BPBD Banten Antisipasi Bencana di Tempat Wisata saat Libur Panjang
BPBD Banten siap siaga hadapi bencana hidrometeorologi di tempat wisata selama libur Isra Miraj dan Imlek dengan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk meminimalisir dampaknya bagi wisatawan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten bersiap menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, khususnya di kawasan wisata, selama libur panjang Isra Miraj dan Tahun Baru Imlek. Antisipasi ini meliputi penggunaan teknologi modifikasi cuaca (TMC) guna mengurangi risiko bencana bagi para wisatawan. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Banten, Nana Suryana, di Serang pada Senin, 27 Januari.
Pemerintah Provinsi Banten telah mengajukan permohonan penggunaan TMC untuk mencegah dampak hujan deras di daratan. Strategi ini serupa dengan yang diterapkan di Jakarta, yaitu mengarahkan hujan ke laut lepas sebelum mencapai daratan. Langkah ini dinilai penting mengingat Banten menjadi salah satu daerah yang rawan bencana hidrometeorologi.
Provinsi Banten masih menetapkan status siaga darurat bencana di Kabupaten Pandeglang, menyusul kejadian banjir sebelumnya. Kesiapsiagaan ini penting, terutama bagi wisatawan luar daerah Banten yang berencana menghabiskan liburan di wilayah tersebut. Permohonan penggunaan TMC telah diajukan ke BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) dan disetujui oleh Penjabat Gubernur. BPBD menyatakan kesiapan penuh jika TMC diperlukan.
Selain banjir, Banten juga berpotensi mengalami bencana lain seperti longsor, angin kencang, gempa bumi, banjir rob, dan tsunami. Kabupaten Lebak merupakan wilayah yang paling berisiko longsor akibat curah hujan tinggi atau gempa. Wilayah Tangerang, di sisi lain, rentan terhadap banjir kiriman akibat luapan Sungai Ciliwung dan Cisadane.
Antisipasi bencana tidak hanya dilakukan pemerintah. BPBD Banten juga mengimbau para pengelola tempat wisata, penginapan, restoran, dan PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) untuk memasang rambu-rambu peringatan dan menyediakan jalur evakuasi yang terkoordinasi dengan warga sekitar. Koordinasi ini krusial untuk memastikan keamanan dan keselamatan wisatawan.
Imbauan juga disampaikan kepada masyarakat luas agar selalu waspada terhadap potensi bencana di tempat wisata. Hal ini termasuk pengawasan anak-anak yang belum bisa berenang dan memastikan pendampingan petugas balawista di lokasi wisata. Kesadaran dan kewaspadaan bersama sangat penting untuk meminimalisir risiko bencana.
Dengan berbagai upaya antisipasi dan imbauan ini, BPBD Banten berupaya meminimalisir dampak bencana dan memastikan keselamatan wisatawan selama libur panjang. Penggunaan teknologi modifikasi cuaca, kesiapsiagaan di daerah rawan bencana, dan koordinasi dengan berbagai pihak menjadi kunci dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi di Banten.