BGN Gunakan Pendekatan Persuasif Hadapi Penolakan MBG di Papua
Badan Gizi Nasional (BGN) memilih pendekatan persuasif untuk mengatasi penolakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Papua, dengan fokus edukasi dan dialog kepada masyarakat.
Jakarta, 28 Februari 2024 - Penolakan terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) oleh sejumlah pelajar di Papua telah mendorong Badan Gizi Nasional (BGN) untuk menerapkan strategi pendekatan persuasif. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala BGN, Dadan Hindiana, di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat lalu. Pernyataan ini muncul sebagai respons atas demonstrasi penolakan MBG yang terjadi di Wamena dan Jayawijaya beberapa waktu lalu.
Program MBG, yang merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia, bertujuan memastikan setiap anak mendapatkan akses makanan bergizi. Namun, penolakan dari beberapa pelajar di Papua menimbulkan tantangan tersendiri bagi BGN. Dadan Hindiana mengakui kemungkinan kurangnya informasi mengenai manfaat program sebagai penyebab utama penolakan tersebut.
Kepala BGN menekankan pentingnya program ini untuk masa depan generasi muda Indonesia. "Kami sedang mengerjakan tugas membangun SDM yang berkualitas untuk masa depan. Dan ini adalah hak setiap anak di Indonesia untuk mendapatkan makanan yang berkualitas," tegas Dadan. Ia juga menyampaikan bahwa BGN menghormati hak masyarakat untuk menolak program tersebut, namun tetap berkomitmen untuk memberikan pemahaman yang lebih baik.
Strategi Persuasif BGN di Papua
Menghadapi penolakan tersebut, BGN memilih untuk tidak memaksakan program MBG. Sebaliknya, BGN akan menggandeng pemerintah daerah Papua untuk melakukan sosialisasi dan edukasi secara persuasif kepada masyarakat. "Yang berhak menolak ya sementara kami maklumi dan mungkin belum tahu manfaatnya. Nanti kami secara persuasif dengan pemerintah daerah akan menyampaikan hal-hal terkait makan bergizi," jelas Dadan.
Pendekatan persuasif ini akan dilakukan melalui berbagai saluran komunikasi. BGN berencana untuk melakukan dialog langsung dengan tokoh masyarakat, pemuka agama, dan melibatkan kader kesehatan lokal. Tujuannya adalah untuk memberikan informasi yang akurat dan edukatif tentang manfaat program MBG bagi kesehatan dan perkembangan anak.
BGN juga menekankan pentingnya pemahaman dan dialog dalam proses ini. Mereka berkomitmen untuk membangun kepercayaan masyarakat dan menjelaskan secara detail manfaat program MBG. Dengan demikian, diharapkan masyarakat dapat memahami pentingnya gizi bagi pertumbuhan anak dan mendukung program pemerintah ini.
Sosialisasi yang komprehensif dan berkelanjutan diharapkan mampu merubah persepsi masyarakat tentang program MBG. BGN menyadari bahwa perubahan perilaku membutuhkan proses yang bertahap dan membutuhkan kesabaran serta kerjasama semua pihak.
Menangani Spekulasi dan Fokus pada Pelaksanaan Program
Ketika ditanya mengenai kemungkinan adanya pengaruh pihak lain di balik penolakan MBG, Dadan Hindiana memilih untuk tidak berspekulasi. Ia menegaskan bahwa fokus utama BGN saat ini adalah menjalankan program MBG sesuai dengan tujuannya, yaitu meningkatkan gizi anak-anak di Papua.
"Ya kalau itu sudah konteks lain. Kita fokus saja ke pelaksanaan tugas makan bergizi," ujarnya singkat. Pernyataan ini menunjukkan komitmen BGN untuk tetap berfokus pada upaya peningkatan gizi anak-anak di Papua, terlepas dari berbagai tantangan yang dihadapi.
Dengan pendekatan persuasif dan edukatif, BGN berharap dapat mengatasi penolakan program MBG dan memastikan bahwa anak-anak di Papua mendapatkan akses terhadap makanan bergizi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang optimal.
Demonstrasi penolakan MBG di Wamena dan Jayawijaya pada 17 Februari lalu menjadi titik awal bagi BGN untuk memperkuat strategi komunikasi dan menjalin kerjasama yang lebih erat dengan pemerintah daerah dan masyarakat Papua.