Cegah Banjir, SDA Jaksel Keruk Kali di Jagakarsa Sepanjang 1 Km
Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Selatan mengeruk kali di Jagakarsa sepanjang satu kilometer untuk mencegah banjir dan mendukung program 100 hari kerja Gubernur DKI.
Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Selatan gencar melakukan pengerukan kali untuk mencegah banjir. Upaya ini difokuskan di berbagai titik, salah satunya di Jalan Moh. Kahfi II, Jagakarsa. Pengerukan kali sepanjang satu kilometer ini merupakan bagian dari program 100 hari kerja Gubernur DKI Jakarta dan Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk mengatasi masalah banjir yang kerap melanda Ibu Kota.
Kepala SDA Jakarta Selatan, Santo, menjelaskan bahwa pengerukan kali di Jagakarsa dilakukan dengan kedalaman 80 sentimeter. Kegiatan ini melibatkan 40 petugas, dua alat berat, dan delapan truk sampah untuk mengangkat lumpur dan sampah yang menyumbat aliran kali. Lumpur dan sampah tersebut sebagian besar berasal dari luapan Kali Karang Tengah di Kota Tangerang, yang menyebabkan pendangkalan dan penyempitan kali di Jagakarsa.
Target penyelesaian pengerukan kali di Jagakarsa adalah akhir Juli 2025. SDA Jakarta Selatan optimistis upaya ini dapat mengurangi risiko banjir di wilayah tersebut hingga 25 persen. Langkah ini merupakan bagian dari strategi penanganan banjir yang lebih besar, dengan fokus pada pengerukan kali sebagai induk saluran air yang saling terhubung.
Pengerukan Kali: Solusi Antisipasi Banjir Jakarta
Program pengerukan kali yang dilakukan SDA Jakarta Selatan merupakan bagian penting dari upaya pencegahan banjir. Pendangkalan kali akibat sedimentasi lumpur dan sampah menjadi salah satu penyebab utama banjir di Jakarta. Dengan mengeruk kali, diharapkan aliran air dapat berjalan lancar dan mengurangi risiko genangan air saat hujan deras.
Selain di Jagakarsa, SDA Jakarta Selatan juga melakukan pengerukan di beberapa titik lainnya. Beberapa lokasi yang menjadi prioritas meliputi Kali Krukut segmen Jalan NIS, Kali Grogol segmen Mayapada-PIM, Kali Ciliwung, Kali Cideng, serta Waduk Ragunan. Semua pengerukan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas saluran air dan meminimalisir dampak banjir di berbagai wilayah Jakarta Selatan.
Proses pengerukan melibatkan berbagai sumber daya, termasuk tenaga manusia, alat berat, dan armada pengangkut sampah. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam mengatasi masalah banjir secara sistematis dan terpadu. Dengan adanya pengerukan ini, diharapkan warga Jakarta Selatan dapat lebih tenang dan terhindar dari ancaman banjir.
Strategi Terpadu Penanganan Banjir Jakarta Selatan
SDA Jakarta Selatan menerapkan strategi terpadu dalam penanganan banjir. Pengerukan kali merupakan salah satu langkah utama, mengingat perannya sebagai induk saluran air. Dengan memastikan kelancaran aliran air di kali-kali utama, diharapkan genangan air dapat diminimalisir di wilayah yang lebih kecil.
Selain pengerukan, SDA Jakarta Selatan juga kemungkinan akan melakukan berbagai langkah lain, seperti perbaikan infrastruktur drainase, penataan lingkungan, dan sosialisasi kepada masyarakat. Pendekatan terpadu ini diharapkan dapat memberikan solusi yang efektif dan berkelanjutan dalam mengatasi masalah banjir di Jakarta Selatan.
"Kami optimistis pengerukan kali ini bisa mengurangi risiko banjir hingga 25 persen," ujar Santo. Pernyataan ini menunjukkan keyakinan SDA Jakarta Selatan terhadap efektivitas program pengerukan kali dalam mengurangi dampak banjir di wilayah tersebut.
Proses pengerukan yang dilakukan selama tiga bulan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi warga Jakarta Selatan. Dengan aliran air yang lancar, diharapkan aktivitas masyarakat tidak terganggu oleh banjir.
- Pengerukan kali di Jalan Moh. Kahfi II, Jagakarsa sepanjang 1 km dan kedalaman 80 cm.
- Melibatkan 40 petugas, 2 alat berat, dan 8 truk sampah.
- Target penyelesaian akhir Juli 2025.
- Diharapkan mengurangi risiko banjir hingga 25 persen.
- Pengerukan juga dilakukan di beberapa wilayah lain, seperti Kali Krukut, Kali Grogol, Kali Ciliwung, Kali Cideng, dan Waduk Ragunan.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, diharapkan Jakarta Selatan dapat lebih siap menghadapi musim hujan dan meminimalisir dampak negatif banjir bagi masyarakat.