Dua Sapi Bantul Lolos Seleksi Hewan Kurban Presiden
Dua sapi dari Bantul, Yogyakarta, berhasil lolos verifikasi dan terpilih menjadi hewan kurban Presiden Joko Widodo pada Idul Adha 1446 H.
Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, Bagaimana? Dua sapi dari Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), terpilih menjadi hewan kurban Presiden Joko Widodo pada Idul Adha 1446 H. Kedua sapi milik peternak lokal, Bapak Wawan dari Mangunan Dlingo dan Bapak Agus dari Segoroyoso Pleret, lolos verifikasi ketat dari tim Sekretariat Negara. Proses seleksi dilakukan setelah puluhan sapi dari Bantul didaftarkan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul. Sapi-sapi tersebut dipilih karena memenuhi kriteria yang telah ditetapkan, yaitu berat badan minimal 800 kilogram dan kondisi kesehatan yang prima. Pemilihan ini bertujuan untuk memastikan hewan kurban yang berkualitas dan sehat untuk kegiatan keagamaan tersebut.
Proses verifikasi yang dilakukan oleh tim Sekretariat Negara sangat ketat. Dari puluhan sapi yang didaftarkan, hanya dua sapi yang memenuhi seluruh kriteria yang ditentukan. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memastikan kualitas hewan kurban yang akan digunakan. Kedua peternak, Bapak Wawan dan Bapak Agus, telah bekerja keras dalam memelihara sapi-sapi mereka hingga memenuhi standar yang ditetapkan.
Pemilihan sapi kurban Presiden ini juga menjadi bukti kualitas peternak di Bantul. Keberhasilan dua sapi dari Bantul lolos seleksi menunjukkan potensi peternakan di daerah tersebut. Ke depan, diharapkan lebih banyak peternak di Bantul dapat meningkatkan kualitas ternak mereka agar dapat memenuhi standar yang ditetapkan dan terpilih sebagai hewan kurban Presiden di tahun-tahun mendatang. DKPP Bantul pun memberikan imbauan kepada para peternak untuk terus menjaga kesehatan dan kualitas ternak mereka.
Seleksi Ketat, Dua Sapi PO Memenuhi Syarat
Kepala DKPP Bantul, Joko Waluyo, menjelaskan bahwa kedua sapi jenis Peranakan Ongole (PO) tersebut berhasil lolos seleksi karena memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. "Sapi yang kurban Pak Presiden tahun ini ada dua," kata Joko Waluyo. "Satu berasal dari Mangunan Dlingo milik Pak Wawan, satu lagi dari daerah Segoroyoso Pleret punya Pak Agus." Kedua sapi tersebut memiliki berat sekitar 900 kilogram, melampaui batas minimal 800 kilogram. Selain itu, kedua sapi juga dinyatakan sehat setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh tim verifikasi.
Proses seleksi yang dilakukan sangat ketat dan teliti. Tim verifikasi tidak hanya memeriksa berat badan sapi, tetapi juga kondisi kesehatan secara menyeluruh. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa sapi yang dipilih dalam kondisi prima dan layak untuk dijadikan hewan kurban. Pemeriksaan kesehatan meliputi berbagai aspek, mulai dari pemeriksaan fisik hingga pemeriksaan laboratorium, untuk menjamin kesehatan dan kebugaran sapi.
Joko Waluyo menambahkan, "Kalau dulu pendaftar di Bantul atau sapi-sapi yang memenuhi syarat itu jumlahnya antara 20 sampai 30 sapi, namun setelah diverifikasi dan dicek lapangan ternyata yang lolos dua sapi." Hal ini menunjukkan betapa tingginya standar yang diterapkan dalam seleksi hewan kurban Presiden. Hanya sapi-sapi yang benar-benar memenuhi kriteria yang ketat yang dapat lolos seleksi.
DKPP Bantul juga menekankan pentingnya pengawasan dan pemeliharaan ternak yang baik. Peternak diimbau untuk selalu memantau kesehatan ternak mereka dan melakukan perawatan yang optimal agar terhindar dari penyakit. Hal ini penting untuk menjaga kualitas ternak dan memastikan ketersediaan hewan kurban yang sehat dan layak.
Pengawasan dan Pemeliharaan Ternak
Setelah lolos seleksi, kedua sapi tersebut masih berada di kandang masing-masing peternak. Rencananya, sapi-sapi tersebut akan dibawa ke lokasi pemotongan satu hari sebelum Idul Adha. Lokasi pemotongan berbeda untuk masing-masing sapi; satu di Kelurahan Srimartani, Piyungan, dan satu lagi di daerah Wonokromo Pleret. DKPP Bantul terus mengawasi kondisi kedua sapi tersebut hingga hari pemotongan.
Sebagai tindak lanjut dari seleksi ini, DKPP Bantul mengimbau para peternak untuk meningkatkan kewaspadaan dan perawatan ternak mereka. "Peternak saya suruh mengawasi, memelihara dengan baik, jangan sampai nanti kena penyakit," ujar Joko Waluyo. "Teman-teman Dinas lebih cermat, kita awasi jangan sampai ada penyakit, pokoknya kita jaga, jangan sampai ada penyakit atau sakit sebelum hari H." Pengawasan ketat ini bertujuan untuk memastikan bahwa sapi-sapi tersebut tetap sehat dan layak untuk dijadikan hewan kurban.
Langkah-langkah pengawasan dan pemeliharaan yang dilakukan oleh DKPP Bantul menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung program penyediaan hewan kurban yang berkualitas. Dengan pengawasan yang ketat dan pemeliharaan yang baik, diharapkan dapat dihasilkan hewan kurban yang sehat dan memenuhi standar yang telah ditetapkan. Hal ini juga akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas hewan kurban yang disediakan.
Keberhasilan dua sapi dari Bantul lolos seleksi hewan kurban Presiden menjadi bukti kualitas peternakan di daerah tersebut. Hal ini diharapkan dapat memotivasi peternak lain untuk meningkatkan kualitas ternak mereka dan berkontribusi dalam penyediaan hewan kurban yang berkualitas untuk masyarakat.