Cold Storage di Morotai: Kunci Ekspor Tuna Indonesia Tembus Pasar Jepang
Menteri Trenggono optimis ekspor tuna Indonesia meningkat pesat berkat fasilitas cold storage di SKPT Morotai, Maluku Utara, yang didukung penuh oleh JICA Jepang.
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono, meresmikan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Morotai di Maluku Utara pada 30 April 2024. Peresmian ini menandai langkah signifikan dalam meningkatkan ekspor tuna Indonesia, khususnya tuna sirip kuning, ke pasar internasional seperti Jepang dan Singapura. Keberhasilan ini ditopang oleh pembangunan fasilitas cold storage berkapasitas besar di SKPT Morotai.
Fasilitas cold storage dengan kapasitas 200 ton dan pendinginan hingga minus 60 derajat Celcius menjadi kunci utama peningkatan kualitas dan daya saing tuna Indonesia. Dengan kemampuan penyimpanan yang optimal, tuna dapat dipertahankan kesegarannya hingga siap untuk diekspor. Hal ini menjawab tantangan utama dalam menjaga kualitas produk perikanan selama proses distribusi dan pengiriman ke luar negeri.
"Cold storage yang begitu besar bisa menyimpan ikan tuna sirip kuning lebih segar dan bisa langsung diekspor ke Jepang," ujar Menteri Trenggono. Pernyataan ini menegaskan optimisme pemerintah dalam meningkatkan nilai ekonomi sektor perikanan melalui peningkatan kualitas produk dan perluasan pasar ekspor.
SKPT Morotai: Simbol Pertumbuhan Ekonomi di Wilayah Pesisir
SKPT Morotai tidak hanya berperan sebagai pusat aktivitas nelayan, tetapi juga sebagai simbol pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di wilayah pesisir, khususnya di kawasan pulau terluar. Pembangunan SKPT ini selaras dengan komitmen pemerintah dalam mewujudkan kedaulatan pangan laut dan memperkuat ekonomi berbasis kelautan. Keberadaan SKPT juga mendekatkan layanan infrastruktur perikanan kepada masyarakat di wilayah strategis dan perbatasan.
"Pembangunan pelabuhan perikanan ini tidak hanya berfungsi sebagai pusat aktivitas nelayan, tetapi juga sebagai simbol pertumbuhan ekonomi wilayah yang berkelanjutan," tambah Menteri Trenggono. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur perikanan tidak hanya berfokus pada peningkatan produksi, tetapi juga pada dampak ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat sekitar.
Selain cold storage, SKPT Morotai juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang lainnya, seperti ice flake machine, kantor administrasi, seawall, barak nelayan, mess pegawai, gudang logistik. Kelengkapan fasilitas ini menunjang operasional nelayan dan memastikan kelancaran proses pengolahan dan penyimpanan hasil tangkapan.
Konsep SKPT sendiri mengutamakan integrasi, efisiensi, kualitas, dan akselerasi tinggi dalam pengelolaan kawasan perikanan. Lokasi SKPT Morotai yang strategis, berbatasan langsung dengan kawasan Pasifik, memberikan potensi perikanan yang luar biasa, terutama untuk komoditas tuna sirip kuning.
Potensi Ekspor Tuna Sirip Kuning dari Morotai
Data tahun 2024 menunjukkan total produksi tuna sirip kuning di SKPT Morotai mencapai 1.382 ton dengan nilai produksi mencapai Rp65,83 miliar. Angka ini merupakan hasil kontribusi dari beberapa desa di Morotai. Dengan adanya pengembangan infrastruktur, seperti pembangunan dermaga dan breakwater, diperkirakan jumlah kapal akan bertambah menjadi 175 unit, sehingga total estimasi produksi dapat mencapai 39.100 ton per tahun, dan menyerap tenaga kerja hingga 1.320 orang.
Head of Representatives JICA, Sachiko Tadeka, menyatakan optimismenya terhadap SKPT Morotai. Beliau menekankan bahwa fasilitas rantai dingin yang lengkap memungkinkan tuna sirip kuning diolah menjadi sashimi dan diekspor langsung ke Jepang. Kerja sama antara Indonesia dan Jepang dalam proyek ini memperkuat hubungan strategis kedua negara di kawasan Indo-Pasifik.
Dengan dukungan penuh dari JICA Jepang melalui hibah senilai Rp115.710.859.000, SKPT Morotai diharapkan menjadi model pembangunan sektor perikanan yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi perekonomian Indonesia. Peningkatan ekspor tuna, khususnya tuna sirip kuning, akan memberikan kontribusi signifikan terhadap devisa negara dan kesejahteraan masyarakat di wilayah Morotai.
Keberhasilan ini juga menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam memajukan sektor kelautan dan perikanan Indonesia. Dengan adanya infrastruktur yang memadai dan dukungan dari berbagai pihak, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam pasar ekspor produk perikanan berkualitas tinggi di kancah internasional.