Imlek di Bangka: Perayaan Kebersamaan dan Toleransi Antar-Suku
Penjabat Bupati Bangka, Isnaini, menyebut perayaan Imlek 2576 Kongzili di Bangka sebagai momentum pemersatu keberagaman masyarakat, yang selama ini hidup rukun dan saling menghormati antar-suku Melayu dan Tionghoa.
Perayaan Imlek di Bangka: Simbol Kebersamaan dan Toleransi
Penjabat Bupati Bangka, Isnaini, menyatakan bahwa perayaan Imlek 2576 Kongzili yang jatuh pada Sabtu, 25 Januari 2025 di Sungailiat, Bangka Belitung, menjadi bukti nyata kebersamaan dan toleransi antar masyarakat. Perayaan tahunan ini, menurutnya, mempersatukan masyarakat yang beragam suku, agama, dan adat istiadat.
Isnaini menekankan pentingnya keberagaman sebagai kekayaan bangsa. Menurutnya, hidup berdampingan dengan rasa saling menghargai dan menghormati adalah kunci kerukunan. Di Bangka, hal ini terlihat jelas dalam harmonisnya hubungan antara masyarakat Melayu dan Tionghoa.
Ia menjelaskan, hubungan baik antara kedua suku tersebut sudah terjalin sejak lama, terbukti dari semboyan 'Fan Ngin, To Ngin Jit Jong' yang berarti pribumi Melayu dan Tionghoa setara. Semboyan ini merefleksikan rasa kekeluargaan yang kuat.
Toleransi antar-agama di Bangka juga sangat tinggi. Sebagai contoh, warga Tionghoa aktif terlibat dalam perayaan hari besar umat Islam seperti Idul Fitri dan Idul Adha. Mereka sering berkunjung ke rumah-rumah warga Melayu, bahkan ikut membantu mempersiapkan makanan khas hari raya.
Sebaliknya, saat Imlek, masyarakat Melayu juga turut serta merayakannya dengan mengunjungi rumah-rumah warga Tionghoa. Hal ini menunjukkan rasa kebersamaan dan saling menghormati yang begitu kental.
Isnaini menambahkan, perayaan Imlek kali ini diharapkan dapat memperkuat ikatan keluarga, meningkatkan keimanan, dan membawa kemakmuran di tahun baru. Semangat kebersamaan dan toleransi inilah yang menjadi kunci harmoni di Kabupaten Bangka.
Lebih lanjut, Isnaini berharap semangat kebersamaan dan toleransi yang ditunjukkan selama perayaan Imlek dapat terus dijaga dan ditingkatkan. Perayaan Imlek ini tidak hanya sekedar perayaan tahun baru bagi warga keturunan Tionghoa, tetapi juga menjadi simbol persatuan dan kesatuan masyarakat Kabupaten Bangka yang multikultur.