Erupsi Gunung Marapi: Peningkatan Pasokan Fluida Jadi Penyebab Utama
Gunung Marapi di Sumatera Barat erupsi pada Rabu pagi akibat peningkatan pasokan fluida dan peningkatan aktivitas gempa vulkanik dangkal, Badan Geologi menetapkan status Waspada Level II.
Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat, mengalami erupsi pada Rabu, 14 Mei 2025, pukul 09.42 WIB. Erupsi ini, menurut Badan Geologi Kementerian ESDM, disebabkan oleh peningkatan pasokan fluida dari dalam gunung. Kolom abu vulkanik teramati mencapai ketinggian 1.600 meter di atas puncak gunung, mengarah ke timur laut, khususnya wilayah Payakumbuh.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menjelaskan bahwa peningkatan aktivitas gempa vulkanik dangkal menjadi indikator utama peningkatan pasokan fluida tersebut. Tercatat 15 kali gempa vulkanik dangkal pada 12 Mei 2025, dan meningkat drastis menjadi 31 kali pada 14 Mei 2025 hingga pukul 11.00 WIB. Hal ini menunjukkan peningkatan tekanan di dalam gunung api yang akhirnya memicu erupsi.
Meskipun erupsi terjadi, Badan Geologi menegaskan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Marapi masih tergolong tinggi, namun fluktuatif. Status Gunung Marapi tetap berada pada Level II (Waspada) sejak 1 Desember 2024, sejak periode erupsi dimulai pada 3 Desember 2023. Meskipun intensitasnya menurun secara fluktuatif, potensi bahaya tetap perlu diwaspadai.
Aktivitas Vulkanik dan Rekomendasi PVMBG
Berdasarkan data seismik dan pengamatan visual, aktivitas vulkanik Gunung Marapi menunjukkan peningkatan signifikan sebelum erupsi. Peningkatan jumlah gempa vulkanik dangkal mengindikasikan pergerakan magma dan fluida di bawah permukaan. Abu vulkanik berwarna kelabu tebal terlihat jelas mengarah ke timur laut, menunjukkan arah dominan penyebaran material erupsi.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah mengeluarkan rekomendasi penting bagi masyarakat sekitar. Masyarakat, wisatawan, dan pengunjung dilarang keras beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari pusat aktivitas, yaitu Kawah Verbeek. Larangan ini bertujuan untuk mencegah potensi bahaya yang diakibatkan oleh erupsi susulan atau ancaman lain.
PVMBG juga memberikan peringatan akan potensi lahar dingin, terutama bagi penduduk yang tinggal di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi. Ancaman ini semakin besar ketika terjadi hujan deras, baik saat ini maupun di musim hujan mendatang. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga terhadap potensi bencana lahar dingin.
Sebagai langkah antisipasi terhadap dampak abu vulkanik, masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan pernapasan. Hal ini penting untuk melindungi kesehatan masyarakat dari paparan abu vulkanik yang dapat membahayakan saluran pernapasan.
Kesimpulan
Erupsi Gunung Marapi yang terjadi pada 14 Mei 2025 menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan terhadap aktivitas gunung api. Peningkatan pasokan fluida dan aktivitas seismik menjadi indikator utama yang perlu dipantau secara intensif. Rekomendasi PVMBG harus dipatuhi untuk meminimalisir risiko bahaya bagi masyarakat sekitar. Keselamatan dan kewaspadaan masyarakat tetap menjadi prioritas utama dalam menghadapi potensi ancaman erupsi susulan dan bahaya lahar dingin.