BMKG Prediksi Musim Kemarau di Tanah Laut Agustus 2025
BMKG Kalimantan Selatan memprediksi musim kemarau akan melanda Kabupaten Tanah Laut pada Agustus 2025, dengan imbauan persiapan mitigasi bencana kekeringan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kalimantan Selatan baru-baru ini merilis prediksi musim kemarau di Kabupaten Tanah Laut yang diperkirakan akan dimulai pada Agustus 2025. Prediksi ini disampaikan oleh Pranata Meteorologi dan Geofisika Madya dari Stasiun Klimatologi Kalimantan Selatan, Khairullah, melalui Zoom Meeting Press Conference Prediksi Musim Kemarau 2025 di Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut.
Kegiatan yang dihadiri oleh perwakilan perangkat daerah dan instansi terkait ini membahas prediksi awal musim kemarau untuk wilayah Tanah Laut. Menurut BMKG, wilayah paling barat Kabupaten Tanah Laut diperkirakan akan mengalami kemarau lebih awal, yaitu pada Mei 2025. Puncak musim kemarau diprediksi terjadi pada bulan Agustus, namun di wilayah timur kabupaten tersebut, kemarau dapat berlangsung hingga Oktober.
Khairullah menambahkan, "Musim kemarau tahun ini diperkirakan bersifat normal dengan durasi antara tujuh hingga sembilan dasarian (70–90 hari)." Pernyataan ini disampaikan langsung dalam konferensi pers daring tersebut, menekankan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi musim kemarau yang akan datang.
Antisipasi Musim Kemarau di Tanah Laut
Menanggapi prediksi BMKG, Pemerintah Kabupaten Tanah Laut merespon dengan serius imbauan untuk mempersiapkan langkah-langkah mitigasi secara terstruktur dan terintegrasi. Berbagai sektor dilibatkan dalam upaya antisipasi dampak musim kemarau ini. Langkah-langkah konkret yang akan diambil masih dalam tahap perencanaan dan koordinasi antar instansi.
Pertemuan daring tersebut dihadiri oleh berbagai pihak yang memiliki peran penting dalam penanggulangan bencana kekeringan. Beberapa peserta yang hadir antara lain Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan, perwakilan dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Kepala Daops Manggala Agni beserta anggota, perwakilan Polres Tanah Laut melalui Bagian Operasional, serta Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanah Laut.
Kerjasama antar instansi ini diharapkan dapat memastikan efektivitas langkah-langkah mitigasi yang akan diambil. Koordinasi yang baik akan sangat krusial dalam menghadapi potensi dampak negatif musim kemarau, seperti kekurangan air bersih, gagal panen, dan potensi kebakaran hutan dan lahan.
Rekomendasi dan Persiapan Mitigasi
BMKG merekomendasikan agar seluruh pihak terkait mulai mempersiapkan langkah-langkah mitigasi secara terstruktur dan terintegrasi guna meminimalisir dampak buruk musim kemarau. Hal ini mencakup berbagai aspek, mulai dari penyediaan air bersih, pengawasan terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan, hingga upaya menjaga ketahanan pangan.
Pemerintah Kabupaten Tanah Laut, dengan melibatkan berbagai sektor, telah mulai menyusun langkah-langkah antisipasi. Langkah-langkah ini akan difokuskan pada upaya pencegahan dan penanggulangan dampak kekeringan, memastikan ketersediaan sumber daya yang dibutuhkan, dan melindungi masyarakat dari potensi kerugian.
Dengan adanya prediksi musim kemarau ini, diharapkan masyarakat Kabupaten Tanah Laut dapat lebih siap menghadapi tantangan yang akan datang. Kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam upaya mitigasi bencana sangat penting untuk mengurangi risiko dan dampak negatif musim kemarau.
Informasi lebih lanjut mengenai langkah-langkah mitigasi yang akan diambil oleh Pemerintah Kabupaten Tanah Laut akan diumumkan segera. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang.