidikan dan pelatihan, program magang mahasiswa, riset bersama, pengembangan kurikulum berbasis kompetensi, hingga pemanfaatan fasilitas laboratorium dan pertukaran pengetahuan.
Rektor Unkhair, M. Ridha Adjam, menyambut baik kerja sama ini dan menyatakan kesiapan Unkhair untuk berkontribusi melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi. "Unkhair siap berkontribusi melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi, menjembatani antara teori dan praktik untuk mendukung kebutuhan nasional yang semakin kompleks," ungkap Ridha.
Sahat Panggabean menekankan bahwa penandatanganan ini bukan hanya seremoni, melainkan tonggak awal kolaborasi berkelanjutan. Ia mengajak semua pihak untuk menjaga sinergi, memperkuat komunikasi, dan menjalankan amanah kerja sama dengan penuh tanggung jawab. "Penandatanganan ini bukan sekadar seremoni, melainkan tonggak awal dari perjalanan kolaborasi yang berkelanjutan. “Kami mengajak semua pihak untuk menjaga semangat sinergi ini, memperkuat komunikasi, serta menjalankan amanah kerja sama ini dengan penuh tanggung jawab,” tutur Sahat dalam penutupnya."
Selain nota kesepahaman utama, juga ditandatangani perjanjian kerja sama antara Sekretaris Utama Barantin, Shahandra Hanitiyo, dan Wakil Rektor Kemahasiswaan, Kerja Sama, dan Alumni Unkhair, Abdul Kadir Kamaluddin. Wakil Gubernur Maluku Utara, Sarbin Sehe, dan Wakil Wali Kota Ternate, Nasri Abu Bakar, turut hadir sebagai bentuk dukungan pemerintah daerah.
Manfaat Kerja Sama untuk Maluku Utara
Kerja sama antara Barantin dan Unkhair diharapkan memberikan dampak signifikan bagi Maluku Utara. Penguatan SDM melalui pelatihan dan magang akan meningkatkan kompetensi tenaga ahli di bidang kekarantinaan. Peningkatan kapasitas riset akan menghasilkan temuan-temuan ilmiah yang mendukung pengambilan kebijakan di sektor pertanian dan perikanan. Pemanfaatan Iptek yang optimal akan mendorong pembangunan berkelanjutan dan ketahanan pangan di wilayah tersebut.
Secara keseluruhan, kerja sama ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat sistem pertahanan hayati dan ketahanan pangan nasional, khususnya di wilayah kepulauan yang kaya akan sumber daya hayati seperti Maluku Utara. Kolaborasi antara lembaga pemerintah dan perguruan tinggi ini diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain dalam menghadapi tantangan keamanan hayati di masa mendatang.
Kerja sama ini diharapkan dapat menjadi tonggak penting dalam penguatan sumber daya manusia, peningkatan kapasitas riset, serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mendukung ketahanan pangan dan pembangunan berkelanjutan di wilayah Maluku Utara.