BI Perkuat Ekonomi Kelompok Subsisten dengan Perspektif Gender
Bank Indonesia (BI) siapkan penguatan model bisnis inklusif bagi kelompok subsisten, terutama perempuan, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kesenjangan gender.
Bank Indonesia (BI) berkomitmen untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), khususnya yang dikelola perempuan dari kelompok subsisten. Hal ini diungkapkan oleh Deputi Direktur Departemen Ekonomi Keuangan Inklusif dan Hijau BI, Sri Noerhidajati, di Jakarta pada Rabu. BI menyadari potensi besar yang dimiliki kelompok subsisten dalam meningkatkan kesejahteraan, dan upaya penguatan ini difokuskan pada model bisnis inklusif dengan perspektif gender.
Inisiatif ini dilatarbelakangi oleh data yang menunjukkan rendahnya tingkat partisipasi perempuan dalam dunia usaha dan risiko keberlanjutan usaha yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Sri Noerhidajati menekankan pentingnya pemberdayaan ekonomi perempuan, mengingat potensi kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi global. Kajian UN Women menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja dapat meningkatkan nilai perekonomian dunia hingga 7 triliun dolar AS.
Langkah konkret yang diambil BI adalah menyusun penguatan model bisnis ekonomi keuangan inklusif kelompok subsisten dengan mempertimbangkan perspektif gender pada tahun 2025. Program ini telah diimplementasikan di 46 kantor daerah perwakilan BI, membina 98 kelompok subsisten. Hasilnya cukup signifikan, hingga tahun 2024, 83 persen kelompok binaan telah beralih ke transaksi non-tunai, menunjukkan keberhasilan digitalisasi dalam usaha mereka.
Penguatan Model Bisnis Inklusif dengan Lensa Gender
BI menyadari adanya hambatan yang dihadapi perempuan dalam mengembangkan usaha, seperti akses permodalan dan pasar yang terbatas. Oleh karena itu, penguatan model bisnis inklusif dengan perspektif gender menjadi fokus utama. Program ini bertujuan untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada perempuan dalam mengelola keuangan, mengembangkan usaha, dan mengakses pasar. BI juga akan memfasilitasi akses perempuan terhadap permodalan dan teknologi digital.
Salah satu strategi kunci adalah mendorong adopsi teknologi digital dalam transaksi bisnis. Hal ini akan meningkatkan efisiensi dan jangkauan pasar bagi UMKM perempuan. BI juga akan bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk lembaga pemerintah dan swasta, untuk memastikan keberhasilan program ini.
Pentingnya inklusi keuangan bagi perempuan juga menjadi sorotan. BI akan memastikan akses yang mudah dan terjangkau bagi perempuan terhadap layanan keuangan formal, seperti rekening bank dan pinjaman. Hal ini akan membantu perempuan dalam mengelola keuangan usaha mereka dengan lebih baik.
Dengan memperhatikan tantangan spesifik yang dihadapi perempuan, BI berharap dapat menciptakan lingkungan bisnis yang lebih inklusif dan memberdayakan. Program ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan perempuan, tetapi juga untuk meningkatkan partisipasi mereka dalam perekonomian secara keseluruhan.
Tantangan dan Peluang bagi Perempuan dalam Dunia Usaha
Data UN Women menunjukkan bahwa hanya 10 persen perempuan yang memulai usaha baru, dan risiko keberlanjutan usaha mereka hanya 5,5 persen, jauh lebih rendah dibandingkan laki-laki (8,1 persen). Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan gender yang signifikan dalam dunia usaha.
Namun, di balik tantangan tersebut, terdapat peluang besar yang dapat dimanfaatkan. Peningkatan partisipasi perempuan dalam ekonomi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Dengan dukungan dari BI dan berbagai pihak terkait, diharapkan lebih banyak perempuan dapat mengembangkan usaha mereka dan berkontribusi pada perekonomian nasional.
BI menyadari bahwa keberhasilan program ini membutuhkan kolaborasi yang kuat dari berbagai pemangku kepentingan. Oleh karena itu, BI berkomitmen untuk terus berkolaborasi dengan pemerintah, lembaga swasta, dan organisasi masyarakat sipil untuk menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pertumbuhan UMKM perempuan.
Program ini juga akan terus dievaluasi dan ditingkatkan agar lebih efektif dan relevan dengan kebutuhan perempuan di berbagai daerah. BI percaya bahwa dengan pemberdayaan ekonomi perempuan, Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan merata.
Dengan adanya program ini, diharapkan akan semakin banyak perempuan yang mampu mengembangkan usaha mereka, meningkatkan pendapatan keluarga, dan berkontribusi pada perekonomian Indonesia. Penguatan model bisnis inklusif dengan perspektif gender merupakan langkah penting dalam mencapai kesetaraan gender dan kesejahteraan ekonomi bagi seluruh masyarakat.
Digitalisasi sebagai Kunci Penguatan UMKM Perempuan
Program BI menekankan pentingnya digitalisasi dalam memberdayakan UMKM perempuan. Transisi ke sistem non-tunai telah terbukti meningkatkan efisiensi dan jangkauan pasar. Dengan akses teknologi digital, perempuan dapat lebih mudah mengelola keuangan, memasarkan produk, dan bertransaksi dengan pelanggan.
BI akan terus mendukung adopsi teknologi digital di kalangan UMKM perempuan melalui pelatihan dan pendampingan. Program ini juga akan mencakup penyediaan akses internet dan perangkat teknologi yang dibutuhkan. Digitalisasi diharapkan dapat menjadi kunci dalam mengatasi hambatan yang dihadapi perempuan dalam mengembangkan usaha.