Disdik Kotim Larang Wisuda di Sekolah: Perpisahan Sederhana Lebih Bermakna
Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur melarang wisuda di sekolah, mengimbau perpisahan sederhana tanpa membebani orang tua, dan mendorong pemanfaatan fasilitas sekolah.
Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, secara tegas melarang seluruh sekolah di bawah kewenangannya, mulai dari tingkat TK/PAUD hingga SMP, untuk menyelenggarakan acara wisuda kelulusan siswa. Larangan ini disampaikan langsung oleh Kepala Disdik Kotim, Muhammad Irfansyah, di Sampit pada Rabu, 16 April. Larangan tersebut didasari Surat Edaran Kemendikbud Ristek Nomor 14 Tahun 2023 yang menekankan bahwa prosesi wisuda tidak boleh memberatkan orang tua atau wali murid.
Meskipun larangan ini telah diterapkan sejak tahun 2023, masih banyak sekolah yang mencoba meminta izin menggelar acara wisuda dengan berbagai alasan. Beberapa sekolah beralasan telah membeli toga dan hanya ingin berfoto dengan atribut wisuda. Namun, Irfansyah menegaskan, "Kami tetap melarang meski cuma foto, jadi istilah apapun yang berkaitan dengan wisuda itu untuk anak sekolah tidak boleh." Beliau menjelaskan bahwa wisuda merupakan upacara sakral bagi perguruan tinggi dan tidak seharusnya disamakan dengan kelulusan siswa sekolah dasar dan menengah.
Kepala Disdik Kotim juga menambahkan bahwa pelaksanaan wisuda di sekolah dapat berdampak negatif pada mental anak, yang kemudian menganggap wisuda sebagai keharusan di setiap jenjang pendidikan. Oleh karena itu, Disdik Kotim mendorong sekolah untuk mengganti acara wisuda dengan acara pelepasan topi dan dasi sekolah sebagai seremonial perpisahan yang lebih sederhana dan bermakna. Hal ini sejalan dengan imbauan agar sekolah tidak menggelar acara perpisahan yang mewah dan mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas sekolah yang telah tersedia.
Pertimbangan Pelarangan Wisuda di Sekolah
Larangan wisuda di sekolah ini didasarkan pada beberapa pertimbangan penting. Salah satunya adalah untuk menghindari beban biaya tambahan bagi orang tua siswa. Proses wisuda, dengan berbagai atribut dan acaranya, seringkali memerlukan pengeluaran yang cukup besar, yang dapat memberatkan ekonomi keluarga. Dengan melarang wisuda, Disdik Kotim berupaya menciptakan kesetaraan kesempatan bagi semua siswa, terlepas dari latar belakang ekonomi keluarga mereka.
Selain itu, larangan ini juga bertujuan untuk menjaga nilai-nilai pendidikan yang sesungguhnya. Wisuda, yang identik dengan perguruan tinggi, memiliki konotasi dan makna yang berbeda dengan kelulusan di jenjang pendidikan dasar dan menengah. Dengan melarang wisuda di sekolah, diharapkan siswa dapat lebih fokus pada proses belajar dan pencapaian akademik mereka, tanpa terpengaruh oleh seremonial yang mungkin kurang relevan.
Lebih lanjut, Disdik Kotim juga ingin menghindari pembentukan persepsi yang keliru pada siswa. Dengan seringnya melihat wisuda di perguruan tinggi, siswa mungkin akan merasa bahwa wisuda merupakan suatu keharusan dalam setiap jenjang pendidikan. Hal ini dapat menimbulkan tekanan dan ekspektasi yang tidak perlu bagi siswa.
Imbauan Perpisahan Sederhana dan Efektif
Sebagai alternatif dari wisuda, Disdik Kotim mengimbau sekolah untuk menyelenggarakan acara perpisahan yang sederhana namun tetap bermakna. Sekolah didorong untuk memanfaatkan fasilitas yang telah tersedia di sekolah, seperti panggung kreativitas, untuk menggelar acara perpisahan yang kreatif dan tidak memerlukan biaya yang besar. Hal ini sejalan dengan upaya untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang ada dan menghindari pemborosan.
Dengan melarang wisuda dan mengimbau perpisahan sederhana, Disdik Kotim berharap dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih adil, efektif, dan berfokus pada prestasi akademik siswa. Pihaknya juga menekankan pentingnya kerjasama antara sekolah, orang tua, dan pemerintah daerah untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik dan berkelanjutan.
Sehubungan dengan akan berakhirnya tahun pelajaran 2024/2025, Disdik Kotim kembali menegaskan imbauannya agar seluruh sekolah menghindari acara perpisahan yang mewah dan mengedepankan efisiensi serta pemanfaatan fasilitas sekolah yang ada. Harapannya, perpisahan kelulusan siswa dapat dirayakan dengan sederhana, namun tetap berkesan dan bermakna bagi seluruh pihak yang terlibat.