BMKG Imbau Waspada Cuaca Ekstrem di 8 Kabupaten Papua Pegunungan
BMKG Wamena memperingatkan potensi hujan lebat dan cuaca ekstrem di delapan kabupaten Papua Pegunungan, meminta warga untuk meningkatkan kewaspadaan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas III Wamena mengimbau masyarakat delapan kabupaten di Papua Pegunungan untuk mewaspadai cuaca ekstrem. Peringatan ini disampaikan menyusul potensi hujan ringan hingga lebat yang diperkirakan akan melanda wilayah tersebut. Imbauan ini disampaikan melalui Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III Wamena, Subahari, yang dihubungi di Wamena pada Senin, 12 Mei 2024.
Delapan kabupaten yang berpotensi mengalami cuaca ekstrem meliputi Jayawijaya, Pegunungan Bintang, Yahukimo, Tolikara, Mamberamo Tengah, Yalimo, Lanny Jaya, dan Nduga. Prakirawan Cuaca Raka Bagas Wicaksono menjelaskan, hujan lebat diperkirakan terjadi terutama pada sore hingga malam hari. Tingkat kelembaban udara di wilayah-wilayah tersebut juga bervariasi, menambah potensi risiko cuaca ekstrem.
BMKG menjelaskan bahwa prakiraan cuaca di Papua Pegunungan dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik global, regional, maupun lokal. Meskipun El Nino saat ini berada dalam fase netral, faktor lain seperti Osilasi Madden-Julian (MJO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) juga turut dipantau. Saat ini, kedua faktor tersebut berada pada fase netral dan tidak memberikan kontribusi signifikan terhadap pembentukan awan hujan.
Waspada Potensi Hujan Lebat di Papua Pegunungan
Potensi hujan lebat di Papua Pegunungan tidak dapat diabaikan. BMKG menekankan pentingnya kewaspadaan mengingat kondisi cuaca yang dinamis. Meskipun beberapa faktor global dan regional berada dalam fase netral, adanya bibit siklon tropis 97S di selatan Papua, dekat Benua Australia, perlu menjadi perhatian. Bibit siklon ini menyebabkan pola putaran angin yang memperlambat angin di wilayah Papua, khususnya Papua Pegunungan, sehingga berpotensi meningkatkan curah hujan.
Masyarakat diimbau untuk selalu memantau informasi cuaca terkini dari BMKG. Langkah antisipasi perlu dilakukan untuk mengurangi risiko dampak cuaca ekstrem. Penting untuk mempersiapkan diri menghadapi potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.
BMKG juga menyarankan agar masyarakat selalu waspada terhadap perubahan cuaca yang tiba-tiba. Informasi cuaca yang akurat dan tepat waktu sangat krusial dalam upaya mitigasi bencana. Dengan meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti arahan dari BMKG, diharapkan masyarakat dapat meminimalisir risiko yang ditimbulkan oleh cuaca ekstrem.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Cuaca di Papua Pegunungan
- El Nino: Saat ini berada pada fase netral.
- Osilasi Madden-Julian (MJO): Berada pada fase netral.
- Indian Ocean Dipole (IOD): Berada pada fase netral.
- Bibit Siklon Tropis 97S: Terletak di selatan Papua, dekat Benua Australia, berpotensi mempengaruhi pola angin dan curah hujan.
BMKG menghimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siaga menghadapi potensi cuaca ekstrem di wilayah tersebut. Pemantauan informasi cuaca secara berkala sangat penting untuk keselamatan dan keamanan.
Peringatan dini dari BMKG ini diharapkan dapat membantu pemerintah daerah dan masyarakat di delapan kabupaten tersebut untuk mempersiapkan langkah-langkah mitigasi bencana. Kesigapan dan kesiapsiagaan menjadi kunci dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem yang dapat mengancam keselamatan dan kehidupan masyarakat.