Gerindra Bali Bantah Terkait Ormas GRIB Jaya: Tak Ada Afiliasi Resmi
Partai Gerindra Bali tegas membantah afiliasi dengan Ormas GRIB Jaya yang baru dilantik, meskipun video pelantikan menggunakan latar belakang bendera partai.
Denpasar, 3 Mei 2024 - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Provinsi Bali dengan tegas membantah adanya keterkaitan dengan pembentukan organisasi kemasyarakatan (ormas) Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya. Bantahan ini disampaikan menyusul beredarnya video peresmian kepengurusan GRIB Jaya di Bali yang menampilkan latar belakang bendera Partai Gerindra. Sekretaris DPD Partai Gerindra Bali, Kadek Rambo Budi Prasetya, menyatakan ketidaktahuan partai atas peristiwa tersebut. Kejadian ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai hubungan sebenarnya antara kedua pihak.
Rambo menekankan, "Terkait masalah foto dan segala macam, kami tidak mengetahui itu posisi tempat di mana. Yang jelas Partai Gerindra tidak pernah berafiliasi dengan ormas GRIB." Ia bahkan mengaku tidak mengetahui kapan dan di mana video serta foto yang menampilkan bendera Partai Gerindra sebagai latar tersebut diambil. Ketidakjelasan ini semakin mempertegas keraguan publik mengenai keterlibatan Gerindra.
Kehebohan ini bermula dari beredarnya video pelantikan GRIB Jaya di media sosial, yang kemudian memicu reaksi dari berbagai pihak. Ketua DPD Partai Gerindra Bali, Made Muliawan Arya, bahkan turun tangan untuk memberikan klarifikasi melalui beberapa platform media sosial. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya partai menanggapi isu tersebut dan upaya mereka untuk meluruskan kesalahpahaman yang terjadi.
Klarifikasi Gerindra Bali dan Status GRIB Jaya
Rambo menegaskan bahwa Partai Gerindra senantiasa terbuka menjalin hubungan baik dengan berbagai ormas di Bali, selama tetap berpegang teguh pada ideologi Pancasila. Namun, ia menekankan tidak adanya hubungan resmi atau afiliasi khusus antara Gerindra dan GRIB. "Namun, pada prinsipnya apabila berkawan, Partai Gerindra di Bali berkawan dengan semua ormas yang ada di Bali karena kami meyakini secara pertemanan, semua ormas ini punya ideologi yang baik, pasti berlandaskan Pancasila," ujarnya.
Video pelantikan GRIB Jaya yang beredar memperlihatkan Yosef Nahak sebagai ketua terpilih. Dalam acara tersebut, Ketua DPP GRIB Jaya, Hercules Rosario, turut hadir bersama sejumlah atribut organisasi dan, yang menjadi sorotan, bendera Partai Gerindra di sudut kanan. Kehadiran bendera partai tersebut yang menjadi pemicu utama kontroversi ini.
Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Bali, Ngurah Wiryanatha, memberikan pernyataan terpisah terkait status legalitas GRIB Jaya. Ia menyatakan bahwa ormas tersebut belum resmi karena belum mengajukan permohonan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) ke Pemprov Bali. "Sampai sekarang GRIB belum ada mengajukan SKT ke Kesbangpol," ujarnya melalui pesan singkat. Pernyataan ini semakin memperkuat dugaan bahwa GRIB Jaya belum memiliki legal standing yang sah.
Analisis dan Implikasi
Kejadian ini menyoroti pentingnya transparansi dan kehati-hatian dalam menjalin hubungan antara partai politik dan ormas. Meskipun Gerindra menyatakan tidak ada afiliasi resmi, keberadaan bendera partai dalam video pelantikan GRIB Jaya menimbulkan interpretasi yang beragam di masyarakat. Hal ini dapat berdampak negatif pada citra partai, terutama jika tidak dijelaskan secara tuntas.
Lebih lanjut, status GRIB Jaya yang belum resmi juga menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana ormas tersebut dapat beroperasi dan melakukan kegiatan pelantikan. Ketiadaan SKT dari Kesbangpol mengindikasikan potensi pelanggaran administrasi dan hukum. Pemerintah daerah perlu menindaklanjuti hal ini untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.
Ke depan, baik Partai Gerindra maupun ormas GRIB Jaya perlu lebih berhati-hati dalam menjaga citra dan kepatuhan hukum. Transparansi dan komunikasi yang efektif sangat penting untuk mencegah kesalahpahaman dan menjaga kepercayaan publik. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak terkait.