Gempa Magnitudo 4,9 Guncang Ternate, BMKG Imbau Warga Tetap Tenang
BMKG mengimbau warga Ternate untuk tetap tenang pascagempa magnitudo 4,9 yang terjadi Minggu malam, 2 Maret 2024, meskipun guncangan terasa hingga Halmahera Selatan.
Gempa bumi berkekuatan magnitudo 4,9 mengguncang Kota Ternate, Maluku Utara, pada Minggu malam, 2 Maret 2024, pukul 21:26 WIT. Pusat gempa berada di 67 km Barat Daya Ternate, dengan kedalaman 18 km. BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan waspada, memastikan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Petugas Operasional BMKG Stasiun Geofisika Kelas III Ternate, Vida Julia, menyatakan, "Kami meminta warga di daerah ini untuk tidak panik, tetapi tetap waspada terhadap gempa bumi yang terjadi." Analisis BMKG menunjukkan gempa merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng laut Maluku. Guncangan gempa dirasakan di sejumlah wilayah, termasuk Ternate dan Halmahera Selatan.
Meskipun guncangan cukup terasa, hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan atau korban jiwa akibat gempa tersebut. BMKG terus memantau aktivitas seismik di wilayah tersebut untuk memberikan informasi terkini kepada masyarakat.
Gempa Terasa Hingga Halmahera Selatan
Berdasarkan laporan masyarakat dan data BMKG, gempa bumi magnitudo 4,9 ini dirasakan di Ternate dengan intensitas III-IV MMI. Artinya, getaran dirasakan di dalam rumah seakan-akan ada truk yang berlalu. Guncangan juga terasa di Kabupaten Halmahera Selatan dengan intensitas III MMI, di mana getaran dirasakan nyata di dalam rumah.
Vida Julia menjelaskan lebih lanjut mengenai karakteristik gempa tersebut. Ia menekankan bahwa lokasi episenter dan kedalaman hiposenter menunjukkan gempa merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng laut Maluku. Hal ini menjadi penting untuk dipahami masyarakat agar tidak terjadi kepanikan yang berlebihan.
Meskipun gempa terasa cukup kuat, BMKG memastikan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Imbauan untuk tetap tenang dan waspada tetap diutamakan guna mencegah penyebaran informasi yang tidak akurat dan menimbulkan keresahan.
Penjelasan detail mengenai parameter gempa, termasuk koordinat episenter (0.63LU dan 126.78 BT) dan kedalaman hiposenter (18 km), telah dipublikasikan oleh BMKG melalui berbagai saluran informasi.
Reaksi Warga Ternate
Awi, seorang warga Kelurahan Gambesi, Kecamatan Ternate Selatan, menceritakan pengalamannya saat gempa terjadi. Saat itu ia sedang mengendarai sepeda motor dan merasakan guncangan yang sangat kuat. "Saya kira ban motor pecah, karena terasa sangat kuat dan melihat sejumlah orang panik dan lari berhamburan di jalan raya," ujarnya.
Kisah Awi menggambarkan bagaimana guncangan gempa cukup signifikan dan menimbulkan reaksi panik di kalangan masyarakat. Namun, berkat informasi cepat dan akurat dari BMKG yang memastikan tidak adanya potensi tsunami, kepanikan tersebut dapat dikendalikan.
Kejadian ini juga menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Masyarakat diimbau untuk selalu mengikuti arahan dan informasi resmi dari BMKG serta instansi terkait lainnya dalam menghadapi situasi seperti ini.
Meskipun tidak menimbulkan kerusakan berarti, gempa ini menjadi pelajaran berharga bagi warga Ternate dan sekitarnya untuk selalu waspada terhadap potensi gempa bumi di wilayah rawan bencana tersebut.
BMKG terus melakukan pemantauan dan akan memberikan informasi terbaru jika terjadi perkembangan lebih lanjut terkait aktivitas seismik di wilayah Ternate dan sekitarnya.