Hujan Lebat Picu Longsor di Samarinda, Tiga Rumah Tertimbun
Hujan deras di Samarinda menyebabkan 21 titik genangan dan tiga rumah tertimbun longsor, dengan kemungkinan adanya korban jiwa.
Hujan lebat yang mengguyur Kota Samarinda, Kalimantan Timur, pada Senin, 12 Mei 2023, pukul 05.15 hingga 07.25 WITA, telah mengakibatkan bencana alam yang cukup parah. Bencana ini meliputi 21 titik genangan air dan yang paling mengkhawatirkan adalah tiga rumah yang tertimbun material longsor di Jalan Belimau Raya RT 22, Kelurahan Lempake. Diduga, ada sekitar empat orang yang berada di dalam rumah-rumah tersebut saat kejadian.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda, Suwarso, menyatakan bahwa hujan deras selama kurang lebih dua jam menyebabkan peningkatan volume air di berbagai drainase dan sungai. Akibatnya, sejumlah ruas jalan utama dan pemukiman warga terendam banjir dengan ketinggian bervariasi antara 30 hingga 100 sentimeter. Kejadian ini menimbulkan kepanikan dan kekhawatiran di tengah masyarakat Samarinda.
Selain genangan air yang merata di 21 titik, termasuk jalan poros Samarinda-Bandara APT Pranoto, Jalan Bitek, Jalan Citandui, dan sejumlah jalan lainnya, bencana longsor juga terjadi di beberapa lokasi. Longsor yang paling parah terjadi di Jalan Belimau Raya RT 22, mengakibatkan tiga rumah tertimbun material longsor. Tim BPBD langsung diterjunkan ke lokasi untuk melakukan evakuasi dan pencarian.
Genangan Air Meluas di Samarinda
Genangan air akibat hujan lebat tersebut cukup meluas di Kota Samarinda. Sebanyak 21 titik terdampak, meliputi jalan-jalan utama dan pemukiman padat penduduk. Beberapa daerah yang terdampak parah antara lain Jalan Poros Samarinda-Bandara APT Pranoto (simpang Lempake hingga Alaya), Jalan Bitek (RT 07 dan RT 01 Kelurahan Sempaja Siring), dan Jalan Citandui serta Serayu (Tanah Merah).
Ketinggian air di beberapa titik mencapai 100 sentimeter, menyulitkan aktivitas warga dan mengakibatkan kerusakan di sejumlah bangunan. Tim BPBD telah melakukan pendataan dan membantu evakuasi warga yang terdampak genangan air di berbagai lokasi tersebut. Upaya penanganan genangan air menjadi prioritas utama selain penanganan longsor.
Selain lokasi-lokasi yang telah disebutkan, genangan juga terjadi di Jalan Gunung Kapur, Giri Rejo, Kebun Agung, Kartini (Lempake), Jalan Daman Huri (Sungai Pinang), Jalan Gerilya (Sungai Pinang), Jalan Pramuka, Juanda, Kadri Oneng, AW Syahranie, Lejen Suprapto, Wahid Hasyim I, KS Tubun, Belimau (sekitar SMAN 9), Mugirejo Dalam, Talangsari Luar, dan Jalan Sayur (Sempaja Utara).
Longsor di Jalan Belimau Raya: Tiga Rumah Tertimbun
Longsor yang terjadi di Jalan Belimau Raya RT 22, Kelurahan Lempake, menjadi titik fokus utama penanganan bencana. Tiga rumah dilaporkan tertimbun material longsor, dan ada kekhawatiran adanya korban jiwa di dalam rumah-rumah tersebut. "Untuk longsor di Jalan Belimau Raya RT 22, berdasarkan informasi awal yang kami terima, ada tiga rumah tertimbun material longsor. Kami juga mendapatkan informasi kemungkinan ada warga yang berada di dalam rumah saat kejadian," ujar Suwarso.
Tim BPBD Kota Samarinda, dibantu oleh aparat kepolisian dan relawan, tengah melakukan upaya pencarian dan pertolongan di lokasi longsor. Proses evakuasi dan pencarian korban menjadi prioritas utama. Kondisi tanah yang labil dan material longsor yang masih menutupi rumah-rumah tersebut menyulitkan proses pencarian.
BPBD mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati, serta mengikuti arahan dari petugas di lapangan. Koordinasi antar instansi terkait terus dilakukan untuk memastikan keselamatan warga dan kelancaran proses evakuasi dan pencarian korban.
Selain longsor di Jalan Belimau Raya, longsor juga dilaporkan terjadi di Jalan Bengkuring Raya (Gang Kangkung) dan Jalan Belimau RT 07 Kelurahan Lempake, yang mengakibatkan kerusakan pada bangunan rumah.
Imbauan Waspada dan Kesimpulan
BPBD Kota Samarinda mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, terutama saat kondisi cuaca ekstrem seperti hujan deras. Masyarakat diminta untuk segera melaporkan kepada pihak berwenang jika melihat atau mengalami kejadian yang berpotensi menimbulkan bahaya. BPBD terus memantau perkembangan situasi dan memberikan informasi terkini kepada masyarakat.
Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi kita semua untuk selalu waspada terhadap potensi bencana alam, terutama di musim hujan. Pentingnya kesiapsiagaan dan koordinasi antar instansi terkait dalam menghadapi bencana alam sangat krusial untuk meminimalisir dampak dan kerugian yang ditimbulkan.