DPR RI Harap Konferensi PUIC Mampu Persatukan Negara-negara Anggota OKI
Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah berharap Konferensi Ke-19 Uni Parlemen Negara Anggota OKI (PUIC) dapat mendorong persatuan negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dalam menghadapi tantangan global.
Ketua Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Said Abdullah, menyampaikan harapannya agar Indonesia dapat mendorong persatuan negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) melalui Konferensi Ke-19 Uni Parlemen Negara Anggota OKI (PUIC). Konferensi ini diharapkan menjadi wadah untuk mengatasi berbagai tantangan global yang dihadapi dunia saat ini, termasuk persaingan ekonomi dan politik, perang tarif perdagangan, perubahan iklim, kemiskinan, kesenjangan sosial, dan ketegangan geopolitik. Konferensi tersebut diselenggarakan bertepatan dengan peringatan 25 tahun (silver jubilee) PUIC sejak dibentuk pada tahun 1999, dihadiri sekitar 450 delegasi parlemen negara-negara OKI dari 38 negara, termasuk 10 negara pengamat.
Said Abdullah menekankan pentingnya manifestasi ajaran Islam rahmatan lil alamin dalam memberikan solusi atas berbagai permasalahan global. Ia berharap rekomendasi dari PUIC dapat menjadi landasan bagi dunia Islam untuk menciptakan perdamaian dan tata dunia yang lebih baik. Situasi terkini, seperti konflik antara Pakistan dan India, serta agresi militer Israel terhadap Palestina, menjadi sorotan dan menunjukkan urgensi persatuan negara-negara OKI dalam menghadapi tantangan tersebut. "Kita berharap melalui rekomendasi PUIC, dunia Islam mampu memanifestasikan ajaran-ajaran Islam yang rahmatan lil alamin untuk memberikan jalan keluar atas berbagai masalah yang ada," ujar Said dalam keterangan tertulis.
Indonesia, sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, memiliki peran penting dalam mendorong persatuan dan perdamaian di antara negara-negara anggota OKI. Kemajuan Indonesia dalam berdemokrasi, khususnya dalam hal penggabungan nilai-nilai Islam dan demokrasi dalam kehidupan bernegara, dapat menjadi contoh bagi negara-negara anggota OKI lainnya. Said Abdullah juga menyoroti pentingnya partisipasi perempuan dalam berbagai bidang sebagai salah satu indikator kemajuan demokrasi, yang menurutnya masih kurang di banyak negara Muslim. "Islam yang sakral dan demokrasi yang profan, namun bisa dipadukan dalam kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan di Indonesia," tegas Said.
Pentingnya Persatuan Negara-negara OKI
Konferensi PUIC diharapkan dapat menjadi momentum bagi negara-negara anggota OKI untuk memperkuat solidaritas dan kerja sama dalam menghadapi tantangan global. Persatuan ini sangat penting untuk mengatasi berbagai konflik dan permasalahan yang dihadapi oleh negara-negara Muslim, termasuk konflik di Timur Tengah. Said Abdullah berharap konferensi ini dapat menghasilkan resolusi damai di Timur Tengah, yang selama ini sulit terwujud. "Lebih menyedihkan lagi Palestina, yang mengalami pembumihangusan oleh Israel secara kejam. Bahkan bantuan kemanusiaan tidak bisa tersalurkan karena di-blokade Israel," tutur Said, menggambarkan situasi yang memprihatinkan di Palestina.
Indonesia, dengan posisinya sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar dan memiliki pengalaman dalam berdemokrasi, memiliki peran strategis dalam mendorong persatuan dan perdamaian di dunia Islam. Keberhasilan Indonesia dalam menggabungkan nilai-nilai Islam dan demokrasi dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi negara-negara anggota OKI lainnya. Hal ini diharapkan dapat menciptakan stabilitas politik dan sosial, serta mendorong pembangunan yang berkelanjutan di negara-negara anggota OKI.
Partisipasi perempuan dalam berbagai bidang juga menjadi poin penting yang disoroti oleh Said Abdullah. Ia menekankan pentingnya peran perempuan dalam kehidupan bernegara dan kemasyarakatan, sebagai salah satu indikator kemajuan demokrasi. Parlemen Indonesia, dengan kepemimpinan perempuan, telah menunjukkan keberhasilan dalam menjadi parlemen yang disegani dunia dan aktif menyuarakan perdamaian dunia serta politik global yang lebih setara.
Harapan Terhadap Konferensi PUIC
Said Abdullah berharap Konferensi Ke-19 PUIC dapat menjadi ruang konsolidasi dan memperkuat ikatan bersama negara-negara Muslim. Ia menekankan pentingnya persatuan untuk mewujudkan perdamaian di Timur Tengah dan menyelesaikan berbagai konflik yang terjadi. Konferensi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mencapai resolusi damai di Timur Tengah, yang selama ini belum terwujud. "Setidak-tidaknya untuk mewujudkan perdamaian di Timur Tengah sehingga PUIC ke 19 ini memberikan makna penting bagi pencapaian resolusi damai di Timur Tengah, yang selama ini gagal terwujud," harap Said.
Dengan kehadiran sekitar 450 delegasi dari 38 negara anggota OKI dan 10 negara pengamat, konferensi ini memiliki potensi besar untuk menghasilkan kesepakatan dan rekomendasi yang dapat mendorong persatuan dan kerja sama di antara negara-negara anggota OKI. Indonesia, sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar dan memiliki pengalaman dalam berdemokrasi, diharapkan dapat memainkan peran kunci dalam mendorong tercapainya tujuan tersebut.
Kesimpulannya, Konferensi PUIC diharapkan dapat menjadi titik balik bagi negara-negara anggota OKI untuk bersatu dan menghadapi tantangan global secara bersama-sama. Peran Indonesia sebagai contoh dalam menggabungkan nilai-nilai Islam dan demokrasi, serta mendorong partisipasi perempuan, sangat penting dalam mencapai tujuan tersebut.