Hari Bumi: KLH Tekankan Peran Bank Sampah dalam Mengurangi Timbulan Sampah
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menekankan pentingnya peran bank sampah dalam mengurangi timbulan sampah di Indonesia, seiring dengan rencana penutupan TPA terbuka dan peluncuran Modul Training of Trainers (ToT) Bank Sampah.
Dalam rangka memperingati Hari Bumi, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) kembali mengingatkan pentingnya pengelolaan sampah berkelanjutan di Indonesia. Salah satu fokus utama KLH adalah peningkatan peran bank sampah dalam mengurangi volume sampah yang terus meningkat. Hal ini disampaikan seiring dengan rencana penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) terbuka yang dinilai tidak ramah lingkungan.
Direktur Pengurangan Sampah dan Pengembangan Ekonomi Sirkuler KLH, Agus Rusly, menyatakan bahwa "Bapak Menteri telah mengeluarkan peraturan untuk penutupan aktivitas TPA open dumping. Hal ini membuat peran bank sampah sebagai social engineering menjadi krusial dalam pengurangan sampah." Pernyataan ini menekankan urgensi peningkatan peran bank sampah dalam mengatasi permasalahan sampah nasional.
Langkah nyata untuk mendukung peningkatan peran bank sampah adalah peluncuran Modul Training of Trainers (ToT) Bank Sampah oleh Program PHINLA, sebuah program kerjasama antara Divers Clean Action (DCA) dan Wahana Visi Indonesia (WVI) yang didukung oleh Pemerintah Jerman. KLH menyambut baik inisiatif ini dan berharap program tersebut dapat direplikasi secara luas untuk pengelolaan sampah yang lebih terstruktur dan masif.
Pentingnya Peran Bank Sampah dalam Pengelolaan Sampah Berkelanjutan
Program PHINLA sendiri merupakan program global yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang terkena dampak kemiskinan melalui pengelolaan sampah multi-sektoral. Program ini akan berjalan hingga tahun 2027 dan diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap pengurangan sampah di Indonesia. Dukungan dari Pemerintah Jerman menunjukkan komitmen internasional dalam mengatasi permasalahan sampah global.
Direktur Nasional Wahana Visi Indonesia (WVI), Angelina Theodora, menambahkan bahwa pihaknya berkomitmen mendukung program-program yang berpihak pada anak-anak. Ia juga menyoroti permasalahan sampah di perairan Indonesia, yang sebagian berasal dari negara lain. "Dari hasil pemantauan, sampah-sampah di pantai sekitar Jakarta banyak juga yang merupakan sampah dari negara lain. Melalui PHINLA, kami bergandengan bersama DCA, pemerintah Indonesia, dan pemerintah negara lainnya, karena kami percaya isu sampah dan lingkungan adalah isu yang universal," ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh pakar teknik lingkungan dari Universitas Trisakti, Rositayanti Hadisoebroto. Ia berharap modul ToT Bank Sampah dari PHINLA dapat menghidupkan kembali bank sampah yang kurang aktif dan memfasilitasi kerjasama dengan berbagai pihak. "Diharapkan dengan adanya modul edukasi ToT Bank Sampah dari PHINLA, dapat membantu membangkitkan bank sampah yang selama ini mati suri, serta mendukung bank sampah untuk bekerja sama dengan mitra lainnya yang saat ini menjadi tantangan," kata Rositayanti.
Tantangan dan Harapan Kedepan
Meskipun terdapat inisiatif positif seperti program ToT Bank Sampah, masih banyak tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan sampah di Indonesia. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah yang baik. Selain itu, keterbatasan infrastruktur dan pendanaan juga menjadi kendala dalam pengembangan bank sampah.
Ke depannya, diperlukan kerjasama yang lebih erat antara pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk mengatasi permasalahan sampah. Peningkatan edukasi dan sosialisasi mengenai pengelolaan sampah yang baik sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Selain itu, perlu adanya dukungan pendanaan yang memadai untuk pengembangan infrastruktur dan operasional bank sampah.
Dengan adanya komitmen dari berbagai pihak, termasuk KLH, program PHINLA, dan para ahli, diharapkan pengelolaan sampah di Indonesia dapat semakin baik. Peran bank sampah sebagai solusi inovatif dalam mengurangi timbulan sampah perlu terus didukung dan dikembangkan untuk mencapai Indonesia yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Langkah-langkah konkret seperti pelatihan dan pendampingan bagi pengelola bank sampah, serta peningkatan aksesibilitas bagi masyarakat untuk memanfaatkan layanan bank sampah, sangat penting untuk keberhasilan program ini. Partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam mewujudkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan di Indonesia.