Gunung Marapi Erupsi Lagi! Kolom Abu Capai 800 Meter
Gunung Marapi di Sumatera Barat kembali erupsi pada Kamis malam pukul 19.39 WIB dengan tinggi kolom abu mencapai 800 meter, meningkatkan status waspada menjadi Level II.
Gunung Marapi, yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya. Pada Kamis malam, 15 Mei 2025, pukul 19.39 WIB, gunung berapi ini meletus dengan dahsyat. Letusan tersebut memuntahkan kolom abu vulkanik setinggi 800 meter di atas puncak kawah, mengundang keprihatinan dan kewaspadaan masyarakat sekitar.
Petugas Pos Gunung Api Marapi, Teguh, melaporkan langsung dari Padang, "Terjadi erupsi Gunung Marapi pukul 19.39 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 800 meter di atas puncak." Kolom abu yang teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal, condong mengarah ke timur. Aktivitas vulkanik ini terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimum 23,4 milimeter dan berdurasi sekitar 56 detik.
Erupsi ini menjadi letusan kesembilan Gunung Marapi sejak pertengahan Mei 2025. Catatan PVMBG menunjukkan bahwa letusan sebelumnya memiliki ketinggian kolom abu yang bervariasi, dengan letusan tertinggi mencapai 1.600 meter di atas puncak. Dengan adanya peningkatan aktivitas vulkanik ini, status Gunung Marapi tetap berada pada Level II atau Waspada.
Status Waspada dan Rekomendasi PVMBG
Menyikapi erupsi Gunung Marapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan sejumlah rekomendasi penting demi keselamatan masyarakat. Masyarakat di sekitar Gunung Marapi, wisatawan, dan pengunjung dilarang keras beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari pusat aktivitas kawah, yaitu Kawah Verbeek. Larangan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya korban jiwa akibat dampak langsung letusan.
PVMBG juga memberikan peringatan serius mengenai potensi bahaya lahar dingin. Masyarakat yang bermukim di sepanjang aliran sungai yang berhulu dari puncak Gunung Marapi diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan. Ancaman lahar dingin ini terutama meningkat saat terjadi hujan atau musim hujan. Material vulkanik yang terbawa aliran air dapat menyebabkan bencana alam yang merugikan.
Sebagai langkah antisipasi, PVMBG juga merekomendasikan penggunaan masker penutup hidung dan mulut bagi masyarakat yang terdampak hujan abu. Hal ini bertujuan untuk mencegah gangguan saluran pernapasan akibat menghirup abu vulkanik. Langkah pencegahan ini sangat penting untuk melindungi kesehatan masyarakat di sekitar Gunung Marapi.
Antisipasi dan Kesiapsiagaan
Dengan status Gunung Marapi yang masih berada pada Level II (Waspada), kesiapsiagaan dan antisipasi menjadi kunci utama. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan dari pihak berwenang. Pemantauan aktivitas vulkanik terus dilakukan oleh PVMBG untuk memberikan informasi terkini dan akurat kepada masyarakat. Informasi yang cepat dan tepat sangat penting untuk membantu masyarakat dalam mengambil langkah-langkah evakuasi dan perlindungan diri.
Selain itu, penting bagi masyarakat untuk memahami jalur evakuasi dan tempat pengungsian yang telah ditetapkan. Simulasi evakuasi juga dapat dilakukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana. Kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait sangat penting dalam menghadapi ancaman erupsi Gunung Marapi.
Pemerintah daerah juga perlu memastikan kesiapan logistik dan fasilitas kesehatan untuk menghadapi kemungkinan peningkatan aktivitas vulkanik. Penyediaan masker, tempat berlindung sementara, dan layanan kesehatan merupakan hal krusial dalam penanganan dampak erupsi Gunung Marapi. Keselamatan dan kesejahteraan masyarakat harus menjadi prioritas utama dalam menghadapi situasi ini.
Dengan adanya peningkatan aktivitas Gunung Marapi, kewaspadaan dan kesiapsiagaan semua pihak sangatlah penting. Semoga dengan langkah-langkah antisipasi yang tepat, dampak erupsi Gunung Marapi dapat diminimalisir dan keselamatan masyarakat dapat terjaga.