Cegah Stunting, Wagub Jateng Sasar Santriwati dengan Workshop Pencegahan Anemia
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, luncurkan program pencegahan stunting dengan menyasar santriwati di pesantren-pesantren melalui workshop pencegahan anemia.
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, atau yang akrab disapa Gus Yasin, meluncurkan program pencegahan stunting dengan pendekatan unik: menyasar santriwati di pondok pesantren. Inisiatif ini diluncurkan pada Sabtu, 3 Mei 2024, di Pondok Pesantren Al Itqon, Semarang. Program ini bertujuan untuk mencegah anemia pada remaja putri, yang merupakan salah satu faktor penyebab stunting pada generasi mendatang.
Gus Yasin menekankan pentingnya pencegahan stunting sejak usia remaja, bukan hanya saat kehamilan atau setelah anak lahir. "Ada yang perlu diperhatikan tentang anemia, karena memang kebanyakan terjadinya di usia remaja, jadi banyak hal yang perlu dicegah. Maka perlu disosialisasikan ke adik-adik remaja santri," ujarnya. Beliau menjelaskan bahwa anemia merupakan faktor signifikan yang berkontribusi pada stunting.
Workshop "Pencegahan Anemia pada Remaja Putri" di Pondok Pesantren Al Itqon menandai dimulainya program serial yang akan menjangkau seluruh pondok pesantren di Jawa Tengah. Program ini didukung oleh Dinas Kesehatan Jawa Tengah, yang telah mengirimkan 400 tablet tambah darah (TTD) untuk santriwati di Pesantren Al Itqon sebagai langkah awal. Gus Yasin berharap program ini akan memberikan dampak jangka panjang untuk mencegah stunting pada generasi mendatang Indonesia. "Ini untuk jangka panjang, untuk anak-anak Indonesia ke depan agar tidak ada yang stunting," tegasnya.
Workshop Pencegahan Anemia: Langkah Awal Menuju Generasi Bebas Stunting
Kegiatan workshop di Pondok Pesantren Al Itqon merupakan inisiasi dan peluncuran program pencegahan anemia di pondok pesantren se-Jawa Tengah. Program ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Layanan Kesehatan NU dan Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) sebagai penggerak utama, serta dukungan dari pemerintah provinsi dan kota Semarang. Pentingnya deteksi dini anemia menjadi fokus utama, dengan rencana untuk menempatkan detektor dini anemia di setiap pondok pesantren.
Ketua Layanan Kesehatan NU, Aris Sunandar, menyampaikan harapannya agar deteksi dini anemia dapat dilakukan secara berkelanjutan melalui sistem per kelompok di setiap pesantren. Sistem ini akan membantu skrining awal, dan santriwati yang menunjukkan gejala anemia akan dirujuk untuk pemeriksaan hemoglobin (HB) lebih lanjut. Hal ini menunjukkan komitmen untuk memantau dan menangani masalah anemia secara efektif.
Workshop tersebut dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah sekaligus pengasuh Ponpes Al Itqon Bugen KH Ubaidullah Shodaqoh, Ketua dan jajaran pengurus PWNU Jawa Tengah, perwakilan dari Pemkot Semarang, serta Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU). Kehadiran mereka menunjukkan dukungan penuh terhadap program pencegahan stunting ini.
Pencegahan Anemia: Kunci Utama Perangi Stunting
Program ini menekankan pentingnya konsumsi tablet tambah darah (TTD) sebagai salah satu upaya pencegahan anemia. Anemia, sebagai faktor risiko stunting, menjadi perhatian utama dalam program ini. Dengan menargetkan santriwati di pesantren, program ini diharapkan dapat menjangkau kelompok rentan dan memberikan dampak yang signifikan dalam upaya penurunan angka stunting di Jawa Tengah.
Inisiatif ini juga menunjukkan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, organisasi keagamaan, dan lembaga kesehatan dalam mengatasi masalah stunting. Kerjasama ini diharapkan dapat memperluas jangkauan program dan memastikan keberhasilannya dalam jangka panjang. Dengan deteksi dini dan intervensi yang tepat, diharapkan angka stunting di Jawa Tengah dapat ditekan secara signifikan.
Program ini tidak hanya berfokus pada pemberian TTD, tetapi juga pada edukasi dan sosialisasi mengenai pentingnya pencegahan anemia. Dengan pemahaman yang baik, diharapkan santriwati dapat menerapkan pola hidup sehat dan mencegah anemia sejak dini.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam program ini menunjukkan komitmen yang kuat dari pemerintah dan berbagai pihak terkait untuk mengatasi masalah stunting di Jawa Tengah. Dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan program ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan dalam menurunkan angka stunting di masa mendatang.
Semoga program ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya pencegahan stunting. Dengan kerjasama dan komitmen bersama, Indonesia dapat mewujudkan generasi muda yang sehat dan bebas dari stunting.